Prom Night

7.3K 332 3
                                    

Alena dan Arleno sedang bersiap-siap untuk ke acara prom nightnya.

Arleno menggunakan kemeja putih yang lengannya di lipat hingga siku, celana hitam panjang, sepatu fantofel, gaya rambut nya dengan tataan seperti berantakan, sehingga dia memiliki kesan badboy. Karena arleno tidak suka dengan gaya formal.

Alena, memakai dress putih selutut tanpa lengan, roknya aksennya kaya' renda gitu, dia beri cardigan hitam, di dress nya dia ada pita hitam di pinggang nya. Rambut nya dia kepang kecil melingkari kepala atas,yang bentuk nya kayak bando. Rambut lainnya di ombre. Dia gak suka yang muluk-muluk. Make up juga dia pake simple aja. Alas kaki? Dia pake flat shoes hitam ada pita keemasan nya di ujung sepatu.

Di lain tempat,
Fian juga bersiap-siap menghadiri prom night, karna emang dia diundang skaligus dipaksa sama mamanya. Dia disuruh nemenin Alena, trus, kirim foto ke mamanya klo dia sama Alena jalan bareng ke prom night nya.

Fian sebenarnya, juga rada' gimana sama kemauan mama nya, tapi batin dia, gak papa, ambil untung ajah sama perintah mama nya.

Biasa Fian, sudah mulai tertarik sama alena, meski Fian tau Alena deket sama Arleno. Tapi menurut Fian, Arleno gak ada apa-apanya, buktinya skarang Fian yang calon tunangan Alena.

Biar juga Fian di kata pedofil, gegara suka sama muridnya sendiri pun, dia gak peduli. Orang skarang umur nya masih muda juga 23 tahun kok.

Sekarang arleno dan alena sudah sampai di acaranya, mereka naik ke atas podium acara.

"Hallo, semua. Udah kenal gue kan. Gue arleno, ketos di SMA Garda. Berterima kasih kepada kalian semua, yang udah mau dukung acara ini, dan udah dateng, dan untuk para staff osis dan yang membantu osis, terima kasih banyak, nikmati acara penutup ini. Untuk merayakan acara kebanggaan yang telah kalian susun," kata Arleno, kemudian semua orang yang di ada di tempat bertepuk tangan ria.

"Sekarang, giliran pak Fian, selaku guru pembimbing acara kita yang memberi sambutan buat kalian", kalimat yang di ucapkan Alena.

Fian pun langsung naik ke atas podium.

'Duh, kalo lihat yang kinclong gini, mending gue sekolah disini aja'

'Gak nahan gue. Besok gue harus pindah.'

'Duh, gue dari awal udah kesemsem sama Arleno, tapi sayang.. Arleno punya Alena'

Dan ucapan itu, yang banyak di dengar. Dan yang bicara itu tentunya dari siswi SMA Harbes.

"Selamat malam semuanya," sapa Fian.

"MALAM." teriakan maut dari para cewek ke dua SMA.

"Saya tidak akan banyak berbicara. Saya hanya akan mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim kerja acara ini, dan semoga kalian menikmati acara penutup ini," kata-kata rangkaian fian. Dan dia lanjutkan, "sekian dan terima kasih", lalu dia langsung turun dari podium, diikuti Arleno dan Alena juga.

"Okeh-okeh, para anak Harbes & Garda pasti tau kan pasangan fenomenal di garda. Gimana kita kasih kesempatan ke mereka buat ngisi acara ini? Setuju enggak?" Kata mc, yang asalnya dari Garda tentunya..

Semua, orang bersorak setuju.

"Okey, kita panggil mereka, Alena dan Arleno."

Alena, merasa gundah, sebab dia tidak suka menyanyi di tempat umum gini. Arleno yang merasakan itu, langsung menggenggam kuat tangan Alena, berusaha meyakinkan Alena.

Alena, yang melihat tatapan yakin dari Arleno, dia pun langsung mengikuti Arleno naik lagi ke atas podium.

Sebelum alena berada di tengah panggung, dia bertemu dengan mc yang membuat dia terpaksa menyanyi.

"Tai, lo.. Udah tau gue gak suka!!" cerca Alena, ke mc itu, dengan tatapan tajam setajam siletnya.

"Piss ya.. Al," ucap Shile. Iya, Shile lah, yang menjadi mc, karena katanya dia mau dikit hitz, di acara ini. Padahal ya, Shile udah hitz.

Alena pun skarang berada di samping, Arleno. Arleno yang sudah duduk sambil memegang gitar di pangkuannya.

"Lagu yang biasa yah.. Len," kode Arleno.

Alena hanya menanggapi dengan dehaman, dan Arleno mulai memetik gitarnya.

Alena menyanyikan bagian pertamanya dengan sangat menyentuh, seakan dia merasakan apa yang dia nyanyikan.

I'd like to say we gave it a try
I'd like to blame it all on life
Maybe we just weren't right
But that's a lie
That's a lie

And we can deny it as much as we want
But in time our feelings will show
Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
But truth is, everyone knows

Oh, almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
The way I wanted you
Maybe we wouldn't be two world apart
But right here in each others arms
Well we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough

Giliran Arleno yang bernyanyi , dia membawa alunan lagu ini senada dengan alena

If I could change the world overnight
There'd be no such thing as goodbye
You'll be standing right where you were
And we'd get the chance we deserve

Try to deny it as much as you want
But in time our feelings will show

Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows

Mereka berdua melanjutkan nyanyian bagian reff bersamaan, saling bersahutan seakan-akan mereka sedang bercerita kepada seluruh orang yang ada disini.

Well we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough

(Almost is never enough)

Fian, menatap alena dengan pandangan tak bisa diartikan sejak alena mulai bernyanyi. Dia mulai tak suka dengan Arleno yang mencium kening Alena. Dan disambut teriakan histeris dari seluruh yang menghadiri acara ini.

Setelah Alena turun dari panggung bersama Arleno. Alena langsung di tarik oleh Fian, menjauhi kerumunan orang. Alhasil mereka skarang ada di taman belakang sekolah yang dekat lapangan tempat acara.

"Lo tau ini sakit, lo narik gue seakan gue bukan manusia," kata Alena saat dia berhasil lepas dari cengkraman tangan Fian. Di pergelangan tangannya terlihat membekas merah.

"Jauhi Arleno." 2 kata yang penuh dengan penekanan dari Fian.

"Atas dasar apa lo ngomong gitu?"

"Aku tunangan kamu."

"Heh, typo tuh, kita CALON tunangan."

"Aku gak peduli dengan adanya kata calon itu, kamu tetap akan jadi milik ku."

"Lo denger, gue bukan barang. Dan satu lagi gue gak bakal jauhi Arleno sampai kapanpun. Karena hati gue sama Arleno."

Mendengar penjelasan Alena, Fian semakin gelap mata.

"Kamu tetap milik ku Alena"
Dia mendekatkan diri, dan mencium kasar Alena.

Plakkk

Tamparan keras dari Alena, "gue akan batalin pertunangan konyol, gue gak mau tunangan sama bajingan kayak lo. Lo sama kayak yang lain. Lo brengsek."

Blammm

Seakan ucapan Alena sebuah pisau yang mengiris hatinya, dan menancapkan dengan 1 hentakan tapi pasti kehatinya. Seakan sadar bahwa dia melakukan hal yang salah.

###
Maafin gue, gue habis hiatus in ini cerita. Tapi sebenarnya udah gue tulis naskahnya jadi tinggal update aja.

Gue hiatus karna ada sesuatu .. Hehehe ... Makasih udah baca + likes ini cerita.

Gue usahain .. Update nya gak molor besok.. Karna naskah udh separuh jadi..

Maaf banyak cerita yg gak penting .. Typo nya dan balah balah nya kwkwk.. :)

See u
(22/06/2016)

TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang