Dunia Ini Gila

125 12 0
                                    

Hari ini Samantha bertemu dengan temannya Athala yang merupakan salah satu fashionist artis. Atha yang memberikan ide pada Samantha untuk ikut terjun ke profesi fashionist artis karena Atha tahu seberapa berbakatnya seorang Samantha Yamada.

Bila Sam bisa membuat artisnya tampak keren di layar tv, bukan tidak mungkin banyak sekali sponsor yang mau membiayai Sam untuk membuka brandnya sendiri. Bagi Atha profesi ini adalah batu lompatan yang tepat untuk Sam.

"Lo harusnya tetep di New York Thatha, karir lo terjamin di sana. Bahkan di La Bella butik lo udah dapet posisi yang menguntungkan. Bayangin sekelas La Bella yang setingkat sama Dior. Lo bener-bener buang tenaga balik ke sini."

Itu sambutan Atha saat pertama kali melihat seorang Samantha berdiri di depannya. Mereka memilih gerai Starbuck yang ada di FX untuk berbincang mengenai masalah pekerjaan.

"Ya ya ya, salahkan bokap nyokap gue. Mereka pengin gue balik ke negeri sendiri, Tha."

"Kolot," komentar Atha.

Samantha selalu terkekeh mendengar komentar Atha yang ceplas-ceplos. Khas Athala sekali.

"Jadi, lo bener mau jadi fashionist artis?"

"Why not?"

Atha mengangguk-angguk. "Okay kalau gitu. Gue hubungin managernya El dulu."

El?

Kayaknya Sam pernah dengar nama itu.

'Dia adik gue. Lebih tepatnya sepupu gue. Namanya Arraya Airlangga. Nama bekennya sih El...'

Arraya Airlangga?

'Nama gue Arraya. Lo bisa panggil gue El atau Arraya. Terserah lo.'

SHIT! DOUBLE SHIT!

Motherf*cking shit!

Kenapa dari sekian banyak artis yang dikenal oleh Atha. Atha malah membuatnya terjebak dengan orang yang tidak mau ia temui bahkan dalam mimpinya.

Kalau sudah begini, apa Samantha bisa untuk mundur? Harga diri seorang Samantha Yamada dipertaruhkan bila ia sampai mundur hanya karena ia akan menjadi fashionist seorang Arraya Airlangga.

Samantha Yamada bukan sekelas perempuan yang lari dari profesionalitas bila bertemu dengan rival atau musuhnya. Sebaliknya Samantha akan menghadapi hal tersebut penuh dengan semangat balas dendam yang berkobar-kobar.

Tapi, Arraya Airlangga. F*ck, bunuh saja Samantha sekarang! Ia bisa gila kalau harus bekerja dengan seorang Arraya.

"Tha. Serius lo nyuruh gue kerja sama Arraya?"

Athala mengangguk-angguk, "Why? Lo penginnya kerja sama artis cewek?"

"Yes of course. Kalau ada artis cowok lain lebih baik sih daripada gue ngurus Arraya."

Athala terkekeh kecil, "Lo pasti dikasih tau macem-macem hal sama Jingga, right?"

Sam mengangguk. "Dia nyuruh gue lanjutin bisnis nyokap dibanding ngurus Arraya."

Ekspresi Athala berubah keruh. "Lo bego atau apa sih sebenernya Thatha. Alumnus Prarsons gini amat ya. Nyokap lo udah mau ngasih butiknya ke lo dan lo susah-susah nyari kerja? Apa yang ada di otak cantik lo itu sebenernya Thatha? Gue tahu cewek suka agak tolol kalau mikir, mereka lebih sering pakai hati daripada otak."

Sam lagi-lagu tertawa, ia tidak mengambil hati mendengar cacian pedas yang dilemparkan oleh Atha. Itu tipikal Atha, berkata apa yang ada di otaknya tanpa mau repot-repot menyaringnya menjadi kata-kata yang tidak menyakitkan. Atha memang apa adanya.

Ma AntifansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang