Last Chapter

619 21 0
                                    

"Gak kamu pasti inget sama aku kan?" Tanya Iqbaal sambil menggelengkan kepala

"Aku gak kenal sama kamu" Ucap (namakamu), Iqbaal pun noleh ke arah Bunda Linda dan Bunda Rike, mereka hanya menggelengkan kepala lemah, Bagai di cabik beribu pisau yang sangat tajam mengetahui orang yang kita sayang tidak mengingat kita sama sekali

"Bun" Panggil Iqbaal lemas, karena mengetahui (namakamu) tidak mengenalinya

"Kamu Iq..Iqbaal sinih" Panggil (namakamu) lemah sambil berusaha mendudukan dirinya, dengan segera Iqbaal pun membantu nya

"Kamu mau ngapain?" Heran Iqbaal

"Sini deh" Ajak (namakamu) sambil menepuk tempat yang kosong di sebelah nya di atas ranjang, Iqbaal yang bingung pun menurut saja dan duduk di sisi ranjang disebelah (namakamu), (Namakamu) pun tersenyum ke arah Iqbaal

"Aku kangen sama kamu baal" Ucap (namakamu) sambil mengelus pipi Iqbaal, sedangkan Iqbaal hanya melongo melihat tingkah (namakamu). Bukannya dia amnesia.pikir nya

"Ma..maksud kamu?, kamu gak lupa kan sama aku?" Tanya Iqbaal

(Namakamu) menggeleng "gak aku gak bakal lupa sama Emonku" Jawab (namakamu), dan saat ituh juga Iqbaal langsung menarik nya ke dalam pelukannya sambil menghembuskan nafas lega

"Jadi tadi apa maksud kamu?" Tanya Iqbaal sambil melepaskan pelukkannya

"Aku becanda baal" Jawab (namakamu)

"Gak lucu tau gak" Ucap Iqbaal dan memalingkan wajah nya ke arah lain

"Maaf" Lirih (namakamu)

"Kenapa yang kayak gituh kamu becandain sih hah?" Tanya Iqbaal berusaha setenang mungkin

"Aku cuma mau liat reaksi kamu ajah baal" Jawab (namakamu)

"Kamu tau kan aku khawatir banget sama kamu, jangan ulangin lagi kayak tadi Ok" Jelas Iqbaal lalu kembali memeluk (namakamu)
.
.
.
.
"Kamu gak pegel apah tidur sampai seminggu?" Tanya Iqbaal saat (namakamu) sudah melepaskan pelukkannya

"Masa sih aku sampai seminggu?" Heran (namakamu) sambil menatap semua orang yang ada di sekitar nya

Namun tiba-tiba ada yang membuka pintu ruangannya, dan terlihatlah suster sambil mendorong tempat makannan untuk (namakamu)

"Permisi, ini makannannya dan jangan lupa obatnya juga di minum yah" Tutur nya sopan sambil menyimpan makannannya di atas nakas

"Makasih sus" Ucap Iqbaal, sambil mengedipkan matanya sebelah

"Apaan sih suster juga di sosor" Kesal (namakamu)

"Aku kelilipan sayang" Jawab Iqbaal sambil tersenyum

"Yaudah sekalian ajah sumpel pake cabe" Ketus (namakamu) sambil menatap ke depan, yang lain pun keluar satu persatu-satu dengan alasan beragam, ada yang belum makan, belum bayar kantin dan masih banyak lagi. dan disini tinggallah (namakamu) bersama Iqbaal berdua

"Dih ogah, kalo cabe nya kayak kamu mah iya ajah" goda Iqbaal

"Tau ah, ngaco" Ketus (namakamu) lalu mengambil buah yang sudah di potong yang berada di atas nakas lalu mulai memakannya, menghiraukan Iqbaal yang ada di sebelah nya

"(Nam..) makan bubur dulu, kok langsung makan buah sih nanti perut kamu sakit" Omel Iqbaal sambil mengambil potongan buah dari tangan (namakamu) dan memakannya

"Bilang ajah mau" Ketus (namakamu), Iqbaal pun yang gemas langsung mengapit pipi (namakamu) dengan tangannya

"Aww sakit" Rengek (namakamu) sambil menyingkirkan tangan Iqbaal

Luka LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang