7 Petualangan Bersama Gadis Elf

144 11 0
                                    

[Selasa, 6 Februari 2024]

[Kota Benteng Merah, Lantai 23]

Udara begitu dingin hingga serasa menusuk tulang. Masih berada dalam musim dingin yang beku, salju yang turun di daerah ini menutupi perkotaan yang beratapkan warna merah menyala, begitu pula bentengnya yang berdiri kokoh mengelilingi kota. Pagi ini para penduduk yang tidak lain adalah NPC baru saja keluar melakukan aktivitas mereka seperti biasanya, beberapa pemain juga sudah mulai melakukan perburuan meski sebagian masih bermalas-malasan karena hari yang begitu dinginnya.

Aku sendiri sedang dalam perjalanan menggunakan mantel tebal menuju gerbang Kota Benteng Merah di sebelah timur di mana cahaya matahari yang hangat baru saja muncul dari ujung cakrawala. Aku tahu itu cuma efek yang dibuat sedemikian rupa hingga dapat memunculkan matahari dari cakrawala yang sebenarnya tak nyata, tapi tetap saja itu terlihat indah dan menghangatkan.

Butuh waktu 2 hari untuk sampai di Kota Benteng ini agar bisa mencapai Dungeon Bukit Merah yang berada di sebelah utara kota itu sendiri. Kalau diingat-ingat sudah hampir sebulan semenjak kejadian Angel Fall.

Dia benar-benar Informan yang berbahaya, rutukku dalam hati. Baru sehari kejadian itu sudah menyebar dalam berita harian di pagi harinya. Akibatnya, aku kesulitan menyembunyikan keberadaanku dari mereka. Kurasa mereka saat ini sedang mencari-cari keberadaanku. Tapi mereka tak tahu sama sekali jika aku masih mengawasi mereka bahkan dalam sebulan terakhir ini.

Beberapa kali aku tak turun tangan dalam penyerbuan Bos Lantai, itu karena mereka pasti akan memergokiku. Meski begitu dua lantai terakhir ini, mereka tak ikut dalam penyerbuan yang setidaknya aku bisa ikut di dalamnya.

Berita Harian yang mulai sering muncul beberapa hari ini mengenai «Player Killing», biasa disebut PK. Mereka melakukan penyergapan pada sekelompok party atau Guild kecil dan membunuhnya sekaligus tanpa tersisa, tentu saja, item drop yang mereka miliki menjadi milik para PK ini. Dari yang kuketahui sasaran mereka paling utama adalah para pemain garis depan. Beberapa diantara korbannya adalah salah satu kenalanku, yang beruntung berhasilku selamatkan minggu lalu.

Namanya Ren, seorang gadis berambut merah panjang terurai. Wajahnya sangat tirus namun tetap anggun, mungkin karena dia bangsa elf. Pakaiannya yang dominan merah sama halnya dengan rambutnya membuatnya mudah dikenali hingga dia dijuluki Ren Scarlet.

Saat itu kejadiannya berlangsung singkat. Kebetulan atau tidak aku sedang melakukan perburuan di lantai 21 saat itu, maksudnya untuk menyiapkan persediaan uang karena sebentar lagi akan ada penyerbuan Bos Lantai. Siang itu masih begitu cerah dan musim dingin tidak begitu terasa karena lantai 21 beriklim tropis, ada sekitar 8 pemain yang mengepungnya saat itu.

Sebenarnya aku berniat mengalahkan mereka satu persatu tanpa diketahui. Tapi Ren Scarlet ini melihatku tepat sebelum aku berhasil menyembunyikan diriku, dia berteriak meminta tolong padaku, kontan saja mereka yang mengepungnya melihat ke arahku. Akhirnya tak ada pilihan lain bagiku untuk menghentikan tindakan mereka secara langsung, itulah yang kupikirkan sebelum aku melihat mereka semua berlari dengan tampang ketakutan.

Aku bisa melihat salah satu pemain yang merupakan bangsa dwarf tertinggal di belakang karena langkahnya yang terlalu pendek untuk menyamai teman-temannya, sedangkan seorang elf berlari cukup jauh dari yang lainnya.

Setelah itu Ren menjelaskan padaku bagaimana rincian kejadiannya, di mana mereka saat itu dijebak oleh salah satu anggota party yang menjadi mata-mata para PK untuk pergi melakukan sebuah misi mencari item rare yang katanya hanya muncul pada musim seperti ini di lantai 21. Belum sampai di tempat yang mereka tuju, di tengah jalan mereka dicegat 7 pemain yang sudah dari tadi mengikuti mereka. satu persatu anggota party dibunuh dan tinggal dirinya saat itu yang tersisa dan disaat itulah kedatanganku yang akhirnya membuat mereka lari ketakutan.

ALFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang