c

3.6K 396 8
                                    


"Tuan Muda Xiumin, apa anda sudah bangun?"tanya Ahra sambil membuka pintu kamar Xiumin perlahan. Tidak seperti minggu lalu, kali ini tidak ada jebakan yang akan membuat Ahra kembali berteriak.

Ahra mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kamar Xiumin yang didominasi dengan warna coklat.

"Tuan..."panggil Ahra pelan tidak menemukan sosok bermata sipit di mana pun. Tapi mata Ahra menangkap sebuah gundukan selimut di atas ranjang. Tanpa merasa ragu Ahra pun segera masuk lebih dalam dan menghampiri ranjang tuannya itu.

Ketika sampai di samping ranjang Xiumin, Ahra tidak sengaja melihat selembar kertas di lantai.

"Apa ini?"gumam Ahra namun belum sempat di mengambil kertas itu gundukan di atas kasur itu tiba-tiba bergerak membuat Ahra waspada.

"PEEK A─AAAAAAHHH...."

Beruntung setiap kamar di mansion ini kedap suara sehingga teriakan Xiumin tidak terdengar oleh siapapun kecuali penghuni kamar itu sendiri.

Tunggu dulu, yang saat ini berusaha mengageti Ahra adalah Xiumin, tapi kenapa yang berteriak adalah Xiumin?

"HEY!"teriak Xiumin pada Ahra yang sedang menjulingkan matanya dengan rambut hitam panjang tergerai seperti sadako. Jangan lupakan setelan putih Ahra yang membuatnya seperti hantu perawan yang bergentayangan.

Ahra pun menyilakan rambutnya agar pandangan menjadi jelas. Senyum simpul terlukis di wajahnya membuat kecantikannya semakin bertambah.

Awalnya nafas Xiumin tercekat melihat senyum Ahra, namun detik kemudian dia memajukan bibirnya sendiri tanda dia sedang kesal.

"Apa kau sedang membalas dendam?"tanya Xiumin sambil melipat tangan ke depan dadanya.

"Maafkan aku Tuan Muda, aku hanya menjadi sedikit lebih waspada."ujar Ahra sebari membungkukkan badannya.

"Tuan Muda Suho telah menunggu anda di bawah."ujar Ahra yang kemudian kembali menundukkan kepala untuk memperhatikan sebuah kertas yang ada di bawahnya.

"Ada apa Ahra-ya?"tanya Xiumin yang merangkak mendekati Ahra dan mengikuti arah penglihatannya.

"Ini apa?"tanya Ahra sambil menunjuk kertas di bawahnya. Xiumin pun memungut kertas yang ternyata sebuah foto.

"Ah, ini. Ini sebuah foto."ujar Xiumin mengenali kertas tidak sengaja jatuh dari nakasnya. Xiumin menunjukkan foto yang ia pegang tersebut kepada Ahra.

"Siapa ini?"tanya Ahra pun menunduk untuk melihat potret beberapa anak kecil laki-laki dan seorang anak kecil perempuan.

"Duduklah."ujar Xiumin sambil menepuk tempat kosong di sampingnya, Ahra pun menurut dan duduk di samping Xiumin.

"Ini kau."ujar Xiumin sambil menunjuk gambar seorang gadis kecil yang berpakaian putih di antara dua belas anak kecil laki-laki yang memakai pakaian hitam.

"Lalu siapa mereka?"tanya Ahra kembali menunjuk kertas itu, kali ini dia menunjuk deretan anak laki-laki yang mengapit dirinya saat masih kecil.

"Itu Kris, Tao, Lay, Chen, aku, Luhan, lalu Sehun, Baekhyun,Chanyeol, Kai, Suho, dan D.O."ujar Xiumin menyebutkan nama-nama yang masih terdengar asing di telinga Ahra.

"Siapa?"tanya Ahra menatap polos Xiumin sambil mengulangi pertanyaan. Xiumin pun tersenyum dan mengusak lembut rambut Ahra.

"Mereka tuanmu, Ahra."ujar Xiumin masih tersenyum walau dengan perasaan tercampur aduk.

"Aah..."Ahra pun mengerti dan mengangguk-angguk pelan.

"Aku mengenali beberapa dari mereka."lanjut Ahra.

"Benarkah?"tanya Xiumin.

'Akan lebih baik jika kau mengenali mereka semua'

Flashback

"Paman, tolong fotokan kami dengan Ahra!"pinta anak kecil bermata panda, Tao.

"Iya, aku ingin berfoto dengan Ahra. Kalau bisa cetak yang sangat besar supaya nanti aku tempel di dinding kamarku."ujar Sehun bersemangat.

"Baiklah."seorang pria paruh baya dengan istrinya nampak tersenyum simpul melihat dua belas anak priayang lucu itu. Sang pria terlihat mengambil kamera analognya dari saku jas praktikumnya.

"Kris, berdiri yang tegap!"ujar wanita, istri pria itu pada anak kecil berwajah Kaukasia.

"Apa kalian siap?"tanya pria itu sambil membidik ketiga belas anak kecil itu melalu kameranya.

"IYA!"jawab kedua belas bocah pria kecil bersemangat.

"Satu... Dua... Tiga..."

Kilatan cahaya keluar dari kamera itu ketika berhasil memotret.

"Paman, aku ingin berfoto berdua dengan Ahra!"pinta Sehun setelah berfoto bersama.

"Aku juga!"sahut Chanyeol lalu Kai dan akhirnya semuanya meminta berfoto berdua dengan Ahra.

"Kenapa kalian berebut ingin berfoto denganku?"tanya Ahra tenang.

"Karena Ahra sangat cantik, kalau Ahra sedang di rumah dan tidak bisa kemari, kami masih bisa melihat foto Ahra."jawab anak kecil bermata rusa, Luhan.

"Baiklah, aku akan berfoto dengan kalian. Ayah! Tolong foto kami ya?"pinta Ahra pada pria yang membawa kamera itu.

"Baiklah."jawab pria itu sambil tersenyum cerah meskipun sebenarnya kesedihan terdalam tersembunyi dibalik senyum menawannya itu.

"Biarkan mereka, sayang. Aku tidak ingin Ahra bersedih lagi."ujar sang wanita cantik yang menggenggam erat lengan suaminya.

"Baiklah. Selagi kita berusaha mempertahankan Ahra, aku akan membiarkan mereka menemui Ahra."


✖✖✖

gimana? kekeke, ini bener-bener pendek :D dan ini masih ngebangunin satu orang, belum tujuh yang lain

pasti pada penasaran kenapa cuman ada sembilan master, padahal di flashback ada ot12 ;) hahaha, itu adalah rahasia :D jadi pantengin terus ya...

Who's The Lucky One?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang