Chapter 01: Ini Bukan Hanya Tentangku, Tapi Juga Tentang Kakakku

1.2K 59 9
                                    

"Panas..."

Cuaca hari ini sungguh membuatku mengeluarkan banyak keringat. Seragam yang kupakai bahkan sampai basah karena saking banyaknya menyerap keringat yang kukeluarkan. Karena rasa risih dan tidak nyaman menggunakan seragam yang sudah basah, aku melepaskannya dan melemparkannya dengan seenaknya saja ke sembarang tempat.

Aku hempaskan tubuhku di permukaan tempat tidur yang empuk, saking empuknya bahakan membuat rasa lelahku hilang untuk sesaat. Rasa kantuk karena lelah beraktifitas di sepanjang hari membuat mataku berat dan menuntut untuk terpejam. Berusaha untuk memejamkan mata, tapi tak bisa karena hawa panas yang memenuhi seluruh kamarku.

"Cih, di cuaca yang panas seperti ini kenapa bisa-bisanya AC-nya rusak..."

Aku melemparkan remot control AC ke sisi lain dari tempat tidur. Kucoba untuk memejamkan mataku lagi, tapi tetap tak bisa karena hawa panas yang membuat kamarku serasa menjadi oven. Dalam satu jam di kamar ini saja aku yakin aku bisa menjadi matang.

Senin, 1 Juli.

Hari ini adalah hari pertamaku melangkah kejenjang yang lebih tinggi. Tak terasa kini aku sudah menjadi siswa SMA, seragam putih yang tadi kulempar ke sembarang tempat dan celana abu-abu yang masih kupakai ini adalah bukti jika aku sudah melewati masa-masa SMP. Ini adalah hari yang penting bagi sebagian orang karena awal mereka melangkah ke dunia baru, dunia di mana mereka mulai menentukan tujuan mereka kedepannya. Dengan belajar lebih giat dan tekun karena ingin memiliki masa depan yang lebih baik. Orang-orang yang memiliki motivasi seperti itu kemungkinan besar akan menjadi sukses di masa depan.

Yah, itu hanya untuk sebagian orang saja. Sebagian orang lagi mungkin hanya cuek saja dan membiarkan nasib menuntun mereka kelak menjadi apa kedepannya. Mereka yang melakukan hal itu kebanyakan tidak mau repot dan ambil pusing dalam menjalani kehidupan sekolah mereka. Tidak terbebani oleh pelajaran serta tugas-tugas yang menumpuk, mereka hanya ingin bersenang-senang sebelum mereka bertambah usia dan menjalani kehidupan menjadi lebih serius.

Ah, karena efek dari cuaca panas di luar mungkin yang sudah membuatku jadi membahas hal-hal seperti tadi.

Panas terik yang menyengat membuatku enggan untuk bergerak dari posisiku. Tapi jika aku masih tetap dalam posisi rebahan di tempat tidur seperti ini, aku yakin tempat tidurku akan basah kuyup karena terlalu banyak menyerap keringat yang aku keluarkan.

Aku paksakan tubuhku untuk berdiri, kulangkahkan kakiku menuju jendela di mana masih tertutup rapat. Suhu di kamarku semakin memuncak saja, sirkulasi udara di rumahku sebenarnya tidak lah buruk, hanya saja karena memang cuaca yang keterlaluan panas lah yang sudah membuat kamarku serasa menjadi oven.

"Ah~ Ini sedikit lebih baik."

Hembusan angin yang masuk ke dalam kamarku ketika aku membuka jendela membuatku merasa lebih baik. Tapi tetap saja hawa panas di ruangan hanya turun untuk sesaat sebelum gelombang panas kembali menyengat memenuhi seisi kamarku.

"Sialan, tidak bisakah hujan turun di hari ini! Setidaknya buatlah beberapa awan menggumpal di atas rumahku jika hujan tidak turun!"

Aku melakuakan protes entah kepada siapa. Lagipula itu kulakukan karena tidak ada yang bisa kulakukan lagi kecuali mengeluh dengan cuaca saat ini.

"Rey, apa yang kau lakukan bertelanjang dada sambil menghadap jalan seperti itu?"

Lembut dan halus, suara yang membuat hatiku sedikit bergetar itu terdengar dari luar jendela.

Kulihat seorang gadis berparas cantik dengan tinggi semampai berdiri di depan gerbang rumahku. Dia berhenti tepat ketika dia di tengah-tengah memasuki halaman rumah, kupikir dia berdiri di sana karena heran dengan penampilanku yang bertelanjang dada di tepi jendela. Yah, lagipula orang macam apa yang bertelanjang dada menghadap jalan di siang hari bolong seperti ini? Dia pasti bingung melihat tingkahku.

My Fake Lover Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang