V O T E
Tanpa sadar Sehun meneteskan air mata, 'Apa kita memang saling menyakiti?'
Semua selesai. Tak ada yang bisa dilanjutkan, ia harus menghentikannya sebelum perasaan Jinhye dan dirinya semakin dalam.
Sehun mengambil ponselnya dari saku celananya, kemudian mencari sebuah nama dari kontak diponselnya.
"Siapkan aku pengacara untuk menangani perceraianku"
.
.
.
•••
..
.
"Terimakasih atas kepercayaan yang telah anda berikan kepada perusaan kami"
Kedua orang berjas itu saling bersalaman, salah satu dari mereka terus tersenyum cerah, seakan puncak kebahagiaannya adalah hari ini.
"Anda sebaiknya berterimakasih kepada ketua"
Pria yang tak luput dari senyum itu mengangguk, "Tentu saja, saya akan segera memberikan kabar ini pada direktur Sewoo"
Pria dihadapannya tersenyum kemudian beranjak dari tempatnya, "Tugas saya sudah selesai, permisi. Masih ada sesuatu yang harus saya lakukan"
"Ah? Ya. Silahkan. Sekali lagi saya atas nama Oh's Group mengucapkan terimakasih"
Setelah pria dihadapannya keluar dari restoran bernuansa itali ini, pria itu kembali duduk dan mendesah bingung. Senyum indah yang awalnya terukir kini sudah tak terlihat. Digantikan dengan raut wajah khawatir.
Taeyong, salah seorang yang berlindung dibawah nauangan Oh's Group, perusahaan milik Sewoo. Yang mungkin sebentar lagi adalah milik tuan Sehun. Pria itu menyesap cappucino yang ada dihadapannya, kepalanya sangat sakit, tangan kanannya beranjak memijat dahinya.
Bagaimana ini?
Pria yang usianya hampir berkepala tiga itu merogoh ponselnya, kemudian menghubungi nomor yang tercantum sebagai panggilan terakhir. Sebaiknya ia segera memberitahukan hal ini kepada Sehun.
Tapi...
Sebelum orang diseberang sana mengangkat panggilannya, Taeyong kembali menekan tanda 'akhiri' pada layar ponselnya.
Taeyong menggenggam ponselnya erat sambil menggigit bibir bawahnya. Mengapa ia jadi sulit mengambil keputusan?
Keuntungan besar ini terjadi ditengah-tengah kehancuran yang lebih besar?
.
.
.
•••
..
.
"Kumohon... aku berjanji hanya sebentar saja"
Pria itu baru saja sampai dipintu utama gedung pencakar langit miliknya. Beberapa karyawan membungkuk hormat dan melempar senyum ramah, seperti biasa, tak ada balasan yang mereka dapatkan.
CEO perusahaan ini terlalu dingin dan angkuh, ia tak banyak bicara, dan tampak tidak peduli pada orang-orang disekelilingnya.
"Kumohon.. aku perlu bicara dengan tuan Jinwoo"
"Tidak bisa, anda bahkan tak memiliki janji temu! Maaf"
Langkahnya terhenti, matanya melirik kearah kanan, security itu segera menghadap kearahnya dan membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN ; Sehun ✔
Fanfic#1 . . . Kita selalu memiliki hambatan. Cinta adalah soal waktu. Yang penting adalah ketika jalan kita bersebrangan. Inilah jalan takdirnya. Ini adalah tentang waktu.