Chapter 16: Double Date is Killing Me!

404 48 13
                                    

Suara deru mesin terdengar nyaring dan kencang. Kedua mobil sengit bersaing memperebutkan posisi nomer satu. Salip-menyalip, senggol-menyenggol. Tepat ketika tikungan terakhir sebelum garis finish, salah satu mobil mengalami hilang kendali dan oleng hingga menabrak pembatas jalan.

Woosh!

Mobil lainnya mengambil kesempatan tersebut dan memacu kecepatan tercepatnya hingga sampai di garis finish. Teriakan kemenangan pemain yang memenangkan balapan tersebut terdengar cukup nyaring di game center yang bising ini. Sebuah tulisan besar 'You Lose' yang terpampang pada layar di depanku membuat rahangku turun ke bawah. Mataku terpaku pada layar tersebut entah berapa lama waktu yang diketahui. Akhirnya butuh beberapa saat hingga aku mampu memulihkan diri.

Tidak pernah terbayang olehku jika aku akan kalah melawan perempuan. Apalagi dalam hal racing game. Laki-laki yang biasa dijago-jagokan dalam hal bermain game akan kalah melawan perempuan. Bisa dipastikan jika aku akan sulit pulih dari luka mental yang telah aku rasakan ini. Harga diriku sebagai seorang laki-laki seakan sedang terinjak-injak sekarang.

"Ahaha, Hubby, aku menang, lho. Aku~ Menang~"

Kembali Ambar membusungkan dada indahnya di depan mataku. Namun, saat ini aku sedang tidak mood dalam memperhatikan dua tonjolan menggemaskan tersebut. Aku merasa frustasi sekarang.

"Hubby, bagaimana? Aku ini hebat, kan?"

Ambar menyenggol bahuku dan kemudian mulai meminta pendapatku tentang dirinya.

"Bagaiman, Hubby?"

"...Ugh, ini tidak mungkin... tidak mungkin aku bisa kalah. Pasti ada yang salah dengan programnya, atau jangan-jangan mesin yang kugunakan ini rusak lagi?"

Sayangnya aku menolak mengakui kekalahan. Aku membuat penyangkalan yang menurutku itu benar. Lalu aku berpaling dan menatap mata Ambar.

"Ambar!"

"Iya!"

Karena aku yang tiba-tiba memanggilnya dengan nada tinggi, Ambar pun terkejut dan sontak menjawab dengan nada tinggi juga.

"Sekali lagi... ayo, sekali lagi kita bertanding ulang. Peraturan dan ketentuannya sama seperti tadi."

"Umm, baiklah... tapi kali ini tidak ada taruhan, okay?"

"Kenapa?"

Tentu saja aku mempertanyakan hal itu. Aku yang ingin tahu alasan mengapa Ambar menolak untuk bertaruh lagi, segera memalingkan kepalaku ke arahnya.

"Tidak ada alasan khusus. Hanya saja, satu permintaan sudah cukup untukku. Juga, aku tidak enak hati melihat kamu yang frustasi karena kalah dariku, dan tentu saja aku tidak tega melihat kamu yang mempunyai banyak beban hutang permintaan kepadaku."

"Alasan pertama dapat diterima olehku. Hanya saja alasan selanjutnya... ugh, aku benar-benar merasa menyedihkan karena sudah dikasihani oleh perempuan."

Setelah mengetahui seberapa menyedihkannya diriku saat ini, aku segera memasukkan koin ke dalam mesin racing game. Lalu putaran kedua pun di mulai.

Woosh!

Kemudiam setelah beberapa saat putaran kedua dimulai.

"Ah! Bagaimana bisa aku kalah lagi?!"

Tertunduk dan memukul lantai, aku frustasi karena kekalahanku untuk kedua kalinya dalam racing game.

"Yang sabar, yang sabar."

Ambar menepuk-nepuk bahuku mencoba menghibur diriku yang saat ini sedang tertunduk frustasi. Sayangnya perlakuan baiknya malah membuat semangat juangku tersulut. Dengan mata berapi-api aku mengangkat tinjuku dan menyatakan sebuah deklarasi.

My Fake Lover Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang