Chapter-48

430 20 1
                                    


Setelah dua hari mencari keberadaan (namakamu) di Bandung, akhir nya Kiki mendapatkan info dari Bi inah, dengan segera Kiki dan Bunda Linda pun berangkat menuju Bandung

Skip

5 jam dilalui, akhirnya Kiki pun sampai di salah satu villa yang di beri tau Bi inah

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumssalam eh Abang sama nyonya mangga atuh masuk" Ajak mamang dan berjalan menuju ke dalam villa yang diikuti Kiki dan Bunda Linda

"Mang (namakamu) nya dimana?" Tanya Bunda Linda saat sudah berada di dalam villa

"Neng (namakamu) nya di kamar nyonya mungkin lagi istirahat, soalnya dua hari yang lalu neng (namakamu) teh sempet drop" Jawab Bi inah yang tiba-tiba muncul dari arah pintu

"Bi anter saya keruangan (namakamu) dong" Pinta Bunda Linda yang di jawab dengan anggukkan oleh Bi inah

"Nona buka ajah gak di kunci, saya mau kebelakang dulu" Pamit Bi inah mencari alessan untuk pergi, karena Bi inah tau jika nyonyanya melihat keadaan anak nya yang sedang terpuruk di dalam kamar akan ikut sedih

Ceklek

Pintu pun terbuka dan Bunda Linda pun kaget melihat (namakamu) yang sedang memeluk kedua lutut nya di samping kasur

"Sayang" Panggil Bunda Linda sambil berjalan mendekat ke arah (namakamu) "sayang hey" Panggil nya lagi sambil membungkukkan badannya "Astagfirrulloh sayang mata kamu kenapa bengkak gittuh kamu kenapa nak?" Panik Bunda Linda, (namakamu) pun menoleh ke arah Bunda Linda dengan senyum tulus nya

Bruk

(Namakamu) pun berhambur ke pelukkan sang Bunda, dan mengeluarkan semua rasa sakitnya dengan tangissan

"Hiks...hiks...hikss.." Tangis (namakamu) sesenggukkan sambil memeluk erat Bundanya, Bunda Linda pun yang merasakan getarran yang begitu hebat dari anak nya tak kuasa lagi menahan air matanya, namun dengan segera ia menghapus nya

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Bunda Linda saat sudah melepaskan pelukkannya

"Bun apa aku pantas bahagia, kenapa kehidupan aku selalu dipenuhi dengan pengkhianattan Bun aku cape buat ngadeppin hidup yang selalu menguji kesabarran aku Bun" Ucap (namakamu) di tengah isak tangis nya sambil menundukkan kepalanya

"Apa yang kamu pikir kan sayang, kamu pantes buat bahagia, bahkan sangat sangat pantas" Jawab Bunda nya

"Tapi kenapa hidup aku gak pernah bahagia Bun, bahkan kebahagiaan pun enggan buat dekettin aku apa aku sehina ittu hingga aku gak pantes ngedapatin kebahagiaan hiks... Aku cape Bun.... Argghhh" Lirih (namakamu) Frustasi sambil menjambak rambut nya, Bunda Linda pun dengan cepat menggelengkan kepalanya lalu merengkuh (namakamu) ke pelukkannya

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengar kesakitan yang (namakamu) hadapi dalam hidup nya dengan rahang yang sudah mengeras

________________________

Seperti hari-hari sebelumnya hidup Iqbaal kini terasa sepi sejak hubungannya dengan (namakamu) berakhir dan rasa bersalah ittu kian membuncah

Ceklek

Pintu kamar Iqbaal terbuka dan terlihat wanita muda yang mengenakan hijab berjalan kearah nya

"Ale kamu kenapa sih akhir-akhir ini jadi lebih pendiem?" Tanya Teh Oddy lalu duduk di sebelah Iqbaal yang sedang terduduk di sofa kamarnya

"Atau kamu nyesel" Sambung Teh Oddy dengan senyum miring nya, Iqbaal pun dengan cepat menoleh ke arah Teh Oddy "Kamu nyesel udah nyakitin (namakamu)" Sambung Teh Oddy, Iqbaal pun kembali menundukkan kepalanya

Luka LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang