I Wish That You Had A Nice Day(4)

298 49 5
                                    

EUNJI POV

Aku tak habis pikir dengan sikap namja satu ini. Dia benar-benar namja teraneh yang pernah kutemui. Ia mendekat kepadaku dan segera meraih lenganku. Yak, apa-apaan ini. Lihat saja Oh Sehun, kau akan mati di tanganku.

"Yak, apa yang akan kau lakukan hah?" aku segera menangkis tangannya.

"Cih, aku hanya ingin menunjukan kepadamu kamarku saja," ia membuka pintu kamarnya lebar-lebar memperlihatkan semua isi kamarnya. "Kau lihat ranjangku, huh? Dia bertingkat. Kau bisa pakai ranjang yang atas sedangkan aku tidur di bawah. Aku tak mungkin tega membiarkanmu tidur disana," ucapnya datar lalu kembali masuk ke kamarnya. Terlihat ia mencoba membongkar almarinya dan membawa selimut biru polos dan meberikannya kepadaku.

"Ini untukmu. Luhan-hyung yang menyuruhku. Dan kumohon hilangkan pikiran kotormu itu, Jung- Eun-ji,"

Aku benar-benar malu dibuatnya. Aigo, bagaimana aku bisa berpikiran seperti itu. Aish, Eunji mau ditaruh mana mukamu itu. Ia pasti akan menertawakan tingkah bodohku ini.

"Hey Sehun, thanks," ucapku singkat lalu membereskan barang-barangku. Ia berlalu menuju ruang tengah.

Aku menghempaskan diri ke kasur. Terlihat Sehun masih asyik dengan handphone-nya. Ia benar-benar handphone-addict. Aku 'cukup' menikmati kehidupanku di apartemen ini. Walaupun tiap pagi dan malam aku harus bertemu dengan si 'wimpy-kid' ini, setidaknya tempatnya lebih dekat dengan tempat kerjaku biasa siaran. Tak hanya itu, aku juga suka karena di apartemen ini banyak foto Luhan-oppa. Hahaha, hitung-hitung sebagai penyemangat pagiku.

"Jung Eunji, semoga kau bernasib baik esok.Amin," gumamku sebelum tidur.

***

"Kau, cepatlah bangun. Apa kau tak tahu sekarang sudah jam berapa huh? Sehun, cepatlah bangun,"

Setidaknya itu adalah teriakan kesepuluhku yang tak membuahkan hasil. Apa ketika tidur dia melepas telinganya? Tanganku benar-benar tak tahan untuk membangunkannya. Kuguncangkan badannya agar ia terbangun dari mimpinya tersebut. Ia benar-benar seperti mayat hidup sekarang. tak bergeming sedikitpun dari tidur pulasnya.

Butuh waktu 30 menit lebih untuk membuatnya benar-benar bangkit dari tidurnya itu. Sudah baik dibangunkan, ia malah marah-marah karena aku membuatnya telat. Rasanya aku harus memberikan cermin besar untuknya besok. Selalu menyalahkan orang lain mungkin sudah menjadi hal biasa bagi dirinya.

Karena tahu ia tak akan sempat untuk sarapan, aku berniat untuk membuatkannya bekal. Kuletakkan bekal tersebut di dalam tasnya agar ia bisa sarapan di dalam bus atau jam istirahat nanti.

Brukk!

Ia nampak sangat tergesa-gesa sampai harus jatuh dahulu untuk mengambil tasnya. Bisa kuperkirakan ia hanya membutuhkan total waktu sekitar 10 menit untuk bersiap diri. Entah dia mandi atau tidak. Tapi kupikir ia cukup keren untuk 'remaja' seusianya. Bisa jadi ia merupakan salah satu bintang disekolahnya. Ah, aku kembali teringat akan sosok Luhan oppa.

"Aku pulang malam nanti. Jadi, noo-na tak usah khawatir. Aku pergi," ujarnya di penghujung pintu.

***

SEHUN POV

"Oppa, terimalah ini nde?" ucap para yeoja. "Sehun-ah saranghe," aku benar-benar muak dengan tingkah mereka yang terus menarik-narik bajuku.

"Yak, pergilah! Jangan mengganguku terus!" teriakku sambil terbangun dari mimpi paling menyeramkan itu. Aku menangkap sosok yang berdiri kaget di depanku.

"Kau sudah bangun huh? Cepatlah bergegas mandi. Sekarang sudah pukul 6.45,"

Aku melenggang pergi dengan shirtless keluar, mencoba mencari makanan untuk me-recharge energi seusai bermimpi tadi.

"Hei pakailah dulu kaosmu itu. Aku tak mungkin melihat kau dengan keadaan seperti itu. Mandilah sebelum kau makan.Sungguh menjijikan."

Aku menoleh ke arahnya yang tengah sibuk menutupi pandangannya dariku. Omong kosong. Ucapanyya telah mengilangkan nafsu makanku pagi ini. Aku membersihkan diri dan bersiap ke sekolah.

"Kau tak sarapan dulu?"

"Kau yang telah menghilangkan nafsu makanku. Makanlah sendiri," Aku kembali ke kamar mengambil HP yang tertinggal.

***

"Sudah berapa kali kau telat,Oh Sehun? Apa kau tak bosan dengan kebiasaan burukmu itu? Ntu Kau sungguh berbeda dengan hyung-mu itu. Blablabla..."

Mood-ku benar-benar buruk hari ini. Aku tak sempat sarapan. Tak ada bus yang lewat. Terlambat. Diceramahi guru serta di banding-bandingkan dengan sikap hyung selama masih menjadi siswa disini. Tentu saja aku berbeda. Apakah tiap saudara harus sama?

Matahari mulai bersinar terik. Masih 10 putaran lagi yang harus kutempuh sebelum akhirnya aku boleh masuk kelas. Bukan hukuman yang tak kusukai, tapi mengejar pelajaranlah yang kubenci. Tiap kelas yang kutinggalkan, aku harus mengejarnya semalam suntuk dan mengorbankan jam bermainku.

"Kau terlambat lagi?" tanya Kai. "Apa hyung-mu tak membangunkanmu? Wajahmu kali ini benar-benar jelek,Hun."

"Diamlah. Aku sedang tak ingin berbicara pada siapapun," Aku melemparkan tasku ke meja dan menjadikannya bantal.

"Sejak kapan kau gemar membawa kotak bekal, Hun?"

"Eh?" aku menyernyitkan kening bingung. Omongannya terkadang memang aneh dan sulit dipercaya.

"Kali ini aku jujur," sahutnya seperti dapat menebak pikiranku. Ia mengambil sesuatu dari tasku yang memang terbuka.

Kotak bekal.

Sejak kapan barang itu ada di tasku? Hey, siapa yang memasukkannya? Apa ia ingin membuatku malu?

Kai membuka kotak bekal ittu. Tersaji sosis yang telah digulung dengan telur lengkap dengan sayur pemanis. Hun, kembali fokus. Siapa yang menaruhnya?

"'Makanlah bodoh. Kau ingin tetap sehat kan?' Ahahah... kau punya fans baru? Kau dekat dengannya sehingga dia memanggilmu bodoh? Tapi aku sey=tuju dengannya, terkadang kau memang sedikit bodoh Sehun-ah," cerocos Kai.

Ucapan Kai mampu membangkitkan tawa kelas yang semula hening. Semua. Bahkan para yeoja yang mengagumiku pun ikut tertawa.

"Baru kali ini Oh Sehun dipanggil 'bodoh'. Tapi kau memang bodoh sebenarnya? Dan seperti anak kecil yang lucu" ucap Naeun menggoda.

Aku segera mengambil alih kotak itu. Aku menyelidik siapa yang mungkin menaruhnya, jika guru jaga tadi kan tak mungkin? Satpam? Kai sendiri? aku tak bertemu siapa-siapa sejak tadi.

"Hun, kau harusnya senang. Makanan ini sungguh enak. Kau mau?" tawar Kai yang telah menyantap sepotong.

Aku tahu. Ini pasti kau.

Jung

Eunji !!

"Makanlah. Aku tak suka," jawabku seraya meninggalkan kelas.

***

#maaf gaje karena gak ada ide

#maaf gaje karena gak ada ide

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Can't Say that I Do Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang