15. Grogi

30K 4.7K 274
                                    


15. Grogi


Jane melebarkan mata, menoleh sepenuhnya dan menatap pemuda itu tertegun. Wajah Jevon tepat di depannya, membalas tatapan gadis itu dalam. Jevon tersenyum tipis, walau kali ini terlihat agak kaku karena menyembunyikan gugupnya.

"Jane-"

"Jane, Jane."

Panggilan dari suara merengek di samping kanan Jane membuat ucapan Jevon langsung berhenti. Jane yang tiba-tiba lengan kanannya digerak-gerakkan heboh segera menoleh kaget.

"Jane, temenin ke toilet," pinta Haylie merengek, sudah ingin menangis.

'Lah anjrit.' Jevon melotot, hampir saja khilaf menggigit tangan Haylie yang menggoyangkan lengan Jane dengan gelisah.

"Jane, ayo..." rengek Haylie memanyunkan bibir sudah memelas.

Jane membuka mulut, seperti ingin mengucap sesuatu tapi dikatupkan lagi dengan bingung. Tapi melihat wajah ingin menangis Haylie membuatnya tak tega juga.

"Iya, iya, ayo," ucapnya menurut dan berdiri.

Jevon langsung menghela nafas sambil bersandar di punggung kursi.

"Jevon ayo," kata Haylie tiba-tiba membuat Jevon mendelik. "Ih harus ada cowok ih jadi nanti lo yang lawan kalau setannya datang."

Ha apaan sih.

Jevon merapatkan bibir, tapi menurut saja. Ia mengekori Jane merunduk dan melewati teman-temannya yang masih sempat mengucap sumpah serapah tiga orang itu menghalangi pandangan mereka. Haylie memeluk lengan Jane, menuruni tangga bioskop dengan Jevon di belakangnya yang membuka jaket sampai lengan, tak dilepas sepenuhnya.

Jevon menghela nafas sambil membuka topi lalu mengacak rambut frustasi, membuat Jane menyadari itu dan agak melirik ke belakang. Tapi Haylie menarik cepat keluar dari studio.

"Serem banget ya. Setannya jelek lagi," kata Haylie sambil berbelok ke koridor menuju kamar mandi.

"Awas lo didatangin," celetuk Jevon di belakang membuat Haylie langsung langsung menegak dan terdiam.

Haylie merenggut, tapi mengangkat alis melihat Jevon melangkahkan kaki menuju pintu kanan tempat menuju kamar mandi pria. "Halah. Lo juga takut aja belagu."

Jevon mendelik dan menoleh, "apaan sih. Gue cuma grogi," sahut Jevon sewot.

Haylie mencibir walau keningnya berkerut tak mengerti. Tapi gadis itu teringat lagi bahwa ia sudah taktahan, melepas pegangan pada Jane dan segera masuk. "Jane ayo!" pekiknya berlari ke dalam.

Jane yang ingin menyusul Haylie tergelitik untuk menoleh pada Jevon yang ingin masuk ke pintu kamar mandi, "lo grogi kenapa?"

Jevon berbalik, mengangkat alis memandang cewek itu. Berikutnya pemuda itu meringis kecil. "Tadi abis nembak cewek sih," jawabnya mengerling. Membuat mata Jane membelalak, refleks mencubit lengan pemuda itu dengan malu.

Jevon malah tertawa riang, memandangi Jane yang sudah malu dan berbalik memasuki kamar mandi menyusul Haylie.


Jevon memasuki kamar mandi pria dengan tenang. Ia melihat kanan kiri, memastikan pintu toilet terbuka dan tak ada siapapun. Kamar mandi kosong.

Aman.

Pemuda itu langsung menghembuskan nafas, "Ya tuhan jantung gue," ia memegangi dada kirinya dan merosot di dinding toilet. "Anjing tadi gue ngapain sih goblok."

Berikutnya, Jevon sudah bergerak-gerak gila. Ia berdiri, memegangi dada kirinya dan melompat-lompat atau kadang mengacak-acak rambut frustasi.

"Astaga gue tadi nyium Jane anjir gue nyium Jane." Jevon memutar tubuh, lalu menjatuhkan kepala pelan ke dinding toilet. Ia berbalik, memegang kedua pipi dengan kedua tangannya dan menekannya membuat bibirnya membulat maju.

Jevon menghela nafas, mencoba menenangkan diri. Ia membuka jaket hingga ke lengan, melepas topi kembali dan menarik rambutnya ke belakang. Jantungnya masih berdebar cepat belum mau beristirahat normal.

Jevon berdiri ke depan cermin toilet. Pemuda itu menarik nafas sedalam mungkin, lalu menghembuskannya. Ia membasahi bibir bawah, lalu menggigitnya. Pemuda itu menatapi bayang dirinya di depan cermin. Dan teringat.

Pipi Jane tadi halus banget.

Wangi lagi.

Perlahan, kedua ujung bibir Jevon tertarik ke atas. Makin lama makin lebar, yang kemudian membuatnya tertawa riang dengan bodoh. Pemuda itu merasa melayang tinggi sekarang.

Jevon jadi bersemangat riang. Pemuda itu merentangkan kedua tangan, berputar dengan bahagia. Ia masih tertawa dengan wajah bodoh. Tapi ketika berbalik, Jevon langsung membeku begitu saja melihat seorang cowok berkemeja hitam baru memasuki kamar mandi pria.

Hening.

"Eh," Jevon langsung menegakkan tubuh salah tingkah. Pemuda itu memakaikan topinya kembali, tanpa kata langsung kabur dan pergi begitu saja. Meninggalkan cowok kemeja hitam itu yang masih tenganga-nganga tak mengerti dan menatapnya aneh.








Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




a.n:

gif tahun 2016 ga aku hapus:


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


bonus Jaewon masuk ke kamar mandi ekspresinya:

bonus Jaewon masuk ke kamar mandi ekspresinya:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2A3: Classmate ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang