Awal Pertemuan

377 20 8
                                    

Suatu hari di musim dingin, tepatnya di sebuah café di bilangan Madison Avenue, seorang gadis sedang asyik menikmati cappuccino-nya. Sesekali matanya memperhatikan pengunjung-pengunjung café lainnya. New York di musim dingin memang selalu menyenangkan.

Matanya membulat ketika melihat dua orang yang sedang bertengkar hebat. Saking hebatnya, pengunjung lainnya pun memperhatikan kedua orang itu.

Dua orang yang bertengkar itu yang satu pemuda, mungkin usianya menginjak 20 tahunan dengan mata bulat, tinggi, juga rambut lurus berwarna cokelat kopi. Yang satu lagi perempuan yang berwajah manis, masih menggunakan pakaian kantor. Bolehkah ia menebak? Mereka pasti pasangan kekasih.

"Darling I'm sorry." kata si perempuan, tangannya menarik narik blazer yang digunakan si laki-laki, wajahnya dibuat seimut mungkin.

Ugh, bolehkah aku muntah?

" KAU MASIH BISA MEMANGGILKU DENGAN SEBUTAN ITU SETELAH APA YANG KAU PERBUAT!" teriak si laki-laki, nada suaranya terdengar frustasi.

Gadis yang mengamati, kalian bisa memanggilnya Samantha menatap si laki-laki tak terima. Ugh, bagaimana bisa seorang laki-laki membentak seorang perempuan di depan umum seperti ini? Memalukan.

"ITU TIDAK SEPERTI YANG KAU PIKIRKAN EL! AKU BISA MENJELASKANNYA!"

"APA LAGI YANG DIJELASKAN SEMUANYA SUDAH JELAS!" kata si laki-laki . Ia bangkit dari duduknya, si perempuan mengikuti.

"AKU BISA MENJELASKAN-"

Plak.

Belum sempat perempuan itu menyelesaikan kata-katanya. Tangan laki-laki itu telah mendarat di pipi kanan perempuan tersebut. Meninggalkan cap tangan merah di pipi mulus gadis manis tersebut.

Samantha mengerinyitkan alisnya. Bibirnya membulat, "Oh Man! Itu pasti sakit..." gumamnya sambil menangkup kedua pipinya.

Laki-laki tidak tau sopan santun itu, siapa namanya tadi? Oh itu tidak penting. Langsung meninggalkan perempuan itu sendirian. Perempuan itu menangis tersedu-sedu di tempat duduknya. Samantha tergelitik untuk menghiburnya. Kini Samantha berdiri di samping gadis itu.

"Sorry miss. Kau tidak apa-apa?" tanya Samantha.

Tidak ada respon, perempuan itu berdiri dan berjalan meninggalkan café itu.

Samantha sempat kesal. Tetapi, ia memakluminya. Gadis mana yang masih bisa mengatakan 'Aku baik-baik saja' sambil tersenyum sehabis ditampar oleh pacarnya-ralat mantan pacarnya?

***

author note : Hi! Cerita baru yang asalnya dari fan fiction yang pernah saya buat tetapi jalan ceritanya berbeda karena perbedaan setting tempat dan lain-lsin , hope you like it. Kalau kalian menemukan fanfiction dengan judul yang sama 'Ma Antifans' dan sudah di post di salah satu blog itu merupakan karya saya. Jadi, saya tidak memplagiat suatu karya karena karya fanfiction tersebut merupakan karya saya sendiri.

Ma AntifansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang