Ujian berlangsung selama satu minggu.
Dalam satu minggu itulah, kita bisa mengetahui mana yang benar-benar teman dalam kesusahan.
Kata ferdy, waktu ujian emang waktu yang paling dia tunggu-tunggu. Bukan hanya karena ingin cepat naik kelas dan lulus, tapi juga ingin tau manakan orang yang layak dijadikan teman, karena teman ngga akan tega ngeliat temennya kesusahan.
Hari ini adalah hari terakhir ujian.
Saat usai sekolah nanti aku dan risa akan menginap dirumah Lia. Ini adalah kali pertama kami menginap dirumah Lia. Karena biasanya kami menginap dirumah risa. Sayangnya, Anggi tidak bisa ikut, dia akan pergi pulang kampung ke Medan bersama orang tuanya.
Sebagai kumpulan gadis-gadis penghilang stress, kami menyiapkan agenda acara kami nanti, agar lebih terstruktur dan menyenangkan, karena memang acaranya untuk menghilangkan stress setelah ujian.Setelah ujian selesai, kami segera bergegas ke mall untuk berbelanja. Setelah itu pergi kerumahku untuk membawa beberapa barang pribadiku. Lalu kami pergi kerumah risa dan akhirnya kamipun tiba dirumah Lia.
Rumah Lia terlihat begitu sederhana namun wah. Dengan design ala rumah - rumah eropa. Rumah ini terlihat begitu klasik diantara rentetan rumah-rumah biasa. Yah maklum, ayah Lia adalah seorang arsitek dan ibunya seorang designer ruangan. Mereka adalah pasangan yang serasi. Isi rumahnya lebih wah dari tampilan luarnya. Meskipun sederhana, namun kesan mewah khas eropa tetap melekat.
"Hoy, kenapa lu ay?" tanya Lia.
"Ehh, ngga " jawabku kaget.
"Alahh bilang aja ay, lu terkesima pan yaa? Gua aja dulu sama kaya elu" ucap risa .
"Eleh kalian ini lebay, udah ayok kekamar gue" ucap Lia.
"Ini gaada orang yah Lia?" tanyaku.
"Nyokap sama bokap gua jam 7 pulangnya" jawab Lia, dan saat diperjalanan tadi kami bertemu kakaknya Lia yang sedang nongkrong bareng kawan kawannya.
"Kaya kantoran aja yaa" cletuk risa.
Kami sampai di dalam kamarnya yang terletak dilantai dua."Gua tau apa alesan risa betah banget kalo udah dirumah lu" ucapku.
"Apadah, baru juga kesini uda sok tau yee" ledek risa.
"Jehh jangan salah, gini gini gua tau. Pertama garagara rumah Lia nyaman, kedua garagara kamarnya bikin pw bener, ketiga ada abangnya Lia" ucap ku dengan ledakan tawa pada akhir, Lia pun ikut tertawa.
"Ihh apasih, nggak lahh" ucap risa sambil tersenyum yang sebisa mungkin ia tahan.
Kami pun bergegas mandi, lalu setelah itu kami bermain uno. Menurutku kami cukup senang malam ini, namun entah kenapa muncul perasaan resah dan membuatku menjadi tidak karuan."Ay kenapa sih? " tanya risa, setelah ia melempar menurunkan kartunya, dan tibalah giliranku.
"Ngga ris" hanya itu jawabanku, karena akupun tak tau apa alasannya.
"Nohkan masih aja begini" ucap risa sebal.
"Yodah yodah lanjut ay, ayolah kita lagi havefun nih" ucap Lia.
Akhirnya kami pun kembali bermain, tak lama kemudian risa kembali tertawa dan akupun juga. Meskipun perasaan resah itu tak kunjung hilang.
Setelah bermain uno, kami bermain ToD, Jenga dan perang bantal.
Setelah merasa tenaga terkuras habis, kami pun memutuskan untuk tidur.
Sudah pukul 23:15 namun aku tak kunjungi terlelap.
Risa dan Lia yang tadinya sedang memainkan ponsel, kini telah bersiap siap untuk tidur. Dan aku, apa yang membuatku resah seperti ini?Saat kembali kulihat risa dan Lia, mereka sudah tidur nyenyak, jam menunjukkan pukul 00:21 dan aku tak kunjung tidur, perasaan resah itu bertambah besar. Akhirnya, kucoba mendengarkan lagu di ponselku degan earphone. Cara itu berhasil. Aku pun tertidur.
---------------------------------------------------------
10 Agustus 2018
PeronaT 👸
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks Ferdy!
Ficção AdolescenteLelaki yang mengajarkanku arti sebuah ketulusan, lelaki yang sangat berarti dalam hidupku. Ferdy akan selalu ada dihatiku - Ayano Tateyama. Dia adalah wanita yang teramat aku sayangi, wanita yang mirip dengan ibuku. Aku ingin Ia selalu bahagia - Fer...