l

1.9K 230 21
                                    

Ahra kini duduk di kursi meja makan dengan delapan tuan mudanya yang juga duduk mengelilinginya. 

Hening, Ahra tidak berani membuat suara lebih selain bunyi sendok dan garpu yang beradu dengan piringnya. Kepalanya terus saja menunduk tak berani menatap mata maupun wajah tuan-tuannya.

"Ahra-ya..."panggil Suho lembut.

"Ya!"ujar Ahra sigap. Senyum simpul muncul di masing-masing di wajah tuan mudanya.

"Ya ampun, imutnya."puji Chanyeol sambil mengusak lembut ujung kepala Ahra.

"Ahra-ya... Apa kau bosan ada di mansion ini?"tanya Suho.

"Tidak, aku tidak pernah bosan. Kan ada Tuan Muda semua."jawab Ahra terkesan polos.

"Mungkin bukan sekarang tapi nanti."ujar Suho.

Ahra terdiam sebentar.

"Apa kalian akan meninggalkanku?"tanya Ahra.

"Tidak-tidak, kami hanya akan pergi ke sekolah. Itu tidak akan lama, delapan atau sembilan jam mungkin."sahut Baekhyun berusaha menenangkan.

"Tapi yang kami khawatirkan adalah kejadian yang tidak menyenangkan seperti tadi pagi terjadi. Kami tidak terjadi sesuatu padamu."tambah Dyo.

"Lalu yang mengurus pekerjaan rumah?"tanya Ahra.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu."sahut Baekhyun.

"Jadi bagaimana menurutmu?"tanya Chanyeol meminta pendapat.

"Aku..."jawab Ahra masih berpikir.

"Semua terserah anda, Tuan. Aku akan menuruti semuanya."putus Ahra.

Sehun's POV

Aku mengejar serigala abu-abu itu. Pergerakannya memang lincah tapi aku tidak keberatan menggunakan kekuatan untuk hal kecil ini.

Tanganku mengarah pada sebuah batang kayu yang langsung bergerak menghalangi serigala itu. Kemudian tanganku menggenggam menarik udara dari arah berlawanan membuat batang kayu yang berlumut itu menimpa tubuh serigala itu.

"Aingg.... Aingg..."

Aku berhenti berlari, aku berdiri tepat di hadapannya. Serigala itu menatapku. Tepat menatap mataku dengan tatapan aneh. Bukan tatapan lemah atau meminta tolong. Dia benar-benar aneh.

KREESS

Suara patahan dahan membuatku menoleh ke sumber suara itu. Aku melihat gerombolan serigala besar. Ah, mereka main keroyokan ya?

Aku sedikit membungkukkan diri sebagai tanda bahwa aku undur diri. Selanjutnya tubuhku hilang dalam pusaran angin buatanku.

Aku kembali tepat di depan mansion ketika handphoneku mulai berdering.

"Halo─Akh.."belum sempat aku menyelesaikan ucapanku sebuah suara melengking menyapa gendang telingaku.

"OH SEHUN!! ADA DIMANA KAU?"Baekhyun hyung, ini pasti suara Baekhyun hyung.

"Yak, kau sudah tau Ahra akan ikut bersekolah dengan kita."Chanyeol hyung, suara bebek itu berganti menjadi suara Chanyeol hyung.

"Benarkah?"jawabku tanpa rasa antusias.

"Oh, ayolah Sehun! Kau harus senang, kami saja iri karena kau sebaya dengan Ahra."suara siapa ini?

"Chen benar!"

"Lalu kenapa kalian menelponku saat ini padahal aku juga akan bertemu kalian di rumah?"tanyaku malas.

"Kau kan sedang berada di luar, jadi..."suara Baekhyun hyung melembut. Oh tidak, ini pasti ada sesuatu hingga Baekhyun mengeluarkan aegyonya.

"Katakan cepat, sebelum aku berubah pikiran dan tidak mau disuruh lagi!"sergahku cepat.

"Kau memang terbaik, Sehun!"teriak suara lembut yang jelas milik Lay hyung.

"Begini, bisakah kau membelikan seragam untuk Ahra? Seragam yang sama persis dengan miliki kita."pinta Baekhyun hyung.

"Kenapa kau tidak meminta Kai, dia kan bisa berteleportasi?"tanyaku sebenarnya malas pergi kemanapun.

"AKU TIDAK MAU!!"suara Kai menyahut sesaat aku berkata.

"Ayolah Sehun, sebelum malam hari tiba! Apa kau tidak ingin dapat jatah, Sehun?"

"Aish... Baiklah, aku akan membelinya. Aku pergi dulu."ucapku sebelum menutup sambungan.

Lagi-lagi aku menghilang dalam pusaran angin yang membawaku ke pinggir hutan yang berdekatan dengan kota. Matahari baru saja terbenam, langit mulai menggelap.

Aku merapatkan jas tipis -sialan- ini dan memakai kacamata hitamku hanya untuk berjaga-jaga. Hari ini aku malas untuk menggunakan lensa kontak yang biasanya menyamarkan warna hazelku.

"Paman, kumohon lepaskan!"

"Ini masih sore, cantik. Tak bisakah kita bermain terlebih dahulu?"

"SIAPAPUN TOLONG AKU!!"

"Aish..."

3rd Person's POV

"Yak, lepaskan dia!"ujar Sehun dingin menatap dua paruh baya yang terlihat mabuk yang sedang merangkul paksa seorang gadis cantik.

"Tolong aku, kumohon!"pinta gadis itu dengan mata berair.

Sehun hanya memutar bola matanya malas dan tangannya mulai bergerak abstrak di samping tubuhnya.

"Merunduk!"perintah Sehun yang awalnya membuat gadis itu bingung namun masih tetap melakukannya. Tangan salah satu dari pria itu tiba-tiba memukul kepala pria lain, membuat sang pria lain tidak terima.

"YAK! Kenapa kau memukul!"

"AKU TIDAK MEMUKULMU!"

"KAU YANG MEMUKULKU!"

Mereka saling berteriak satu-sama lain tanpa menyadari bahwa sebenarnya Sehun lah yang mengadu domba mereka.

Dua pria itu pun saling mengejar dan meninggalkan gadis yang telah terjatuh ke atas tanah dengan hisakannya.

Lengan kemeja seragamnya sobek di bagian punggung. 

Sehun melepas jasnya dan menyampirkannya ke tubuh mungil gadis tersebut. 

Wajah gadis mendongak menatap Sehun nanar.

"Terima kasih banyak."

"Pulanglah, jangan pernah lewat pinggir hutan lagi setelah ini."ujar Sehun sebelum pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

"Aissh... Gadis itu berteriak sangat keras!"ujar Sehun menyentuh telinganya sendiri.

"Apakah dia vampir berhati malaikat?"puji gadis itu



kombek lagi ane, ternyata uda lama gak update nih cerita untuk belum lupa :D gimana? enaknya nih cewek masuk dalam cerita sebagai cast baru ato cuman numpang lewat doang? saran pweease 

kombek lagi ane, ternyata uda lama gak update nih cerita untuk belum lupa :D gimana? enaknya nih cewek masuk dalam cerita sebagai cast baru ato cuman numpang lewat doang? saran pweease♥♥ 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bonus pictnya bang sehun yang fufufu ♥♥ aku padamu bang :*

Who's The Lucky One?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang