Bab 5 : pendekatan

26 1 0
                                    

Setelah kejadian minggu lalu aksi saling terpana setiap malam pula Eric mulai berimajinasi mengagumin Adinda. Yah tentu saja tanpa di ketahui Adinda.

-------------

Eric pov

Hari ini di kampus mengadakan baksos dimana aku juga dinda tergabung di dalamnya. Ya karena aku dan dinda adalah anggota senat mahasiswa.

Review 2 minggu yang lalu....

Ketua senat mahasiswa masuk ke semua ruangan.
Yah dia memberi pengumuman untuk rapat sepulang kuliah. Tanpa memberi penjelasan lalu ia berlali menuju ruangan yang lain.

Setelah selesai jam mata kuliah terakhir aku pun bergegas ngumpul untuk rapat. Kulihat Adinda dan yang lainya sudah berkumpul dan menempati posisi masing masing. Dan aku duduk bersebelahan dengan Adinda karna hanya di dekatnya saja posisi yg tertinggal.

Tak lama ku dengar suara Revan mengucapkan salam. Revan adalah ketua senat kami. Dan dia pun mulai menjelaskan satu persatu acara yang akan di buat lalu ia membagi selembar kertas kepada kami peserta rapat.

Dan Revan menjelaskan structure di lembaran kertas yang mereka pegang.
Dia menyebutkan siapa dengan siapa yang akan menjadi fatner. Yang membuatku terbelangak ternyata aku di pasangkan dengan Adinda. Tanpa kusadari ternyata Adinda juga sama terkejutnya dengan ku.

Tak lama revan menyadari keanehan kami lalu dia berkata "hey kalian berdua ada apa?".
Yang awalnya aku dan Adinda engan membuka suara tak lamanya tangan adinda terangkat dan dia interupsi kepada Revan. Lalu revan berkata "yah ada apa Adinda apa kamu mau memberi pendapat" gumamnya. Aku yang merasa aneh menatap Revan karna tak biasanya dia sangat ramah kepada yang memberikan pendapat. Apa Revan suka kepadanya pikir hatiku.

Dan adinda mengungkapkan lagi seperti engan terima ia menjelaskan" kak kenapa dinda dipasangkan dengan dia "dengan nada rengeknya. Revan pun menjelaskan" karena kakak liat kalian seperti fatner yang cocok dengan kegiatan ini Adinda, dan yang seperti sudah kakak bagi di setiap regu suda memang harus dipasangkan ".

Mau tidak mau Adinda menerimanya sementara aku hanya melihat keduanya berinteraksi.
Rapat pun selesai kami bubar dan meninggalkan tempat yang lain pun sibuk mengatur kegiatan masing masing sementara aku bersiap untuk pulang dan memikirkan acara ini.

Satu malam aku memikirkan cara bagaimana caranya aku dekat dengan Adinda si nenek sihir sementara aku dan dia kalau bertemu sudah seperti musuh bebuyutan???.

Kelang 2 hari Adinda menemuiku di taman kampus. Ku sampingkan egoku untuk tidak bermusuhan demi kerja sama kami.

5 menit Setelah Adinda duduk pun tak ada satupun dari kami yang mulai berbicara.
Kuputuskan untuk berbicara diluan namun yang terjadi,,.. ."din" "ric" kami serentak berbicara menyebutkan satu sama lain. "Yauda deh kamu diluan" pekik Adinda. "Yauda kamu aj dulu" kataku padanya.

"Uh..dasar gak pernah mau ngalah dari awal ketemu"dengus Adinda dengan rasa sebel. "Yaudah-yaudah kamu mau ngomong apa ngajak aku kemari?! Kalau tidak penting mending aku pulang masih banyak buku yang mau ku baca " kata eric berbanding terbalik dengan hatinya (dia ingin lama berduaan menatap dinda).

"Jadi begini kitakan fatner untuk acara baksos jadi gak mungkin dong harus terus bermusuhan?gak aku banget tau" kata adinda dalam hatinya mengatakan (malu gak ya ngomong kaya gitu kesanya berharap ah bomat deh). "Oh jadi hanya mau ngomong gitu?" Kataku.

"Yaela boro2 aku ngomong kalau reaksinya cuman gitu bye deh ah" kata adinda seraya ingin melangkah namun dia merasa aneh kok ada tangan kekar menahan tanganya dia memutarkan wajah."ada apa lagi?"katanya.
Lalu aku berkata "jangan ngambek dulu kan aku syok tumben kamu mikir buat baikan yauda maafin kesalahanku kemarin itu ya? "Yauda deh sama" keduanya pun saling ketawa dan mulai pendekatan saling tukar nomer telephon.

----------

Semenjak sikap Adinda mulai berubah baik kepadaku. Revan yang sedari tadi menatap kami kebinggungan. Entah apa yang ada di pikiranya aku tak perduli yang jelas aku merasa bahagia dekat dengan dinda.

Acara baksos H1 berjalan lancar meskipun hari panas dan banyak menghabiskan tenaga kuliat Adinda begitu semangat membagikan sembako kepada panti jompo. Lalu tanpa ragu karena kami sudah mulai dekat etsss...tapi sebagai layaknya temanya. Ku ajak dia nongkrong di suatu warung untuk menghilangkan rasa lelah dan dia tak menolak malah mengangukan ajakanku.

Dadaku deg degkan jalan disampingnya. Dan mencoba tenang agar dapat menyembunyikanya. Dia mengilap keringatnya yg bercucuran hatiku makin tak karuan (oh tuhan jangan jd gemeteran begini)kataku dlm hati.
Adinda yang melihatku merasa aneh dan berkata"kamu kenapa? Lelah?".
Aku mengeleng dengan santai agar tak terbaca gelagatku.

Sampai di warung kami memesan minuman segar dan menyantap pop mie. Lalu sambil bercerita kejadian awal mula kami ketemu dan karena lucu kami tersenyum dan tertawa merasa kelakuan kami aneh.

(lebih aneh lagi kenapa berada di dekatnya nyaman dan tak karuan?) Kataku dalam hati. :)

Apakah aku jatuh cinta???oh tidakkkkkkkkkk sadar eric, sadar.pekikku
Dan kami larut lagi dam percakapan.


THANKS GAESS UDA MAU BACA JAGAN LUPA KASIH STARNYA BIAR SEMAKIN SEMANGAT NGELANJUTNYA :)


KEEP MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang