Jam sudah menunjukkan pukul 07:30. Namun Om Gilang tak kunjung datang.
Semua keluarga sudah berkumpul. Tinggal Om Gilang dan istri tercintanya yang belum datang. Ehh kelupaan, beserta buah hatinya yang berumur 3 tahun. Ali namanya, Si kecil yang menggemaskan Namun kadang ngeselin.
Om yanto, tante Laras, ika, dan adiknya Andy. Mereka baru saja tiba beberapa menit tadi dan hanya menunggu didalam mobil Avanza Hitam kepunyaan om yanto.
Om yanto adalah anak ke 2 setelah ayahku. Tapi Ia menikah duluan, melangkahi ayah.
Sedangkan Om Dimas adalah anak ke 3, dia hanya bersama istrinya. Mereka belum mempunyai anak.
Dan yang terakhir adalah Om Dewo. Om Dewo anak ke 5 setelah Om Gilang.
Om Dewo ini belum berkeluarga. Eitss Tapi ngga jomblo yaa. Cuma baru tunangan. Dia sama tunangannya nebeng di mobilnya Om Dimas, berhemat katanya.
Okeh, akhirnya Om Gilang datang juga. Kami pun cuss menuju tempat tujuan.
*****
Karena macet, perjalanan memakan waktu hingga 4 jam.
Villa Om Gilang bersebelahan dengan Wisata Pantai. Weekendnya Jadi tambah seru.
Karena lelah ditambah matahari yang begitu terik, Aku memilih untuk istirahat.
Sore harinya, para Tante pada sibuk nyiapin makanan, dan juga daging buat pesta barbeque di halaman belakang Villa nanti malam.
Ferdy lagi maenan sama bocah-bocah. lebih tepatnya sih ngejagain Mereka sambil ngobrol ria sama om-om comel.
Karena aku sama ika Cuma bikin ribet dapur, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Pantai sekalian nyari sunset. Wihh boledahh.
Sebenernya dibelakang Vila juga Pantai, Cuma pemandangannya kurang wah.
Jadi Kami ke tetangga deh.
Karena ini Udah sore dan besok itu senin, Pantai ngga terlalu rame. Cuma ada beberapa kumpulan orang doang.
Aku dan ika berjalan di tepi Pantai, damai sekali rasanya.
Kami pun memutuskan untuk istirahat sejenak, duduk ditepi Pantai sambil menunggu sunset dan menikmati alunan alam yang berasal dari deburan ombak. Rasanya begitu damai.
Entah Kenapa disaat-saat seperti ini, aku malah teringat akan sosok Tedi.
Entah Kenapa rasa rindu yang sudah hilang tak tau kemana kini muncul kembali.
Takdir kita rumit yah ted.
Tak terasa, air mata menetes dari ujung mataku.
Ika yang menyadari hal tersebut langsung menanyakannya.
"Kenapa ay?" Tanyanya bingung.
"Ngga tau, rasanya kangen sama orang. Tapi ngga tau siapa" jawabku sedikit berbohong. Entah Kenapa aku sulit untuk jujur pada ika.
Ika hanya terdiam.
Aku mengalihkan pandanganku ke sekeliling. Mataku terpaku pada seorang gadis kecil yang begitu manis. Ia sedang bermain dengan ombak, Namun hanya sendirian.
Setelah menyadari bahwa Ia sedang kuperhatikan, gadis kecil berumur 5 Tahun itu berlari ria kearahku.
"Kakak kok duduk aja sih? Main ombak yuk bareng Nayla!" Ajaknya dengan antusias Saat tiba dihadapanku.
Lah? Dia berani sekali yah. Aku ngga bisa nolak nih, mukanya ngegemesin sih.
"Lu kenal ay?" Tanya ika bingung. Aku hanya menggeleng.
"Ngga ah, nanti basah. Main pasir aja yuk!" Jawabku tak kalah bocahnya.
Aku memang sangat suka dengan anak kecil, apalagi kalo perempuan. Maklumlah anak tunggal, kesepian.
Ternyata gadis kecil yang katanya namanya Nayla ini sangat antusias menerima ajakan Main pasir.
Kami pun bergembira ria.
Ika Udah ngga heran liat aku kaya gini. Yah secara, tiap liat anak bocah pasti aku ikutan bocahnya.
Ika menerima telpon dari ibunya. Katanya Si Andy -adeknya- nyariin dari tadi.
Alhasil Dia ngajak aku pulang, Tapi aku tolak soalnya lagi asik Main sama Nayla hihi.
Ika pun akhirnya pergi meninggalkan kami.
"Kamu sendirian Aja Nayla?" Tanyaku bingung.
*****
Wihh Udah hampir mau sunset. Aku sama Nayla udahan Main pasirnya. Karena aku cekokin Nayla soal sunset.
Ternyata meskipun masih bocah, Saat kepo mode on Dia ngelebihin aku. Waw emejing.
Dia kepo sama yang namanya sunset, ampe nungguin sambil duduk disampingku.
Nayla ternyata comel juga. Dari tadi nyerocos mulu soal kehidupannya.
Dia bilang, Dia kesini sama orangtua dan satu-satunya Kakak yang Dia punya.
Nah Dia tadi sendirian Main ombak soalnya emak dan bapaknya lagi pergi nyari makan, dan kakanya itu lagi mandi. Jadinya Dia kabur kesini, soalnya Dia ngga diizinin maen ombak.
Mirip Aku pas dulu deh Kamu Nayla..
Sekarang Dia lagi ngoceh soal temen sekolahnya, aku Cuma bisa dengerin sambil coret-coret pasir, nulis-nulis ngga jelas dipasir.
Saat kuperhatikan Nayla, Dia memiliki liontin kalung yang ngga asing buat aku, Cuma lupa siapa yang pernah pakai.
"Liontin Kamu bagus ya nay, kayak pernah liat gituu" ucapku.
"Ihh Kakak serius? Ini hadiah dari almarhumah nenek aku kak, Kakak aku juga punya" terangnya.
Mataharipun kini sudah terbenam. Nayla terkagum kagum melihat langit oranye yang indah.
"Oiyah ka, Kakak ngga balik?" ucapnya.
"Aya!!" Panggil ferdy.
Lalu berjalan menghampiriku.
"Lah anak siapa inih?" Tanya Ferdy sambil mengangkan alisnya. Aku bingung mau jawab pertanyaan siapa dulu, jadi aku Cuma diem ajalah.
"Ihh Kakak aku dikacangin!!" Rengek Nayla. Astaga suasana yang tadinya damai jadi ruwet gini.
Okeh tenang ay.
"Nih kakak Udah dijemput" jawabku pada Nayla.
"Dan Ferdy ini Nayla, Nayla ini ka Ferdy. Ini anak orang fer" jelasku sambil saling mengenalkan Mereka.
"Ayok pulang, ditungguin ayahlu noh" ucap Ferdy sambil menarik tanganku untuk berdiri.
"Inih Nayla gimana? Tungguin lah kasian Fer" ucapku sambil memelas pada Ferdy.
"Noh Udah ada yang jemput!" Ucap Ferdy sambil memandang kesuatu arah.
Saat kulihat Nayla, Dia Udah ngga di posisi tadi.
Ku ikuti arah pandang Ferdy, mengarah pada seorang pria yang memunggungi kami sambil menggandeng tangan anak kecil -Nayla-
"Aku duluan yah ka! Makasih kaka cantik" ucapnya menengok ke arah kami sambil melampaikan tangan dan tersenyum tanpa menghentikan langkahnya.
Pria di sampingnya masih memunggungi kami, sedikitpun tak menoleh.
Punggung pria itu mirip dengan seseorang yang pernah ada dihadapanku.
Seseorang yang pernah berdiri dihadapanku, membelaku dari bullyan.
ASTAGA!!!
APA DIA TEDI??!!
****TBC****
______________________________________________
Up lagi alhamdulillah 😂😂 maafkan daku ini yang suka ngga jelas dan banyak typo...
Thanks buat yang masih Setia baca, butuh komentar kalian tentang cerita ini 😉2 September 2016
Perona 👸
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks Ferdy!
Roman pour AdolescentsLelaki yang mengajarkanku arti sebuah ketulusan, lelaki yang sangat berarti dalam hidupku. Ferdy akan selalu ada dihatiku - Ayano Tateyama. Dia adalah wanita yang teramat aku sayangi, wanita yang mirip dengan ibuku. Aku ingin Ia selalu bahagia - Fer...