09. Canggung

35K 6.4K 552
                                    


09. Canggung



Jevon membuka mulut, menggerak-gerakkan rahang bawahnya hingga kedua gigi atas dan bawah saling bergesekkan. Pemuda itu menarik nafas, kemudian berdehem memecah hening.

"Jen." "Jev."

"Eh?" "Eh?"

Keduanya saling pandang, sama-sama kaget.

"Kenapa?" tanya Jevon mengerjap, "lo duluan."

Jane mengatupkan bibir, bergumam-gumam kecil. ".... Nggak penting kok," kata gadis itu menggeleng. "Cuma... eung... kaku aja rasanya."

Jevon mengangkat alis, lalu meringis kecil. "Sorry..." ucapnya menggaruk tengkuk yang tak gatal. "Gue nggak asik orangnya."

"Eh?" Jane mengangkat wajah dan melebarkan mata.

Jevon tak membalas tatapan Jane, "gue nggak bisa bikin lo nyaman kayak yang lain ya?" katanya melirik Jane sejenak. "Nggak kayak Hanbin..."

Jane kini benar-benar merapatkan alis, "Hanbin?"

Jevon menatap gadis itu tepat, kemudian mengangguk tenang.

"Kayaknya yang deket sama gue bukan cuma Hanbin, deh..." kata Jane dengan nada bingung.

"Oh... jadi banyak yang deket sama lo?" sahut Jevon membuat Jane melebarkan mata seperti ditembak telak.

"Eh, bukan gitu maksudnya," elak Jane salah tingkah. "Anu- maksudnya... kenapa lo cuma nyebut Hanbin gitu. Sementara ada temen lain."

"Gue ngeliat lo akrab banget sama Hanbin," kata Jevon sambil menyandarkan punggung ke sofa.

Jane mengernyit tak paham. Sampai tak lama gadis itu terkekeh kecil, membuat kini gantian Jevon yang mengernyit.

"Hanbinkan temen gue, Jevon. Lo aneh deh," kata gadis itu tertawa. "Lagian elo juga buat gue nyaman kok. Lo juga asik."

"Masa?" Jevon mengangkat sebelah alis, tak percaya.

Dan terlihat tampan.

Sial.

Jevon ganteng banget kalau naikin sebelah alis gini.

"Jane?"

Jane mengerjap, segera tersadar. Gadis itu meringis kecil sambil mengangguk, "kalau nggak ya ngapain tadi pergi bareng, kan?"

Jevon membulatkan mata. Pemuda itu diam beberapa saat, sebelum akhirnya bibirnya mencair. Membentuk senyuman mengerti sambil mengangguk-angguk kecil.

"Tadi lo mau ngomong apa?" tanya Jane.

"Hn?"

"Itu, tadi pas kita sama-sama manggil," kata Jane mengingatkan.

Jevon membuka mulut tanpa suara, membentuk 'ahh'. Pemuda itu tak langsung menjawab. Karena pada nyatanya ia ingin bertanya tentang kedekatan gadis ini dengan Hanbin.

Jevon membasahi bibir bawah, lalu memandang Jane yang memandanginya menunggu jawaban. Ia lagi-lagi kembali terpesona dengan wajah cantik itu. Yang matanya lurus balas tatapan Jevon dengan kerlingan polos bersinar. Membuat debaran di jantung Jevon makin berlari kencang. Jevon tanpa sadar menggigit bibir, merasa gemas pada kediaman Jane yang menurutnya justru terlihat imut.

Jevon tak tahu.

Gerakkan itu balik menyerang arus aliran darah Jane jadi makin melaju. Jane tak bisa menahan kedua pipi bulatnya merona begitu saja. Membuat gadis itu makin terlihat menggemaskan.

Melihat mata berbinar dan pipi memerah itu, entah keberanian dari siapa Jevon menyeletuk.

"Lo udah nonton Valak? Nonton bareng yuk."





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2A3: Classmate ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang