✔Chapter 17

1K 122 43
                                    

"Boys." sapa Dad, hari ini aku dan keempat saudaraku sedang bersantai di ruang keluarga.

"Iya Dad, ada apa?" tanya Liam.

"Begini, sekitar setengah jam lagi ada orang suruhan Dad yang datang kemari. Dad titip map ini kepada kalian. Nanti jika dia sudah datang, berikan ini padanya." Dad mengeluarkan sebuah map berwarna coklat, aku pun menerimanya.

"Iya, nanti pasti kami berikan." ujarku.

"Baiklah. Dad kembali dulu ke kantor."

****

"Hei aku bosan." gerutu Harry.

"Bagaimana jika kita keluar? Ke Mall?" usul Louis.

"Hm, boleh juga. Kebetulan aku ingin membeli beberapa pasang sepatu." kata Zayn .

"Guys, bukankah kita harus memberi map ini kepada orang suruhan Dad?" Liam memperingatkan kami, sedangkan Harry, Louis, dan Zayn menghela nafas.

"Hei tunggu saja. Sebentar lagi pasti orang itu datang. Setelah itu kita bisa pergi keluar." ujarku, semuanya mengangguk. Harry dan Louis melanjutkan bermain play station. Sedangkan yang lain berkutat dengan iPhone miliknya.

10 menit kemudian bel rumah berbunyi.

"Itu mungkin dia. Niall berikan map itu padanya." ujar Louis tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.

"Baiklah."

Aku mengambil map coklat itu lalu membuka pintu rumah. Seorang pria paruh baya sedang berdiri di depanku. Kuperhatikan, sepertinya dia beberapa tahun lebih muda dari Dad.

Perasaanku saja atau memang benar? Orang ini langsung terlihat terkejut saat melihatku?

"Uhm, maaf. Apa anda orang yang kemari untuk mengambil map ini?" tanyaku, membuyarkan lamunan pria paruh baya itu.

"Iya, benar. Saya kemari untuk mengambil map itu." ujar pria paruh baya itu pelan. Sedari tadi matanya tidak berkedip saat melihatku. Aku langsung memberikan map yang di beri Dad kepadanya.

Sebenarnya ada apa dengan orang ini?'

"Terima kasih, hm..."

"Niall."

"Oh, terima kasih Niall. Senang bertemu denganmu."

Aku langsung menjabat tangannya sambil tersenyum.

"Baiklah. Saya harus kembali. Sekali lagi terima kasih ya."

"Iya sama-sama."

Aku memperhatikannya sampai dia berjalan menjauhi pekarangan rumah. Dia tersenyum padaku. Aku pun membalasnya.

Aku merasa aneh, ada sesuatu yang berbeda saat aku ada didekat orang itu. Tetapi aku tak tahu apa.

"Niall." tiba-tiba Liam datang menepuk punggungku.

"Ada apa?"

"Mau sampai kapan kau berdiri di situ? Cepat bersiap, kita akan berangkat." lanjut Liam.

"Baiklah. Aku ke atas dulu ya." Liam mengangguk padaku.

****

Setelah menempuh beberapa waktu perjalanan, akhirnya kami semua sudah sampai ke salah satu Mall besar yang biasa kami kunjungi.

"Kemana dulu?"

"Kita cari makanan dulu, sedari tadi kita belum makan apa-apa. Aku ingin sekali memakan masakan Japanise." kata Harry.

"Ah! Aku setuju dengan Harry." seruku.

"Baiklah, ayo."

Kami berlima langsung menuju salah satu restaurant bermenu masakan Jepang. Setelah itu kami memesan makanan dan menunggunya.

I'm Here ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang