"Lihat si Bodoh itu membuat gue tertawa terus melihat ulahnya yang menyedihkan itu."
Lagi, lagi, dan lagi. Kenapa harus aku? Kenapa aku harus terjebak di sini? Apa sebegitu tidak berarti harga diriku? Mengapa sangat menyedihkan? Kenapa di antara semua orang, kenapa aku yang dibeginikan?
Mereka berempat menertawaiku seolah aku adalah badut bodoh di kerajaan yang mereka berempat pimpin. Guru-guru pun begitu, sama saja. Karena ulah mereka berempat, guru-guru itu juga tak memandangku. Ralat, mereka memandangku tapi sebagai sampah.
Lihatlah topeng mereka semua. Sungguh hidup yang miris. Topengnya terlalu tebal. Tak ada yang menyadari betapa busuknya mereka semua. Mereka yang terlibat ... sangat menyedihkan. Lebih parah lagi Eka, dia berteman dengan mereka berdua tapi ... di sini dia diinjak-injak dan dianggap sampah. Kenapa dia masih bisa tertawa dengan dua orang sok pintar itu?
Aku sangat ingin menghabisi mereka satu-persatu. Mengiris setiap daging yang mereka miliki dan membuangnya di kandang singa. Terutama dia. Dia ... Krisna. Aku sangat ingin membunuh orang itu.
"Lihatlah wajah lo sudah kayak orang bego." Aku menoleh mendengar suara tak asing itu. Misa. Mau apa dia? Mau menjahiliku lagi?
"Apa mau lo?" tanyaku nyolot. Aku tak bisa baik-baik lagi dengan mereka berempat. Mereka itu makhluk yang harus dibasmi secepatnya tanpa sisa.
"Wah santai dong. Gue mau nawari loh kerja sama yang bakal lo gak bisa nolak karena gue tahu apa yang ada di benak lo. Gue yakin lo bakal tertarik," ucapnya dengan nada liciknya.
Yah, dia memang sangat berbahaya. Sangat tajam lidahnya, dan dia seperti ular berbisa yang bisa menggigit siapa saja, termasuk temannya. Aku sangat mengenal satu persatu dari mereka hingga rasanya ingin mati saja. Aku sangat iri dengan David yang tidak terjebak terlalu jauh dengan Black Shadow dan segera mengakhirinya. Tidak seperti aku yang terperangkap jauh.
"Apa maksud lo?" tanyaku.
"Ayo habisi para petinggi Black Shadow. Gue bakal bantu lo." Misa tersenyum licik, senyumnya sangat menakutkan. Aku tidak tahu dengan pemikiran gilanya. Dia memang ular berbisa. Bagaimana bisa dia berniat menghancurkan para petinggi sedangkan dia salah satunya. Namun kenapa aku sangat tertarik dengan tawarannya.
"Dengan cara?"
"Kita jebak mereka dengan kode BS. So easy? Gue akan berpura-pura jadi korban dan semua akan terasa nyata. Kita hancurkan mereka. Lo bisa habisi Krisna hingga mampus kalo lo mau. Karena tujuan gue adalah ngehabisi Ema."
"Kenapa?" tanyaku penasaran. Aku tahu jawabannya tapi aku ingin memastikannya.
"Karena Matthew. Lo tahu kan. Kapan kita mulai? Karena gue tahu lo setuju."
***
"Siapa di situ?" Suaranya bergetar dan bergema memenuhi lorong. Kami berdua mengikuti si Penakut Sok Berani itu tepat di belakangnya. Krisna ini giliranmu.
Dia pasti ingin berbalik dan kabur tapi dia ragu. Dia terlalu bodoh. Ini adalah akhir dari hidupnya yang belum dia sadari atau sudah dia rasakan. Egonya untuk berbalik terlalu tinggi dan itulah kebodohannya.
Apa saat ini dia sedang menebak-nebak siapa pelaku semua ini? Apa dia penasaran siapa pelaku berantai ini? Aku, ya aku. Aldo yang selalu ingin kauhancurkan, pasti dia setengah tidak mempercayai ini.
Sejak terror yang kulakukan pada Ema, beberapa guru bahkan sudah berantisipasi. Mereka takut jika mereka juga adalah korban. Jujur, aku ingin juga menghancurkan guru-guru sialan itu. Guru apanya? Mereka itu hanya sampah masyarakat. Apa mereka patut dikatakan guru? Ketika hasil kerja keras siswanya dihadiahi nilai jelek karena keinginan anggota inti Black Shadow. Apakah mereka patut dihormati? Ketika soal ujian beradar di kalangan anggota Black Shadow dan murid yang serius menjadi kalah karena pertandingan tidak sprotif ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
R.M.D.K.
Mystery / ThrillerPenghuni Entra High School telah dikejutkan dengan ditemukan seorang siswi yang tergeletak tak berdaya, dengan secarik kertas yang berisi misteri penting. Tak sampai di situ. Korban terus berjatuhan dan merenggut ketenangan Entra High School. Apa a...