"Nde, nama saya Luhan. Ini nomor HP saya," setelah mengecek no. telepon pria itu, petugas memberikannya hadiah dari suatu quiz di radio setempat.
"Nde, kkamsahamida," ucapnya seraya menundukan kepala. Pria itu kemudian bergegas meninggalkan kantor tersebut dengan tergesa-gesa. Ia kemdian memperlambat langkahnya setelah melihat sosok yang ia kenal. Ia menepuk-nepuk pipinya tak percaya apa yang telah ia lihat.
LUHAN POV
Setelah menerima hadiah dari quiz suatu radio, aku segera bergegas keluar untuk pulang. Ini pertama kalinya aku menerima undian hadiah, jadi kesempatan untuk sekedar melihat-lihat keadaan gedung radio ini. gedungnya cukup unik untuk ukruan suatu gedung radio. Aku suka gaya arsitekturnya.
Sedang asyik menatap gaya aritektur gedung, mataku teralihkan setelah menemukan sosok orang yang sepertinya kukenal. Kupercepat langkahku agar tak kehilangan jejaknya. Sungguh. Aku seperti mengenalnya.
***
"Eunji?"
"Aaahh, Luhan op-pa," ucapnya terbata. Gadis muda itu beranjak ntuk memeluk tubuh Luhan. "Apa yang oppa lakukan disini?" tanyanya seya melepaskan pelukannya dariku.
"Harusnya aku yang bertanya padamu eoh? Aku mengambil hadiah kuis dari radio ini. Don't say that you work here," Gadis itu menganggukkan kepalanya.
Kali itu kuhabiskan malam bersamanya dengan berjalan santai menyusuri gemerlap Kota Seoul di malam hari. Sesekali kami berhenti untuk sekedar melihat maupun membeli makanan di jalanan sekitar. Tak ada yang berubah darinya. Sederhana. Manis. Dan senyum tulus yang tak lupa melukiskan eyesmile tak ada yang berubah, cintaku kepadamu Jung Eunji.
***
Di suatu apartemen.
SEHUN POV
Ceklek.. bunyi pintu dibuka. Yak, itu pasti pria sialan.
"Hyung, bagaimana kau bisa lupa dengan janji kita huh?" Karena saking kesalnya aku melemparkan bantal kearahnya. Orang yang dilempar hanya tersenyum. "Aku tidak sedang bercanda, hyung. Ada apa dengan dirimu huh?"
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedang bahagia saja bertemu teman lama," jawabnya sambil meninggalkanku yang telah sejak tadi menyiapkan peralatan videogame. Ia malah nyelonong pergi menuju kamarnya.
"Apakah dia seorang yeoja?" teriakku berharap ia mendengar.
"Rahasia,"
"Sial," umpatku dalam hati.
***
Aku terbangun dari tidurku. Tiga kali hyungku menyuruhku untuk segera bangun. Aku segera bergegas sebelum akhirnya ia mengambil air untuk disiram ke kasurku sesuai kebiasaannya. Bahkan dulu ia pernah tega menyiramku dengan sebotol air dingin karena aku yang tak bangun-bangun setelah menonton bola semalam suntuk.
Aku turun kebawah dan mendapatinya tengah menyiapkan sarapan untuk kami.
"Akhir-akhir ini kau terlihat senang. Tiap pagi kau tak lupa menyuguhkan senyummu yang dapat membunuh para yeoja"
"Did I? Bukankah aku selalu seperti ini huh? Karena ketampananku lah mereka suka," ia menyuguhkan telur mata sapi gosong dihadapanku.
"Yak, apakah ini balasanmu hyung kepada adikmu yang telah bangun pagi ini. Haish, sampai kapan kau hanya memasak telur, sosis dan segala sesuatu yang digoreng,"
"Itu balasanku kepadamu yang telah berspekulasi salah dan karena kecerewetanmu di pagi hari,"
"Aku harap kau segera memiliki istri agar aku dapat sarapan enak," ucapku sambil memberi penekanan pada kata istri. Aku memakan sosis gorengnya dengan brutal menunjukan kalau aku sedikit kesal dengan hyung-ku ini.
Tidak peka. Itu salah satu sifat yang bisa kudeskrisikan tentangnya. Buktinya saja, ia malah terkekeh dengan sikapku ini. Justru, ia malah segera menghampiriku dan mengacak rambutku.
"Rapikan rambutmu Sehun. Apa Luhan tampan ini mengajarkanmu berdandan demikian huh? Lusa aku akan pergi selama lima hari. Akan ada temanku yang menemanimu. Dia pintar memasak, jadi pasti kau akan senang."
"Terserahmu hyung, aku berangkat dulu. Bye,"
EUNJI POV
"461? Ya benar, ini apartemennya. Password? Aish," Aku mengecek password yang telah kusimpan di HP. "180893," gumamku. Pintupun terbuka. Terlihat ruangan dengan nuansa biru muda. Kulangkahkan kakiku memasuki ruangan asing ini. "Apakah semua pria sama saja? Mengapa mereka selalu tak rapi dengan ruangannya? Aish menyusahkan." Fakta Luhan yang kutemui kali ini, ia ternyata tak terlalu rapi. Untung saja ia tampan.
Aku Jung Eunji. Kemarin Luhan meintaku untuk tinggal sementara di rumahnya. Maaf, maksudku apartemennya ini. Untuk apa? Jawabannya adalah untuk menjaga adiknya. Aku bahkan baru tahu kalau ia mempunya adik. Apakah adiknya setampan dirinya? Atau seimut dirinya bila perempuan?
Aku mengganti bajuku dengan kaos dan celana pendek. Aku membersihkan dan membereskan apartemennya ini. Jujur aku tak menyukai ruangan yang berantakan. Setelah selesai membereskan sedikit, aku berniat untuk memasak untuk? Entah aku tak tahu namanya. Yang penting aku memasak sesuai tugas utama setelah menjaga adiknya.
"Untung saja aku telah membeli bahan memasak. Bagaimana bisa mereka bertahan hidup dengan hanya telur?" gumamku.
Bipbipbip. Ceklekk.
"Hey, nuguseyo?"
***
#Anggap aja disini si Luhan sama Si Eunji udah saling saling akrab jadi sampai2 Luhan gak sungkan minta bantuan ke Eunji. Maaf ya, ff-nya aneh. Ada yang bisa kasih saran?
��
#sorry kalau banyak typo #jangan lupa vote yy #thanks reader
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Say that I Do Love You
FanfictionAku jahat. Aku bodoh. Aku pengecut dengan meninggalkan seorang gadis yang bertanya-tanya apa maksud semuanya ini. Aku hanya tak mampu mengatakan bahwa aku telah jatuh cinta.