Chapter 14: Masa Bodoh!

486 47 20
                                    

Aku dan Juliet menghabiskan waktu kami berjalan mengelilingi mall. Kami melihat-lihat beberapa toko pakaian serta aksesoris lainnya. Di sepanjang jalan aku selalu memikirkan sesuatu. Sesuatu yang pastinya ada di benak setiap laki-laki yang mengalami nasib sama sepertiku.

Menemani seorang gadis jalan-jalan di mall apa lagi shopping, pastinya kebanyakan laki-laki akan memasang topeng senyum dan menggerutu di dalam hati mereka. Apalagi setelah mengingat kalimat Dini tentang 'Kamus cinta' yang menjadi panutan kaum hawa. Kalau tidak salah Dini pernah berkata, 'Laki-laki harus membayar setiap benda yang perempuan beli'. Nah, mengingat pasal itu saja sudah hampir membuatku menangis.

Sementara aku sedang melamun dengan hati yang menangis, Juliet malah asik-asikan memilih pakaian yang ingin dia beli. Senyum merekah di wajah Juliet, seolah dengan hanya shopping saja dia merasakan kebahagiaan paling besar dalam hidupnya.

Aku heran. Apa sebegitu menyenangkannya berbelanja bagi para perempuan? Kalau aku yang berbelanja pakaian, aku akan mencari yang ukurannya pas. Entah itu warna serta modelnya aku tak peduli, yang penting muat saja di tubuhku. Sangat menyayangkan jika barang yang kita beli tidak pas di tubuh kita, kan? Buang-buang uang saja kalau begitu.

"Hei hei, Darling. Bagaimana menurutmu? Apa ini cocok untukku?"

Juliet memamerkan gaun one-piece biru cerah. Gaun one-piece tersebut cukup polos dengan hanya hiasan sederhana. Tapi menurutku gaun one-piece itu memang cocok dengan tubuh Juliet. Pasti kaki rampingnya akan dapat memamerkan pesona sesungguhnya. Terutama jika ada angin nakal lewat, aku dapat membayangkan gaun one-piecenya tersingkap, memperlihatkan kaki ramping serta paha gempalnya.

"Muhehehe..."

"Apa yang kau pikirkan?! Jangan berpikir hal-hal jorok!"

Teguran Juliet membuatku tersadar dari dunia imajinasiku. Kulihat Juliet menatap tajam ke arahku dengan tampilan jijik. Aku yang dilihat seperti serangga menjijikkan oleh Juliet segera menghindari tatapan mata gadis itu.

"Hmm, aku tidak terlalu mengerti fashion, tapi kupikir itu akan terlihat manis untukmu-"

"Ma-ma-ma-manis!"

Mengabaikan Juliet yang terlihat panik, aku melanjutkan kalimatku. Lalu dengan tanpa menoleh aku mengambil salah satu set pakaian yang tepat berada di sampingku.

"Dan yang ini jauh lebih cocok untukmu."

Aku menyerahkan pakaian yang baru saja kuambil kepada Juliet. Niatnya aku ingin merubah topik pembicaraan, tapi sayangnya aku malah mengambil langkah yang salah.

"I-i-ini... kau ingin aku memakai ini?"

"Yup-Eh!"

Awalnya aku mengangguk. Tapi setelah melihat pakaian apa yang telah aku sarankan untuk Juliet, aku berseru terkejut.

Itu adalah satu set gaun tidur, atau lebih tepatnya lingerie hitam berenda. Motif bunga-bunga terdapat pada bagian penting yang menjadi penutup pada tubuh perempuan. Minim dan menggoda, itulah kesanku dengan lingerie tersebut.

Siapa yang menaruh lingerie itu di sebelahku?! Di dalam hati aku berteriak kalimat tersebut. Tentunya itu adalah kesalahanku. Aku tidak sadar jika toko sebelah adalah toko pakaian dalam, dan lingerie yang kuambil itu adalah milik toko sebelah. Dapat kurasakan jika punggungku mulai berkeringat sekarang. Sial, Juliet mungkin akan menendangku sekarang.

Setelah beberapa saat, aku belum mendapatkan tendangan apapun dari Juliet. Ini aneh? Biasanya dia akan langsung meginjak kakiku, tapi sekarang aku belum mengalaminya?

Kulirik raut wajah Juliet. Seharunya kini Juliet menatapku dengan mata jijik dan mulai menginjak kakiku. Tapi apa yang kulihat sempat membuat otakku blank.

My Fake Lover Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang