16. Gandengan
Jevon berdiri menyender di dinding antara toilet pria dan wanita. Pemuda itu memperbaiki posisi topinya, sedari tadi menghembuskan nafas mencoba terlihat tenang dan kalem. Seorang pemuda berkemeja hitam keluar dari toilet laki-laki, membuat Jevon dan ia saling pandang. Jevon membelalak kecil. Ia mengerjap dan segera membuang muka salah tingkah. Masih merasa malu.
Haylie dan Jane keluar dari pintu kamar mandi bersama, membuat Jevon mendesah lega tak usah berlama-lama berdiri tak tenang disini.
"Lama banget sih. Keburu Valaknya umroh," celetuk Jevon memerotes.
"Cih. Bodoamat," sahut Haylie manyun, memeluk lengan Jane dan melangkah lebih dulu kembali ke studio 3 tempat mereka menonton. Jevon mengekori saja.
Ketika memasuki koridor gelap menuju teater, Jevon dengan iseng mencolek lengan Haylie membuat gadis itu langsung melompat kecil dan menjerit. Apalagi bersamaan dengan suara soundsystem yang menakutkan terdengar.
"JEVON APA SIH AH SIALAN LO!" amuk si mungil itu sudah berbalik dan memukuli Jevon dengan bringas.
Jevon segera berkelit. Ia tertawa, meraih tubuh Jane dan menjadikannya pelindung.
"Eh, eh, Haylie tenang dulu tenang," kata Jane mencoba melerai dan melindungi Jevon yang sudah tertawa-tawa. Keributan mereka tertutupi suara menggelegar soundsystem teater.
Haylie yang sudah mengamuk, akhirnya lelah dan menghentikan aksinya. Gadis itu menggeram kesal. Jevon di belakang Jane malah tertawa sambil memegangi bahu gadis itu.
"Jane, Jevon nih!" adu Haylie menunjuk Jevon sengit.
Jevon malah tanpa dosa menempelkan dagu ke bahu Jane, lalu memeletkan lidah mengejek Haylie. Membuat Haylie melotot dan ingin meraih pemuda itu ganas.
"Eh, Li tenang tenang, pelemnya belum abis tuh," kata Jane segera menahan amukannya, mengingatkan pada keramaian studio yang dipenuh suara-suara aneh dan jeritan-jeritan histeris ketakutan.
"Jevon ih, udah. Jahat banget," tegur Jane menoleh ke belakang, menyikut pelan pemuda itu yang tertawa puas mengerjai Haylie.
Jevon yang dimarahi gadis itu langsung merapatkan bibir dan mengulumnya, menciut menurut.
"Ayo balik," kata Jane meraih tangan Haylie, menariknya pergi.
"Jane," panggil Jevon menahan membuat Jane menoleh. Jevon agak memajukan bibir bawah sambil menjulurkan tangan, "mau digandeng juga," pintanya berharap, membuat Jane melebarkan mata.
Tak ingin berlama-lama bertampang bodoh dengan wajah memanas, Jane langsung meraih jemari Jevon dan menariknya juga dengan Haylie di sisi kirinya.
Ketiganya lalu menaiki tangga. Ketika menuju kursi mereka, Jevon masuk lebih dulu sambil menggandeng Jane di belakangnya yang menggandeng Haylie.
"Apaan sih lo bertiga kayak truk aja gandengan," celetuk Rosi berkomentar yang merasa terusik ketika Jevon melewatinya.
Jevon hanya mencibir pelan, lalu kembali duduk ke bangkunya dengan Jane dan Haylie berderet di sisi kanannya.
Jevon mendesah pelan, menolehkan kepala dan memandangi Jane yang kini ingin kembali menonton. Tapi merasa ditatapi dalam begitu, membuat Jane jadi tak tahan juga untuk tidak menoleh.
"Apaan sih, Jev," kata gadis itu malu sambil menjaukan wajah Jevon dengan telapak tangannya.
Jevon malah tertawa renyah, tapi tak menurut dan kembali memandangi gadis itu dengan senyum kecil.
**
A/N:
author note tahun 2016 gak dihapus ah
Jangan lupa berbuka dengan yang manis-manis ya
maaf kemanisan
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Classmate ✔ ✔
Teen FictionSeries Pertama #2A3Series Semenjak ada murid baru itu, Jevon memberi usul pada sang ketua kelas untuk membuat grup chat kelas. Pada nyatanya ingin modus saja pada si anak baru, Jane. Tapi makin lama.... Kok yang modusin malah si Hanbin? Apala...