CHAPTER 1

21.9K 1.5K 26
                                    

V O T E
Tinggal pencet bintang nggak
susah kan

Malam ini benar-benar menusuk jiwa, meremasnya dan melemparnya jauh. Sampai-sampai ragaku benar-benar tak merasakan kehadirannya.
Jiwaku terlempar jauh bersama hati yang terluka. Walaupun begitu, rasa sakit ini masih saja terasa. Takkan hilang sekalipun aku tak bernyawa.

Malam ini malam yang kelam, aku semakin merasa tersiksa tinggal disini. Rumah ini mewah, bahkan apa pun yang tidak ku inginkan sekali pun sudah tersedia tanpa aku memintanya. Luas, aku harus menuruni tangga sebanyak 2 kali jika ingin pergi ke dapur ketika malam. Aku terlengkapi.

•••

'tap...tap...tap'

Derap langkahnya terdengar nyaring di penjuru rumah, mungkin karena suasananya sepi. Semua penjuru rumah sudah terlelap, bahkan para pekerjanya sudah tak ada. Jelas saja ini sudah tengah malam.

Setelah hampir dua jam memperhatikan rembulan dari balkon kamarnya yang berada dilantai 4, pria ini merasa lapar. Ia ingin mengambil sesuatu di dapurnya yang berada dilantai dasar, ini melelahkan.

Sehun, pria itu melewati sebuah kamar besar. Kamar ayahnya bersama wanita jalang itu. Langkah Sehun terhenti, otaknya kembali berputar pada kejadian 9 tahun lalu, saat ia berusia 9 tahun.

---

Flashback on

Langkah kaki laki-laki kecil ini terdengar sangat bersemangat, dengan ransel yang ada dipunggungnya. Tangannya menggenggam sebuah kertas, itu hasil ujian akhir matematika miliknya. Hari ini Ibunya berulang tahun, dan Sehun akan menjadikan nilai sempurnanya sebagai hadiah, Ibunya pasti bangga.

"Ibu, Sehun sudah pulang"

Sehun membuka pintu rumahnya yang besar, kemudian segera masuk tanpa melepaskan sepatu sekolahnya. Dengan asal Sehun melemparkan tasnya kelantai, dia pikir nanti ada pembantu yang merapihkannya.

Mata Sehun bercelingak-celinguk mencari Ibunya, ia berjalan menuju sebuah kamar besar, itu adalah kamar orang tuanya. Sehun yakin Ibunya ada disana.

Tangan Sehun sudah berada pada knop pintu sampai ketika terdengar suara pecahan yang sangat keras dari dalam. Sehun terdiam, apa Ayah dan Ibunya bertengkar ?

Dengan tubuh bergetar, Sehun berusaha memutar knop pintu dan mendorongnya. Masuk kedalam kamar dengan wajah yang sangat tegang.

Matanya membulat apa yang telah terjadi ? Sehun melihat ayahnya duduk di kursi mewah dipojok ruangan dan tengah meminum vodka. Ibunya terlihat terlelap diatas ranjang besar, wajah wanita cantik itu terlihat cantik sekali.

Tapi bukan itu yang mengejutkan Sehun kecil, lantai kamar ini dipenuhi darah, dan ada sebuah botol bir yang pecah.

Mata lelaki itu memanas, ia menatap Ayahnya. Pria itu tidak memperdulikan kehadiran Sehun, ia hanya terpejam dan menikmati vodkanya. Sehun berjalan pelan menghampiri ranjang, semakin dekat sampai ia sadar wajah Ibunya sangat pucat. Ia mendekat dan naik keatas ranjang.

Matanya memanas, setelah ia memeluk dan mencium Ibunya, Sehun sadar Ibunya tidak bernafas, tidak bergerak. Dan satu kenyataan yang membuat tangisnya pecah, Ibunya meninggal.

"Biarlah, dia pantas menerima itu. Biarkan dia terlelap."

Sehun menoleh kearah Ayahnya, apa pria itu sudah gila ?

Ayah menatap Sehun tajam, "Dia melarang ayah menikahi gadis yang ayah cintai. Kau akan mengerti disaat usiamu sudah dewasa. Sekarang kembali ke kamarmu dan jangan bicara apa pun yang kau lihat kepada siapapun."

BETWEEN ; Sehun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang