V O T E
Sehabis dari sekolah, Sehun langsung datang ke perusahaan ayahnya. Itu karena Junmyeon yang memberitahunya. Sehun tahu ia dipanggil karena perjodohan itu. Karena hanya itu satu-satunya alasan Sewoo membutuhkannya
'Selamat datang diduniamu yang baru, Sehun. Dunia penuh kemenangan..'
.
.
.
•••
..
.
"Cepatlah, ayah!"
Direktur Jinwoo terdiam. Minseok bilang putrinya ini memang menolak untuk bertemu dengannya. Jinwoo tidak percaya itu, Jinhye tidak pernah menolak perintahnya. Dan sekarang, semua yang dikatakan Minseok benar. Ada apa dengan Jinhye?
"Ayah, katakan!" Jinhye menghentakkan kakinya kesal, matanya memanas dengan amarah yang bangkit. Malam ini ia benar-benar tak ingin berbicara dengan ayahnya. Bahkan Minseok sampai memohon didepan pintu kamarnya agar ia mau menemui direktur Jinwoo ditempat kerjanya.
"Apa kau tidak merindukan ayah?"
Jinhye membulatkan matanya, "A-Ayah.."
Direktur Jinwoo dapat melihat itu, keterkejutan Jinhye akan ucapannya. Hatinya merasa sakit, bahkan Jinhye sampai tidak percaya akan ucapannya. Kemana dirinya selama ini? Jinhye semakin bertumbuh besar, semakin mirip dengan ibunya, cantik dan manis.
Direktur Jinwoo bangkit dari kursi besarnya, kemudian menghampiri sofa yang ada dipojok ruangan dan duduk disana. "Kemari, Jinhye"
Jinhye terdiam, apa yang terjadi dengan ayahnya? Langkah Jinhye sangat pelan, kemudian ia terduduk tepat disamping ayahnya.
Direktur Jinwoo tersenyum kemudian merangkul putrinya, putrinya yang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik tanpa ia sadari, ia melewati momen berharga itu, melihat Jinhye tumbuh dan berkembang.
"Ayah sangat merindukan putri ayah" direktur Jinwoo mengusap lembut rambut anaknya.
Jinhye terdiam kemudian mengalihkan pandangannya, ia tidak sanggup menatap ayahnya. 'Jinhye jangan menangis. Jangan sekarang, Jinhye..' rutuknya dalam hati.
"Bagaimana sekolahmu? Besok adalah hari terakhirmu sekolah, bukan? Libur musim dingin yang panjang menantimu"
Jinhye meluruskan pandangannya kedepan, "Biasa saja. Sekolah adalah neraka bagiku"
Tanpa Jinhye sadari, ucapan dinginnya membuat hati direktur Jinwoo teriris.
"Apa kau tetap tidak bisa beradaptasi dengan mereka semua?" Mereka yang dimaksud direktur Jinwoo adalah murid-murid yang ada di Jeesu.
"Bukannya tidak bisa. Aku tidak mau dan tidak akan pernah mau"
"Jinhye..." lirih direktur Jinwoo sedih. Kemudian ia mencoba memperbaiki semuanya, percakapannya dengan Jinhye tidak sehangat dulu.
Direktur Jinwoo mengingat sesuatu, seorang gadis, anak dari supervisor disalah satu cabang perusahaannya. Gadis yang pintar, itu yang membuat direktur Jinwoo mau membiayai sekolahnya di Jeesu. Apa dia bisa menjadi teman Jinhye?
"Ayah membiayai sekolah seorang gadis di Jeesu. Anak dari salah satu supervisor dicabang perusahaan ayah. Bagaimana menurutmu?"
Jinhye terdiam, ia menelan ludahnya pahit. Tangannya mengepal, "Mengapa ayah menyekolahkannya?"
Direktur Jinwoo tersenyum manis kepada putrinya, "Ayah ingin kau memiliki teman, Jinhye. Tidak seperti ini"
Jinhye tidak perlu teman, semua hanyalah sampah. Semua orang sama saja, mau bertekuk lutut demi mendapatkan uang. "Ayah tahu aku tidak membutuhkan teman"
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN ; Sehun ✔
Fanfiction#1 . . . Kita selalu memiliki hambatan. Cinta adalah soal waktu. Yang penting adalah ketika jalan kita bersebrangan. Inilah jalan takdirnya. Ini adalah tentang waktu.