AUTHOR'S POV
"Astaga!" seru Louis lalu berlari menaiki tangga. Sedangkan yang lain juga segera mengikuti Louis.
Sesampainya di depan kamar Zayn, mereka melihat Niall yang sedang terduduk di lantai sambil memegang keningnya. Sedangkan Zayn baru saja menyembulkan kepalanya di pintu kamar.
"Ada apa Zayn?" tanya Louis. Dia khawatir mengingat tanggung jawabnya sebagai yang tertua, harus menjaga saudara-saudaranya saat kedua orang tuanya tidak di rumah.
"Suara keras apa tadi?" tanya Liam.
Zayn hanya menaikkan pundaknya sebagai jawaban, lalu menutup pintu kamarnya.
"Huh, kukira ada apa. Sudahlah ayo kembali, kita teruskan makan malamnya." kata Harry.
"Tunggu, Niall ada apa denganmu?" tanya Alex. Dia khawatir melihat Niall yang sedari tadi memegangi keningnya itu.
"Ah ini. Haha sudahlah tak perlu kau pikirkan." kata Niall sambil tersenyum, fake smile lebih tepatnya. Dia mencoba menahan rasa sakit yang ada di keningnya itu.
Semua orang memasang wajah datar pada Niall. Tentu saja kecuali Alex dan Jasmyn.
"Sudah, kalian kembali saja." ujar Niall.
Lalu Liam, Louis, Harry, dan Jasmyn turun ke lantai bawah untuk melanjutkan makan malam mereka. Sedangkan Alex menghampiri Niall. Niall pun berdiri dari posisinya yang dari tadi duduk di lantai.
"Astaga Ni! Keningmu berdarah!" pekik Alex.
"Benarkah? Oh ... Sudahlah tak apa." ujar Niall sambil meringis.
"Ayo kita ke rumah sakit Ni." ajak Alex.
"Tidak perlu Lex. Ini hanya luka kecil dan bisa diobati di rumah."
"Baiklah, ayo kita obati. Dimana kotak obatnya?"
"Di kamarku ada kotak obat." kata Niall sambil meringis lagi, kepalanya terasa pusing.
"Ya sudah, dimana kamarmu?"
"Tepat di sebelah kiri kamar Zayn."
NIALL'S POV
"Dimana kotak obatnya?"
"Ambil di laci meja belajarku Lex, kotak berwarna putih." kataku lalu Alex mengangguk.
Aku duduk di pinggir tempat tidurku. Setelah Alex mengambil kotak obat itu, dia duduk tepat di sebelahku. Pintu kamarku kubiarkan terbuka mengingat ada Alex disini.
"Nah, mana lukamu? Niall kenapa keningmu bisa terluka seperti ini!?" tanya Alex, dia terkejut setelah aku memperlihatkan lukaku.
"Ini karna kesalahanku sendiri Lex."
Alex menggelengkan kepalanya, lalu mengambil antiseptik dari kotak obat dan menuangkannya di kapas.
"Ayo sini dibersihkan dulu lukanya."
"Sudah Lex, aku bisa sendiri kok."
"Bisa sendiri gimana sih Ni? Kau saja tak bisa melihat lukamu, bagaimana mau diobatin sendiri?" tanya Alex seperti ibu yang memarahi anaknya.
Aku terkekeh, sedangkan Alex menghela nafasnya. Lalu dia mulai membersihkan lukaku dengan kapas itu. Tubuhku menegang akibat rasa sakit yang sedang kutahan. Rasanya perih sekali.
"Apa terasa sakit Ni? Kalau sakit bilang saja."
"Tidak kok Lex." kataku berbohong.
Alex menganggukan kepalanya, dia mengambil kapas dan menuangkan obat merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here ✔️
FanfictionApa kau tahu bagaimana rasanya menjadi satu-satunya anak angkat di lima bersaudara? Berusaha untuk menjadi 'ada' dan menjalin ikatan didalam sebuah keluarga yang darahnya tidak mengalir didalam tubuhmu. Copyright ©2016 by Eziall