Part 9

4.2K 255 0
                                    

Pagi hari suara kicauan burung membuat pagi hari ini hari yang cerah bagi Amm

Amm membuka matanya

"Pagi yang cerah!" ucap Amm "kalian, bangunlah!"

"Sebentar lagi!" Gleen terlihat masih mengantuk

"Dasar pemalas!" sindir Amm kembali

"Baiklah, nona aku akan bangun.." Gleen masih tertidur

Amm sudah bersiap siap untuk pergi

"Kalau begitu aku yang akan pergi sendiri, kalian akan tertidur disini dan menjadi santapan harimau atau sejenisnya.."

"Tunggu!" Gleen bangun "aku sudah bangun!"

"Nah, kalo sudah bangun lebih baik kau cuci muka dulu dan cepat kita pergi!"

"Baik ratu yang bawel.." Gleen pun berjalan gontai ke arah sungai

"Hei, Tn. Efron! Bangunlah!"

"Baiklah .." Efron pun terbangun "aku mendengar kalian berkelahi terus..."

"Dia yang menyebalkan!"

"Hei! Siapa yang menyebalkan?!" tanya Gleen dengan nada emosi sambil berjalan kearah kami

Amm hanya diam.

"Jawablah!" Gleen sangat emosi

"Kau! Kau yang paling menyebalkan dalam hi-"

"Sudahlah! Cepat kita pergi!" Efron pun menaiki kudanya.

Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Amm terlihat bersemangat untuk melanjutkan perjalanan ini.

Selama setengah perjalanan Amm tiba tiba berhenti melihat burung yang jatuh tiba tiba, sayapnya sedikit luka.

Amm pun turun dari kudanya, ia mengambil burung itu. Efron memperhatikan Amm terus.

'Cantik juga gadis ini,'

"Hei! Diantara kalian siapa yang punya obat luka?!" tanya Amm

"A.. Um.. A.. Mu.. Mungkin Gleen.. Hei Gleen.." Efron memukul pundak Gleen

"Apa?" Gleen menatap Efron dan Efron memberikan kode dengan tatapan kepada Amm "oh, aku tak punya obat untuk burung itu!sudahlah! Biarkan saja burung itu disitu nanti ia akan pergi dengan sendirinya!"

"Kau kejam! Mana mungkin aku tega meninggalkan burung ini sendirian!"

"Oh, wanita ini ternyata punya hati nurani juga.." Gleen tertawa puas.

Amm dan Efron hanya terdiam memperhatikan tingkah aneh Gleen. Gleen pun berhenti dengan wajah yang malu.

"Efron, kau punya obat luka?"

"Maaf, aku tak punya,"

"Arrgh!" Amm mulai kesal "tak ada satu orang diantara kalian yang membawa?!"

Mereka pun melanjutkan perjalanan. Amm memegang burung itu dengan tangan kirinya.

"Uh, sabarlah burung manis... Kau akan aku obati.."

'Gadis ini tak hanya cantik tapi, ia baik hati juga dan ia memiliki rasa iba terhadap burung yang terluka itu. Seharusnya aku bawa obat luka! Aku.. Aku.. Sepertinya jatuh cinta denganya... Apa. Apa harus aku katakan kepadanya? Ah, jangan, nanti saja diwaktu yang tepat! Aku akan mengatakannya'

Efron memperhatikan tingkah Amm yang sedang memperhatikan burung itu bukan jalannya

"Hei, nona, fokus pada jalan, jika kau tersesat bagaimana?"

"Biarlah!" Amm terlihat marah kepada mereka berdua

"Efron, lebih baik kau jangan tanya kepadanya, dia kan sedang meluap emosinya!"

"Jangan begitu!"

" terserah kau mengatakan aku apa aku tak akan peduli. Lagian aku akan peduli dengan burung ini saja. Kasihan dia.."

"Huh," Gleen mengambil botol kecil dari sakunya, entah air apa itu.

"Kau minum itu lagi?!" bentak Efron

"Aku pusing, Efron! Tolong! Hanya sekali saja,"

"Hentikan! Jangan lagi!"

"Baiklah.." Gleen memutarkan bola matanya dan ia menaruh botol itu di dalam sakunya

Amm masih menaiki kudanya dan memperhatikan burung itu. Ia tiba tiba teringat sesuatu

'Kenapa aku jadi ingat dengan masa kecilku, dan anehmya aku .. Aku .. Mengingat seorang ayah.. Memakai mahkota.. Ia.. Ia.. Ayahku?'



The lost queen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang