Setelah kuingat-ingat lagi, aku tidak tahu mengapa Ambar ingin menjadikanku sebagai pacar palsunya? Tapi mungkin aku akan segera mendapatkan jawabannya sekarang.
"Nah, Hubby... Bagas akan menjemputmu minggu pagi, okay~"
Ambar hanya tersenyum manis saat dia hendak berlalu pergi. Tunggu dulu! Kenapa dia tidak menjelaskan situasinya dulu padaku? Dan apa maksudnya itu dengan menyerahkan semuanya kepada pengawalnya itu?
"Ambar, tunggu sebentar. Bisa kau jelaskan lebih dulu kenapa pengawalmu harus menjemputku di minggu pagi? Dan bisa kau jelaskan juga kenapa aku harus berpura-pura menjadi pacarmu?"
"Eh?"
Ambar berbalik ke arahku. Dia memiringkan kepalanya dengan jari telunjuk yang menempel di pipinya.
"Hubby, apa aku belum menjelaskannya padamu?"
Apa-apaan dengan wajah polosnya itu?! Jelas-jelas dia belum memberikan penjelasan apapun padaku. Untung saja aku sempat menghentikannya sebelum dia pergi begitu saja tanpa memberikan penjelasan apapun. Jika dia pergi begitu saja, mungkin aku tidak akan bisa memahami masalah apa yang membuatnya membutuhkan pertolonganku.
"Nona, anda memang belum menjelaskan apapun kepada 'Orang itu'."
"Hei hei, bisakah kau berbicaranya biasa saja? Juga, tidak perlu menekan kata-kata 'Orang itu' di depanku, kan? Aku di sini mempunyai nama, kau tahu?"
"Oh, maaf... Bair kupertimbangkan sebutanmu nanti."
Ah, sepertinya aku mulai memahami perasaan Juliet sekarang. Tidak enak rasanya jika tidak dipanggil dengan namamu sendiri. Apalagi jika orang lain memberikan julukan yang aneh-aneh untukmu.
"Serius. Sepertinya pengawalmu ini sangat membenciku."
"Ahaha, Hubby, ada-ada saja... Bagas tidak mungkin membencimu. Bagas mempunyai caranya tersendiri saat membenci orang lain."
"Memang seperti apa caranya?"
"Nn, dia akan memberi orang yang dia benci sedikit pelajaran saja... Seperti mematahkan kaki orang yang dia benci atau membuat orang yang dia benci tidak bisa keluar dari rumah sakit selama tiga bulan."
"Tidak bisa keluar dari rumah sakit selama tiga bulan! Sebatas mana 'Sedikit pelajaran' yang kau bicarakan itu?! Jelas-jelas pengawalmu ini sangatlah berbahaya. Ambar, aku sarankan kau mengganti pengawalmu demi kebaikanku."
"Hubby, tenang saja. Bagas tidak akan menyakitimu selama aku melarangnya."
Yah, setidaknya aku sudah mendapatkan asuransi jiwa dari Ambar. Tapi serius, deh. Pengawal itu sepertinya benar-benar membenciku. Aku tidak tahu mengapa dia begitu membenciku, tapi sebaiknya aku menjaga jarak darinya.
"Nah, Bagas. Kamu tidak boleh menyakiti Hubby, ya?"
"Jika itu keinginanmu, Nona."
Pengawal itu mengangguk. Tapi tingkahnya di depan Ambar serta di depanku sangatlah berbeda. Lihat saja, dia mengeluarkan aura membunuh saat dia melihatku. Aku yakin Ambar di sebelahnya tidak bisa merasakan aura itu. Buktinya gadis berambut coklat itu masih tenang-tenang saja menunjukkan senyum manisnya.
"Haah, sepertinya kita sudah melenceng jauh dari topik pembicaraan... Jadi, Ambar. Bisa kau jelaskan padaku mengapa aku harus menolongmu?"
Aku mendesah karena tidak sadar sudah melenceng jauh dari pertanyaanku sebelumnya.
Ambar mengambil langkah dan duduk kembali di bangku panjang. Dia kemudian menepuk sisi sebelahnya mengisyarakanku untuk duduk juga. Setelah aku duduk di sampingnya, Ambar menghirup udara dalam-dalam seolah hendak mempersiapkan nafasnya untuk kisah yang panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Lover Romantic Comedy
Teen FictionTerkadang aku juga tidak mengerti tentang diriku sendiri. Apa yang kurasakan membuatku selalu berpikir ulang kembali. Apakah ini cinta? Ataukah hanya sebatas kasih sayang belaka? Entahlah, yang kutahu perasaan ini tumbuh sedikit demi sedikit, hari d...