Saat ini kamarku sangat ramai, ada Louis dan Harry sedang bermain video game di laptop Louis, Zayn menyoraki mereka berdua. Sedangkan Liam sedang sibuk menulis sesuatu sambil sesekali menonton TV yang menyala.
"Bodoh, bodoh. Louis kau curang!" seru Harry.
"Mobilmu itu yang terlalu lambat Haz!" sahut Louis.
"Ayo! Awas, tikungan. Astaga mobil kuningmu itu keluar jalur Harry!" seru Zayn heboh. Aku tertawa karena tingkah mereka.
Tiba-tiba Mom datang dan membuka pintu kamarku, dia membawa nampan makanan.
"Boys, Mom bawakan minuman hangat dan makanan ringan. Jangan tidur terlalu malam ya." ujar Mom sambil meletakkan nampan itu di meja, dekat laptop Louis.
"Baik Mom, jangan khawatir." kata Louis, Mom tersenyum lalu berjalan meninggalkan kami. Setelah mengambil segelas jus dan meminumnya aku mengambil tas ku.
"Kau mau berkemas Ni?" tanya Zayn. Membuat semuanya jadi menatapku.
"Iya, aku akan membawa sebagian barangku saja."
"Aku bantu ya." tawar Zayn, aku mengangguk.
"Kami juga akan membantumu." kata Liam, diikuti Louis dan Harry.
"Baiklah, terima kasih."
****
Pagi hari. Aku membuka mataku secara perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mataku. Semalam aku satu tempat tidur dengan Zayn dan Harry. Sedangkan Louis dan Liam tidur di bawah, dengan kasur tambahan.
"Guys! Ayo bangun, ini sudah pagi. Liam, Harry, Zayn, Louis." pekikku. Tak lama setelah itu Liam dan Zayn terbangun.
"Kau mandi dan bersiap saja. Aku akan membangunkan mereka." ujar Zayn dengan suara berat ala bangun tidurnya.
"Okay."
Setelah keluar dari kamar mandi, ternyata kamarku sudah dalam keadaan kosong. Mungkin saudaraku yang lain sedang mandi di kamarnya masing-masing.
Setelah bersiap-siap aku turun ke bawah menuju meja makan. Di bawah ada Mom yang menata makanan di meja, Dad, Liam, dan Harry.
"Hai Niall. Di mana Zayn dan Louis?" tanya Mom.
"Mungkin mereka masih mandi Mom." jawabku.
"Niall, kau sudah berkemas?" tanya Dad, aku mengangguk. Kebetulan Zayn dan Louis datang dan mereka duduk di kursi masing-masing.
"Iya Dad, semalam aku di bantu oleh yang lainnya untuk mengemasi barang-barangku."
"Oh, baiklah." kata Dad sambil tersenyum.
Entah kenapa, setelah percakapan barusan suasana disini serasa berbeda. Tidak ada yang bersuara sedikitpun, yang ada hanya dentingan sendok dan garpu yang bersentuhan. Dimana lelucon-lelucon atau gurauan dari mereka seperti biasanya?
Setelah sarapan aku kembali ke kamar untuk mengambil tas milikku. Tiba-tiba aku teringat Alex, aku berpikiran untuk menelfonnya. Tak lama kemudian dia menjawab telponku.
"Hallo, Alex?"
"Hai Niall, selamat pagi."
"Selamat pagi juga Alex.
"Niall, aku rindu."
"Hahaha, iya Alex. Aku juga rindu padamu. Nanti kita akan bertemu, okay?"
"Okay Niall. Oh iya. Hari ini, kau akan berangkat kan?" Pertanyaan Alex membuatku teringat kembali, jika aku akan meninggalkan rumah ini.
"Niall?"
![](https://img.wattpad.com/cover/69661671-288-k912082.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here ✔️
Fiksi PenggemarApa kau tahu bagaimana rasanya menjadi satu-satunya anak angkat di lima bersaudara? Berusaha untuk menjadi 'ada' dan menjalin ikatan didalam sebuah keluarga yang darahnya tidak mengalir didalam tubuhmu. Copyright ©2016 by Eziall