CHAPTER 16

5.5K 740 42
                                    

V O T E

Dan disinilah mereka, dibawah kegelapan malam dan dinginnya udara, belum paham apa yang telah terjadi. Memilih diam dan saling memberikan kehangatan, dan membiarkan jarum itu menusuk hati keduanya. Sampai akhirnya, kedua pasang mata itu terpejam. Membiarkan jiwa keduanya beristirahat dari kejamnya dunia.

.

.

.

•••
.

.

.

PRANG!!

Benda kaca itu pecah berserakan, mata Sehun menatap nanar kearah lantai.

"Hiks--"

Pandangannya teralih pada seorang wanita cantik, bidadari hatinya, tengah menangis dengan tubuh bergetar disudut kamar mewah itu.

Tubuh Sehun membeku melihat keadaan menyakitkan ini, wanita itu terlihat sangat mengenaskan, dengan tubuh bergetar ketakutan. Tanpa memikirkan pecahan beling yang ada dihadapannya, Sehun berlari menghampiri wanita itu dan memeluknya.

Wanita itu merengkuh Sehun sambil menjerit pedih, ia segera mengusap darah yang mengalir dari telapak kaki itu dengan tangan bergetar.

"Jangan lakukan ini, Sehun.." Bibir wanita itu bergetar, ia sangat ketakutan melihat serpihan beling itu menancap pada kaki Sehun.

"Ibu.."

"Sehun, kenapa kau melakukan ini? Jangan mendekat kearah ibu kalau kau melihat beling itu. Sudah berapa hiks--kali ibu mengingatkanmu?"

Sehun menatap dalam wanita itu, kemarahan, kekhawatiran, kepedihan, semua tergambar jelas dimata wanita yang ia sebut ibu itu.

"Sudah berapa kali aku melihat ibu seperti ini?" Sehun balik bertanya, ia memang masih kecil, namun ia tahu betul ada sesuatu yang tak beres dirumahnya.

Wanita itu kembali menangis dengan isakan memprihatinkan, segera merobek bagian bawah bajunya dan melilitkannya pada telapak kaki Sehun.

BRAK!

Seseorang bertubuh tegap menggebrak pintu dengan kuat, tatapannya sangat menusuk, tubuh Sehun bergetar karena ketakutan.

"Kalian selalu menyusahkan saja"

Pria itu berbicara dengan ekspresi datar, membuat Sehun membeku didalam pelukan ibunya. Wanita itu semakin mendekap Sehun, seakan takut akan kehilangan buah hatinya.

Pria dewasa itu berjalan menghampiri mereka, menarik Sehun agar terlepas dari pelukan ibunya. Wanita itu menjerit, ia mencoba kembali menarik Sehun, sampai akhirnya pria itu memutuskan menggendong Sehun dan membawanya keluar dari ruangan tersebut.

"Ayah.." lirih Sehun​ ketika pria itu menurunkan dirinya.

Pria itu, ayahnya, mensejajarkan posisi keduanya, "Bermainlah. Ayah baru saja membelikanmu mobil-mobilan baru"

Sehun kecil menelan ludahnya pahit, "Aku ingin bersama ibu"

Pria itu mengacak-acak rambut Sehun pelan, "Bermainlah, Sehun. Jangan membantah. Ayah ada urusan dengan ibumu, mengerti?"

Sebelum Sehun menjawab, pria itu bangkit berdiri dan memutar tubuhnya. Kembali masuk kedalam ruangan dan mengunci pintu putih itu. Dan setelah itu terjadi,

"Aaaaaa"

"Huft!"

Nafasnya menderu cepat, detak jantung Sehun berdegup dengan kecepatan diatas rata-rata. Tubuhnya bergetar, dahinya berkeringat dingin.

BETWEEN ; Sehun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang