V O T E
Sepertinya bukan hanya hujan, badai akan segera turun. Bagaimana ini, jarak rumahnya jauh.
"Sebaiknya kau tidak bercengeng ria ketika badai akan turun.."
Hyebin menengadahkan wajahnya, dan kemudian terpaku pada sosok pria yang sangat-sangat tampan dihadapannya. Apa dia malaikat? Pikir Hyebin tak karuan.
"Berhenti menatapku seperti itu"
Gadis itu kemudian terhenyak dan sadar, ia berdiri dengan gugup dihadapan pria itu. Pria tampan itu mengenakan seragam Jeesu. Tentu saja, dikawasan mewah ini hanya ada satu sekolah, dengan harga yang melunjang tinggi agar dapat bersekolah disana.
'Dia pasti pria kaya yang sombong..'pikir Hyebin berkecil hati. Ia tak pernah seperti ini sebelum tahu dirinya disekolahkan di Jeesu School oleh pengusaha yang yang baik hati, tuan Lee. Disekolah lamanya, Hyebin merasa ia adalah siswi kaya, namun disini? Ayahnya hanyalah orang yang bekerja disalah satu cabang perusahaan tuan Lee.
Hyebin sangat tidak suka dengan tatapan pria itu, seolah mengintimidasi dirinya. Bahkan pria itu melempar tatapan tajam secara terang-terangan pada dirinya.
"K-kau siapa?" Hyebin meringis, kenapa ia terlihat gugup sekali? Mungkin saja, pria itu sangat tampan dan membuat jantungnya berdegup tak karuan. Hentikan! Kau tidak boleh jatuh cinta pada salah satu siswa sekolah itu, ingat Hyebin dalam hati.
Oh Sehun, ia merutuki dirinya sendiri dalam hati. Ia meminta supirnya untuk memutar kembali ke halte, hanya untuk menyapa gadis itu? Padahal mereka sudah melesat sekitar 1 kilometer dari halte ini. Dan lebih bodohnya lagi, ia menyapa dengan cara dingin.
Hey, memang Sehun adalah pria yang dingin, bukan? Lalu mengapa seolah ia adalah pria yang ramah? Sehun berusaha menahan sesuatu yang menggelitik diperutnya ketika gadis itu gugup melihatnya.
"Bukankah seharusnya aku yang bertanya kau siapa?" Shit! Sehun memaki mulutnya yang berbicara asal saja. Ia semakin terlihat menyeramkan mungkin. Dingin dan arogan, semua adalah sifatnya. Tapi entah mengapa ia benci bersikap seperti itu pada gadis ini.
Hyebin terkejut dan merasa malu. Pria tampan ini benar, seharusnya pria itu yang bertanya. Mengingat ia bersekolah di Jeesu, dan Hyebin hanya menggunakan seragam sekolah yang mungkin tak dikenali murid-murid Jeesu, tidak mungkin dikenali.
"Engh-"
.
.
.
•••
..
.
Jinhye terdiam di dalam Volvo hitam yang menjemputnya. Pandangannya tertuju pada dua manusia yang sedang berbincang di halte yang berjarak dekat dari sekolah.
Ia memang baru pulang, terlalu nyaman berada diperpustakaan yang selalu sepi. Murid lain tidak tertarik dengan perpustakaan sekolah, mereka memang sebenarnya adalah kelas rendahan yang tak tahu mutu yang bagus. Yang mereka tahu hanyalah kemewahan, kesenangan, dan membuang-buang waktu untuk pergi menghamburkan uang orangtuanya.
Pria itu terlihat cuek dengan gadis manapun, itu yang Jinhye tahu dari lemparan mulut ke mulut para murid. Namun sepertinya itu hanya omong kosong, bahkan pria itu yang menghampiri gadis asing yang sedang merenung dihalte.
Persekian detik selanjutnya sudut bibir Jinhye tertarik, membentuk sebuah senyuman sinis. "Semua manusia memang selalu bersandiwara.." desis Jinhye dalam hati.
Ia tidak percaya nasib masa depannya adalah seorang Oh Sehun. Pria sombong yang hanya mengandalkan ketampanannya. Dengan hobi-nya yang selalu menyakiti perempuan, kenapa tetap saja semua gadis terpesona dan berusaha menaklukannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN ; Sehun ✔
Fanfiction#1 . . . Kita selalu memiliki hambatan. Cinta adalah soal waktu. Yang penting adalah ketika jalan kita bersebrangan. Inilah jalan takdirnya. Ini adalah tentang waktu.