Prolog

27.3K 1.9K 37
                                    

Wanita itu berjalan sedikit terburu-buru memasuki pekarangan rumah megah milik Damar Bagaskara. Dia tak perduli tampang pucatnya, yang dia perdulikan sekarang hanyalah janji Damar untuk mengembalikan kehidupannya seperti semula.

Tangisan bayi terdengar, ya wanita cantik itu berjalan tergesa sambil membawa bayi perempuan cantik dalam gendongannya. Anak tak berdosa itu bahkan belum genap seminggu tapi wanita cantik itu sudah tak tahan dan muak mendengar tangisannya.

"Diam bayi sialan!" bentaknya kesal.

Tangannya bergerak tak sabaran mengedor dan memencet bel rumah megah itu. Sungguh ia sangat ingin cepat terbebas dari semua kesialan ini.

Pintu terbuka menampilkan sesosok laki-laki berperawakan tampan, aura dan kharismanya yang dewasa dengan mudah bisa melelehkan hati setiap wanita. Tapi tidak dengan wanita cantik yang satu itu, hatinya sudah tertutup kabut kebencian. Mati saja dia jika harus jatuh cinta pada pria seperti itu.

"Sarah?"

"Ini! Ambil ini punya kamu!" teriak wanita itu sambil menyerahkan bayi dalam gendongannya kasar ke arah Damar. "Heh brengsek! Aku gak mau ya ngerawat bayi sialan ini! Tugas aku udah selasai! Kamu bilang cuma sampai lahir kan dan aku udah menjalankan apa yang kamu suruh! Sekarang jauhkan dia dari kehidupanku dan kamu harus menjalankan semua janji kamu!!"

"Sarah kamu ini apa-apan sih?!" tanya lelaki itu tidak percaya.

"Apa?! Kamu mau marah? Aku yang harusnya marah karena kamu dan bayi sialan kamu itu sudah menghancurkan kehidupanku! Ini semua salah kamu! Kamu yang bawa sial dalam hidupku!! Puas kamu?! Masih enak juga dia gak ku bunuh!"

Damar benar-benar tak percaya apa wanita betulan manusia? Kok bisa ada orang sekejam ini di dunia dan apa dia bilang? Ini semua salah Damar? Ck, apa dia lupa siapa yang menggunakan siapa? Dan siapa yang perlu siapa? Ini juga salahnya kalau bukan karena kegilaannya mana mungkin semua berjalan sejauh ini.

"Sarah kamu tau kan? Kalau kamu mau aku nikahi aku akan siapkan semua--"

"Aku gak perduli! Kamu harus segera tepati semua janji kamu atau aku bunuh bayi sialan itu dengan kedua tanganku!!"

Wanita itu pergi berlalu dengan membawa amarah yang masih mengebu. Damar terdiam perlahan matanya menatap iba ke bayi perempuan cantik dalam gendongannya.

Ck! Sarah itu ... padahal Damar sudah berbaik hati menawarkan pernikahan, tanggung jawab, dan hidup mapan berkecukupan, tapi dengan lantangnya dia menolak? Damar menghela perlahan napasnya mendekap erat bayi itu dan mengecup puncak kepalanya.

"Maaf," ucapnya penuh sesal.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang