Part 8

4.3K 255 0
                                    

Amm, Gleen dan Efron masih di dalam hutan .
Mereka mencari jalan keluar seharian penuh, hingga malam ini pun tak ada tempat istirahat yang akan mereka tinggalkan..

"Kita istirahat dimana?" tanya Amm.

"Hmm, entahlah..." Gleen terlihat lesu

"Berapa umurmu, tuan?"

"Kau saja tak tahu namaku, bisa bisanya kau menanyakan umurku." sindir Gleen

"Kau Gleen kan?," seketika Gleen memandang Amm

"Da-"

"Aku harap umurmu dibawah tigapuluh tahun," ucap Amm

"Dia sama dengan ku, umurnya 33 tahun," ucap Efron

"Umur 33 tahun saja sudah lemas begitu apalagi nanti jika sudah tua?," sindir kembali Amm sambil tertawa

"Hei, Nona. Bisakah kau tidak menyindirku lagi?!" emosi Gleen makin meluap

"Oh,maaf Tuan Gleen.." ejek Amm

"Diamlah! Atau kau aku-"

"Sudahlah.." Efron melerai mereka "kita lanjutkan perjalanan,"

Mereka pun melanjutkan perjalaman.

"Um, tunggu," kuda Amm tiba tiba berhenti

"Ada apa?" tanya Efron

"Jika kita dihutan larang, maka udaranya tak sesejuk ini kan?"

"Kau benar!" wajah Gleen sangat ceria

"Sebaiknya, kita lanjutkan perjalaman, mungkin sedikit lagi," tegas Efron

Mereka pun dengan hati yang senang melanjtukan perjalanan. Mungkin mereka telah melewati batas hutan terlarang, karena di dalam hutan ini udaranya sangat berbeda dengam hutan sebelumnya, udara dan tetumbuhannya pun berbeda.

☀☀☀

Di kerajaan.

Hari ini ketiga anak Lucy masih bermain dengan ratunya.
Lucy sempat sakit hati karena ketiga anaknya sudah tak memperdulikan kehidupan Lucy. Terutama Esther, ia kali ini tak suka dipangku oleh ibunya.

Lucy hanya menatap mereka bermain.

"Anakku.." ucap Ratu Rebecca sambil menggendong Esther

"Um, Nyonya, sebaiknya aku susui anakku dulu."

"Tidak! Dia anakku, sebaiknya kau istirahat dulu saja di kamarmu." perintah Ratu Rebecca

Tiba tiba jantung Lucy merasa ditusuk oleh beribu ribu pisau. Hampir saja Lucy meneteskan air matanya.

"Oh... Baiklah nyonya, aku akan pergi" anak anak Lucy tak menghiraukan Lucy, mereka terus bermain dengan ratu Rebecca. Lucy pun pergi

Saat pergi menuju kamarnya, Lucy meneteskan air matanya. Ia sangat sakit hati dengan ucapan Ratu Rebecca.

'Aku sadar, aku bukan yang terbaik untuk ketiga anakku. Mereka bukan lagi anakku, melainkan ratuku. Ucapan dia membuatku sakit hati, ucapannya seperti menusuk jantungku'

Lucy masih menangis sambil berjalan. Hingga ia lupa dirinya hanyalah pelayan, ia sadar dan mengusap air matanya.

' lagian aku hanya seorang pelayan. Aku bukan siapa siapa di kerajaan ini,'

Lucy pun masuk kekamarnya dan ia hanya menangis termenung, hatinya masih tertusuk tusuk oleh pisau.

☀☀☀


Amm, Gleen dan Efron masih melanjutkan perjalanan. Mereka menentukan untuk istirahat di dekat sungai.

"Aku akan cuci muka dulu di dekat sungai itu, hanya membasuk wajahku." Amm pergj berjalan mendekati sungai

"Aku akan cari kayu bakar!" teriak Gleen sambil pergi.

Sementara Efron hanya diam.

Amm membasuh mukanya dan ia juga duduk di dekat sungai itu. Efron mendekati Amm.

"Hei-"

"A..." Amm terlihat terkejut "aku kira siapa!"

"Kau penakut juga!"

"Aku tak penakut!"

"Buktinya, kau tadi terlihat gugup?"

"Memang, jika terlihat gugup artinya takut?! Tidak ya!"

"Terserah kau saja."

"Kau dari kerajaan mana sehingga kau mencari gadis yang berusia sebayaku?" tanya Amm

"Kerajaan Raja Leonard yang pernah menaklukan kerajaan timur,"

"Berapa usiamu ketika berperang?"

"15 tahun,"

"Cukup muda, sejak aku umur 15 tahun aku sudah mahir memainkan pedang,"

"Benarkah?"

"Ayo kita coba!"

Amm pun berlarian mengambil dua pedang dan mereka berdua berlatih bermain pedanh seperti melawan musuh



The lost queen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang