Hidupku

1.4K 90 0
                                    

Jangan menganggap bahwa hidup seseorang yang selalu ceria dan tetawa selalu penuh dengan kebahagiaan. Kalian tidak tau bahwa dibalik semua senyuman terdapat kepahitan.

Sepertiku,mungkin kalian berpikir sikapku yang hyper ini menandakan bahwa aku tidak ada masalah,semua dibawa enjoy,dan hidup berjalan dengan mulus. Aku sarankan jangan berpikir begitu,nanti iri.

Entah harus bagaimana lagi aku menceritakan beratnya hidupku. Aku hanya ingin berbagi,karena masalahku ini akan terus terbawa sampai hidupku kedepannya...

Aku berasal dari keluarga yang berada,ku akui orang tuaku merupakan pekerja yang hebat. Ayahku bekerja sebagai Direktur di sebuah perusahaan,dan ibuku adalah Manager di perusahaan yang berbeda dengan ayahku.

Orang tuaku memiliki 3 anak. Kakak pertamaku,Alyssa Shalsabilla Vandeef,kakak keduaku,Moza Elvira Vandeef,dan yang terakhir adalah aku,Maudy Angeline Vandeef.

Awalnya,keluarga kami sangatlah harmonis. Aku dan kedua kakak-ku sangat diperhatikan oleh kedua orang tua kami,seperti keluarga pada umumnya.

Kedua orang tua-ku pun memperhatikan pendidikan kami,mengajarkan kami segala hal,selalu memotivasi kami,dan mengajarkan kami untuk mandiri.

Kedua orang tua kami pun mengajarkan kami untuk selalu taat ber-ibadah,untuk selalu bersyukur dalam hal apapun,dan taat akan perintah Tuhan.

Semua itu masih ada sampai ayahku mendapatkan jabatan sebagai seorang Direktur dan ibuku sebagai seorang Manager. Ayahku,berselingkuh dengan clientnya sendiri. Ibuku rapuh,ia kuat tapi lemah. Ia berusaha menutupi semuanya seolah tak terjadi apa-apa pada rumah tangganya,padahal jauh di dalam hatinya ia ingin sekali keluar dari persoalan ini,maksudnya bercerai. Ayahku dengan bodohnya masih terus melanjutkan hubungan hina tersebut karena ancaman selingkuhannya yang ku tau,dia akan menyakiti aku dan kedua kakak-ku.

Mau tau dampaknya bagi keluarga kami?sangat buruk. Pertama,orang tuaku tidak saling berkomunikasi lagi dan selalu menghindari adanya pertemuan,walaupun mereka masih satu rumah.Kedua orang tua kami berubah menjadi orang tua yang cuek,seperti mereka lupa bahwa mereka memiliki 3 anak perempuan yang sedang terpuruk.

Kedua,kakak pertamaku. Ia setres dan hilang kendali atas dirinya. Ia hamil. Sungguh,awalnya aku tak percaya akan kejadian ini. Setahuku,kak Alyssa adalah sosok yang bijaksana,taat akan agama,dan tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang negatif.

Aku yang mengetahui hal itu pertama kali tak bisa berkata apa-apa lagi. Aku tak bisa menangis,walaupun di dalam hatiku sudah berteriak 'mengapa kebahagiaan keluarga hamba Kau ambil secepat ini,Tuhan?' . Ku putuskan untuk menyuruh kak Alyssa membawa pria hina yang sudah menodainya,yaitu pacarnya. Hari itu pun aku bertemu dengannya,dan aku hilang kendali. Aku langsung memukuli bajingan tersebut dan memintanya untuk bertanggung jawab,namun hal yang tak pernah ku duga adalah... kak Alyssa sudah menggugurkan kandungannya.

Aku sempat hampir gila karena masalah yang terus menimpa keluargaku tak ada hentinya. Kak Alyssa menangis dan meminta maaf kepadaku,aku tau dia rapuh,hidupnya hancur. Ia melakukan hal itu karena ia tak ingin cita-citanya hancur,ia tak ingin masa depannya suram.

Sepertinya Tuhan mendengar doaku,saat aku berlutut memohon kekuatan agar tetap tegar menghadapi kejamnya hidup ini,Tuhan memberiku kekuatan dan langsung menyadarkanku. Mungkin Tuhan berkata begini 'Kuatkanlah hatimu,Maudy. Tetaplah berpegang teguh kepada-Ku,jangan biarkan masalah itu menguasaimu. Jika engkau lemah lantas siapa yang akan menguatkan keluargamu? Kau kuat,Maudy,maka percayalah pada-Ku, Aku akan senantiasa menolongmu.'

Aku terus berdoa agar kak Alyssa mau bertobat. Namun,ia masih terpuruk sendiri. Dan tak mau mendengarkan-ku.

Belum selesai masalah orang tua-ku dan kak Alyssa sudah muncul lagi masalah yang baru. Kak Moza,kakak keduaku divonis dokter menderita penyakit mematikan,Leukimia. Sempat terpikir olehku bahwa sebaiknya aku bunuh diri saja ya? Habis mau gimana lagi?hancur sudah keluargaku. Aku mengira bahwa mungkin ini hanya mimpi,namun kenyataan segera membangunkanku.

Aku merasa seperti manusia paling sial di bumi ini! Aku marah,kecewa kepada Tuhan. Kakak-ku hamil dan membunuh kandungannya sendiri,kakak-ku yang lainnya harus bertahan dari serangan mematikan dari penyakit yang di deritanya. Memangnya aku sekuat apa sampai-sampai Tuhan dengan teganya memberiku masalah yang luar biasa ini?

Aku bertanya kepada Tuhan mengapa jadi seperti ini. Dan Tuhan memberikan jawaban dari semua masalahku,yaitu firman-Nya. Aku kembali di sadarkan untuk yang kesekian kalinya,dan aku semakin dikuatkan berkali-kali lipat dari sebelumnya,Tuhanku lebih besar dari pada masalahku.

Orang tua-ku yang mengetahui tentang kak Alyssa dan kak Moza seperti mendapat tamparan luar biasa. Namun,mereka seperti tidak mau mengurus kami! Emosiku meledak mendapati respon mereka seperti itu,aku membentak-bentak mereka. Biarlah aku terkutuk! Kalian bisa bayangkan bagaimana keadaanku saat itu,rasanya ingin segera menghunuskan pisau ke diri sendiri.

Yang tak ku habis pikir adalah mengapa orang tuaku berubah menjadi orang tua paling jahat di dunia ini?aku paham mereka terguncang dengan semua ini,tapi bagaimana dengan kami para anak mereka?

Mau tau hal buruk yang lainnya?ayahku pergi bersama selingkuhannya,dan ia berkata bahwa ia akan membiayai seluruh hidup kami,termasuk biaya pengobatan kak Moza. Ibuku?ia menyibukkan dirinya di kantor berharap lupa akan kenyataan yang ada. Ibuku pun begitu,ia bilang padaku bahwa ia belum bisa menenangkan dirinya,ibu kira aku bisa tenang? ,ia hanya akan membantu membiayai hidup kami dan tentunya pengobatan kak Moza.

Bisa dibilang masalah uang kami tidak khawatir,namun untuk apa secara materi kami 'hidup' tapi batin kami 'mati',untuk apa?

Ku putuskan untuk menarik kembali kak Alyssa dan menyadarkannya agar segera meminta ampun kepada Tuhan,dan membuka matanya bahwa hidup tak bisa terus diratapi,karena kita harus berubah! Bersyukur kak Alyssa sadar dan mau berubah,ini merupakan awal yang baik bagi keluarga kami. Saat ini kami bertiga saling menguatkan,saling bahu-membahu dalam menjalani hidup karena kami akan kuat jika bersatu!

Saat ini...

Kak Alyssa sudah berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan cum laude,ia pun langsung diterima di salah satu perusahaan besar di Jakarta,dan aku sangattttt bersyukur impian kakakku tercapai. Kak Moza masih terus menjalani pengobatan,bahkan sudah mulai membaik. Dan aku?aku masih menjalani kuliahku,dan aku mulai kembali sukacita seperti dahulu. Aku mulai terbiasa dengan keadaan ini. Dan aku menjalani hidup seperti biasa,belajar,mengejar cita-citaku,dan tidak lupa juga dengan usaha membawa kembali orang tuaku.

Dan yap,karena aku berkuliah di daerah Depok dan harus tinggal sendiri,yang terus menjaga kak Moza adalah kak Alyssa,namun jika aku ada hari libur maka aku akan berkunjung ke kost-an kak Alyssa sekaligus membantunya menjaga ka Moza.

Aku banyak mendapat pelajaran hidup dari setiap masalah yang aku alami. Bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya di dalam keterpurukan,Tuhan pasti menolong kita jika kita percaya pada-Nya! Aku dan kedua kakak-ku pun menjadi wanita-wanita tangguh yang sangat mandiri. Kami tak mudah dikalahkan oleh masalah dan semakin semangat dalam menjalani hidup.

Aku mengerti dibalik semua masalah pasti ada hikmahnya. Dan Tuhan benar,aku adalah seorang Maudy yang kuat dan pantang menyerah!

Bagaimana dengan orang tuaku?tetap sama. Harapanku,suatu saat akan tiba masanya Tuhan 'menyentil' mereka agar mereka berbalik kepada-Nya,dan bersatu sebagai satu keluarga yang utuh. Aku akan dengan sabar menanti hal itu datang...

.
.
.
.
.
Maaf bila banyak kata yang tidak sesuai,bisa diberitahu ya hehe😂 Vote dan Comment ayooo!

M.

My Perfect ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang