✔Chapter 12

1.6K 208 60
                                    

LIAM'S POV

"Liam."

Tiba-tiba saja Louis datang di kamarku tanpa mengetuk pintu, dengan wajah yang tak dapat kuartikan.

"Louis, ada apa?" tanyaku sambil menutup buku yang sedang kubaca.

"Oh Liam, rasanya kepalaku ingin pecah sekarang!" Louis berteriak frustasi, dia menjambak rambutnya sendiri.

"Hei! Hei! Stop it Lou, what wrong?" tanyaku. Aku berjalan mendekati Louis dan menyuruhnya duduk di sofa.

"Li, aku khawatir dengan sikap Elle yang tiba tiba saja berubah. She's different tonight."

"Dia berubah bagaimana?" tanyaku sedikit tidak paham.

"Tadi saat di kampus, aku dan Elle berencana untuk pergi malam ini. Tetapi saat aku menjemput dia dirumahnya, tiba-tiba saja dia memberiku ini."

Louis berhenti bercerita dan memberiku secarik lipatan kertas.

"What it is?"

Louis hanya diam saja tanpa menjawabku. Aku langsung membuka lipatan kertas itu dan membacanya, aku terkejut.

"Astaga. Lalu?" tanyaku pada Louis setelah membaca tulisan yang ada di kertas itu. Louis mulai menceritakan semuanya padaku, dan aku mendengarkannya baik-baik.

"Bagaimana mungkin Elle tiba-tiba saja berubah seperti itu? Apa kau membuat kesalahan sehingga membuat dia kesal?" tanyaku. Louis tampak berfikir.

"Tidak Li. Aku rasa tidak ada."

"Lalu, tidak mungkin dia melakukan hal seperti ini tanpa alasan bukan?"

"Ya, kau benar. Aku akan hubungi dia. Aku akan bertanya padanya." kata Louis sambil mengambil iPhone nya disaku celana.

"Tunggu Louis. Jangan menghubunginya dulu." cegahku.

"Apa? Memangnya kenapa!?" pekik Louis.

LOUIS'S POV

Aku merasa muak, Liam mencegahku untuk menghubungi Elle. Emosiku telah memuncak, nafasku sudah tidak beraturan menahan amarahku.

"Lou. Dia seorang wanita, kau tahu tidak? Seorang wanita terkadang membutuhkan waktu untuk sendiri saat mereka memiliki masalah. Saat ini Elle sedang mengalaminya. Dan ketika waktu menyendiri itu telah berakhir, aku rasa dia telah siap untuk menerima semua pertanyaanmu tentang hal ini. Sudah, beristirahatlah. Jangan memikirkan hal ini semalaman, kau bisa sakit nanti. Mungkin besok saat di kampus kita bisa menanyakan hal ini pada Elle. Tentu saja jika waktunya sudah pas."

Aku memandang Liam, memang saudaraku yang satu ini sanggup meredam amarahku dan membuatku tenang. Hanya dengan perhatian dan kata katanya.

"Yes, you're right. Thanks bro." ujarku sambil berusaha untuk tersenyum.

"Yeah, no problem. Oh ya, kau bisa tidur disini jika kau mau."

Liam seakan akan sangat mengertiku, dia tahu jika saat ini aku sangat membutuhkan seorang teman.

"Yes Li."

NIALL'S POV

Aku merebahkan diriku di tempat tidur, melihat langit-langit kamarku yang berwarna hijau. Aku memikirkan suatu hal yang ternyata membuat Louis sangat sedih dan marah. Aku menguping pembicaraan Liam dan Louis tadi. Dan untung saja tidak ada yang mempergokiku.

Aku berniat untuk mencari tahu apa yang terjadi diantara Elle dan Louis. Aku akan bertanya pada Elle besok atau lusa. Aku memang mengenal Elle, bagaimana tidak? Dia mahasiswi yang pintar di kampusku. Semua orang mengenalnya. Tapi aku tidak yakin jika Elle mengenalku. Ya, mengenalku sebagai salah satu saudara Louis.

I'm Here ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang