bab 6 : felling

25 1 0
                                    

"Terkadang perasaan itu adalah kenyataan yang belum jelas keabsahanya tetapi begitu nyata keberadaanya apalagi perasaan untuk keluarga".

Adinda pov

Hari begitu tak bersahabat tetes hujan terus mengalir di atap rumah. Tak ada suara ku dengar dari luar kamar kecuali suara detik jarum jam yang bergerak.

Kutarik selimutku berniat untuk tidur kembali. Namun suara dering hp membangunkan ku kembali dia sipenganggu tidurku yang seenak jidatnya menganggu kesenanganku untuk bersantai. Ya siapa lagi kalau bukan si laura sahabatku ,meskipun dia pengusik tapi dia tetap sahabat tersayangku.

Akupun mulai menekan tombol hijau pada smartphoneku. Tanpa mengucap salam atau basa basi langsung mulai percakapan karna aku dan laura sudah seperti biasa begitu.

"Heii cil ngemall yukk"kata laura.

"Kamu ganggu tau gaksi ,mager banget" pekikku.

"Kamu kapan gak magernya sih, apaapa susah buat diajak yauda deh aku nge mall sendirian aj" gumam laura.

"Heeheheheh tumben ngertiin byeee happy fun" langsungku tekan tombol merah dan melanjutkan ritual tidurku.

Sementara diujung sana laura kesal karna teleponnya mati secara sepihak.

Drreeeeeetttt....dreeeeeett...dreeeett...(6panggilan masuk).

Aku malas untuk mengangkatnya uda pasti dari sahabatku ,lagi yang sengaja mau menganggu. Makanya ring tone aku buat silent.

2 kali lagi detik terakhir hpku bergetar firasatku merasa aneh gak biasanya laura menelponku sebanyak itu. Seperti punya kepentingan saja pekikku.

Tanganku pun bergerak ke nakas di samping kasurku. Ya tentu saja untuk mengambil smartpone ku namun apa yang terjadi.......

Klenteng....suara kaca terburaiiii ke lantai.

Deg!!
Deg!!
Deg!!

Bersambung.....

Hay gaess gimana kabar kalian ?masih setia buat nge read wp aku gak kalau masih plisss coment dan starnya ya ....

Sorrry ngegantung

Love kalian :*

KEEP MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang