i

3.4K 325 31
                                    

Ahra melahap makanannya dalam diam, sesekali dia berhenti menguyah untuk menjawab pertanyaan singkat tuan-tuannya. Hingga suapan terakhir telah ia telan, ia pun bertanya.

"Kalian bilang, kalian akan ke sekolah. Apa kalian tidak terlambat?"tanya Ahra sambil melirik jam dinding besar di ruang makan.

"Semua terserah kami, mau kami berangkat terlambat atau sama sekali tidak terlambat, tidak masalah bagi kami."jawab Chen yang sibuk dengan handphonenya.

Dyo yang sibuk membereskan peralatan makan bekas Ahra pun melirik tajam pada Chen.

"Kalau kami berangkat sekolah, siapa yang akan menjagamu?"tanya Lay. Ahra terdiam, matanya mengerjab beberapa kali.

"Mana ada majikan yang menjaga pelayannya?"batin Ahra.

"Aku bersedia membolos kalau tidak ada yang menjaga Ahra."tukas Kai yang selanjutnya mengerling genit ke arah Ahra.

Plak

"Enak saja, kau."ujar Sehun setelah menampar belakang kepala Kai keras.

"Eeh ti─tidak. Aku tidak butuh siapa pun untuk menjagaku."ujar Ahra.

"Tapi kalau ada sesuatu terjadi padamu?"tanya Xiumin.

"Apa sesuatu akan terjadi jika aku hanya berada di dalam rumah?"tukas Ahra membuat kesembilan tuannya terdiam saling melempar pandangan dalam waktu yang cukup lama.

"Baiklah, kami akan berangkat sekarang."ujar Suho yang pertama kali berdiri dan menghampiri Ahra.

"Kalau ada sesuatu kau bisa membuat panggilan cepat dengan menekan angka 1 sampai 9. Kami akan segera pulang─CUP."wanti Suho lalu mengecup kilat pipi Ahra.

"Kalau kau lapar, kau bisa memanaskan makanan yang ada di lemari pendingin. Aku sudah membuatkanmu beberapa makanan tadi─CUP."lalu Dyo yang ikut bangkit sambil berbicara lalu mengecup pipi Ahra yang memerah setelah Suho menciumnya dan terus dilakukan oleh Chen, Lay, Xiumin, Chanyeol, dan Kai yang diselingi kalimat wewantian untuk Ahra.

"Jangan merindukanku, aku akan segera pulang─CUP."ujar Baekhyun riang seraya mencium pipi Ahra. Pikiran Ahra kosong, sudah habis pikirannya tentang tuan-tuan mudanya ini.

Kini giliran Sehun, Suho dan yang lain sudah keluar dari mansion untuk menuju ke basement mereka. Dan sekarang hanya tinggal Sehun dan Ahra di ruang makan. Sehun pun bangkit dan berdiri di dekat Ahra. 

Merasa tidak enak membiarkan tuan mudanya berdiri, Ahra ikut berdiri. Dan tanpa aba-aba Sehun tiba-tiba mengangkat tubuh Ahra ke atas meja makan.

Ahra tertegun ketika wajahnya berhadapan langsung dengan wajah tuan paling mudanya. Ia pun langsung menundukkan wajahnya namun tangan besar Sehun menahan dagunya, memaksanya menutup matanya karena tidak mau menatap Sehun.

"Buka matamu."bisik Sehun berat di telinga Ahra. Ahra membuka matanya langsung merasakan nafas hangat menerpa telinga kanannya.

"Lakukan apa yang kami katakan dan jangan pernah membantah, mengerti?"ucap Sehun yang menempelkan bibirnya ke telinga Ahra. Ahra hanya mengangguk takut.

"Bagus, aku pergi dulu─CUP."ujar Sehun menjauhkan bibirnya dari telinga Ahra dan menatap Ahra sebelum mengecup kening Ahra lembut.

"SEHUN!! AYO KITA BERANGKAT!"teriakan Suho terdengar dari luar mansion.

"Bye!"pamit Sehun sambil melambai pada Ahra yang melamun yang langsung mengalihkan pandangan pertanda kembali kesadarannya.

Ahra pun hanya melambai kaku ketika Sehun telah keluar dari mansion.

-----

DHEG

Jantung Sehun serasa berhenti sejenak ketika ia baru saja keluar dari mansion besarnya. Ia terdiam di depan pintu mansionnya.

"SEHUN! AYO KITA BERANGKAT!"teriak Chen dari dalam mobil.

"Sebentar!"ujar Sehun yang masih mengunci mansion dari luar.

PRAANG

Suara benda pecah terdengar dari dalam mansion. Sehun yang baru saja akan menghampiri Chen mendengar suara gaduh dari dalam mansion. 

Buru-buru Sehun berlari kembali menuju mansion dengan Suho dan yang lain yang segera menyusul.

Sehun berlari menuju tempat terakhir di mana dia meninggalkan Ahra. Tanpa Sehun sadari pupil matanya berubah menjadi merah dengan cepat. Dengan amarah memburu, Sehun mencari Ahra di setiap sudut mansion yang luas.

BRAAK

"Nu─nuguseyo.."suara rintihan terdengar di telinga Sehun dari arah belakang rumah. Dengan segera, Sehun berlari diikuti oleh yang lain.

"AAKHH...."teriakan seorang gadis terdengar keras kali ini. Sehun dan yang lain semakin melangkah cepat menuju halaman belakang.

"Tu─tuan M─muda..."rintih Ahra yang terlihat terangkat karena lehernya dicekik seorang laki-laki.

BRUGH

Sehun menarik kerah pakaian laki-laki itu dan menariknya keras hingga punggung orang tersebut terbentur keras ke dinding.

Cekikan di leher Ahra lepas ketika laki-laki itu ditarik Sehun. Tubuh Ahra merosot ketika hampir saja nafasnya terputus karena cekikan kuat laki-laki asing itu.

Sehun, Chanyeol, dan Dyo menatap laki-laki itu dengan mata merah darah mereka. Melihat lelaki itu meringis merasakan punggungnya seakan remuk, ketiga pemuda itu malah menyeringai lebar.

Dyo yang bergerak pertama kali untuk menyeret laki-laki itu masuk ke dalam mansion diikuti Sehun dan Chanyeol. 

Ahra sudah tidak sadarkan diri, dengan lehernya yang memerah dan beberapa luka memar di lengan dan kaki. Kai pun mengangkat tubuh Ahra dengan bridal, membawanya berteleportasi cepat menuju kamarnya sendiri diikuti Suho, Lay, Chen, Xiumin, dan Baekhyun.

"AAAAARRRGGGHHH....."



      ✖✖✖ 


Who's The Lucky One?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang