Terbangun di hari Minggu pagi yang cukup cerah. Key mengerjapkan matanya dan menyesuaikan diri dengan sinar matahari yang sudah mengintip dibalik gorden yang sudah dibuka bang Kev.
Key menggeliat lalu mengusap matanya sebelum ia terduduk dan termenung sesaat untuk mengumpulkan nyawanya.
Setelah dirasa nyawanya telah terkumpul. Ia berjalan menuju kamar mandi lalu membasuh wajahnya dan menggosok giginya.
Seperti biasa, bang Kev meneriakinya untuk sarapan. Ya, bang Kev kini berkepribadian ganda. Orang tua sekaligus abang yang selalu melindunginya.
Key turun lalu mengecup singkat pipi abangnya itu. "Morning bang" lalu duduk di kursinya.
"Udah sembuh? Syukurlah. Udah makan dulu. Diabisin susunya." bang Kev ikut duduk di hadapan Key.
"Oh ya bang. Maafin Key kemarin ya. Gaseharusnya Key mogok ngomong gitu." ucap Key disela kunyahannya.
Bang Kev tersenyum. "Gapapa. Mungkin lain kali kamu mesti cerita biar bang Kev gak bingung." Key mengangguk lalu melanjutkan makannya.
"Bang Kev hari ini mau kemana?" tanya Key sembari mencuci piring.
"Mau ngambil berkas di kantor yang kemarin ketinggalan. Gak lama kok. Kenapa? Mau jalan?" ya, bang Kev memang sudah bekerja dari beberapa bulan lalu. Bekerja kantoran dengan gaji yang cukup untuk menghidupi kebutuhan keluarga.
Key berpikir sejenak. "Gak deh bang. Kasian bang Kev banyak kerjaan. Key mau baca novel aja."
"Yaudah. Kalo mau kemana mana bilang." ucap bang Kev sambil mengusap sayang kepala adiknya.
Setelah selesai mencuci piring, Key pamit untuk kembali ke kamarnya.
Dikamarnya, Key membanting tubuhnya ke kasur dan memeluk guling kesayangannya sambil merogoh handphonenya yang berada di nakas.
21 miss calls
40 messages
"Buset ni orang berisik banget." celetuk Key saat membuka handphone yang isinya telpon tak terangkat dan pesan. 2 pesan dari Gladys, sisanya Ariz.
Key membuka pesan dari Gladys terlebih dahulu.
"Key lo udah bangun belom?"
"Key gue kerumah ya?"
Key langsung membalas pesan tersebut.
"Udah dari tadi Dis. Lo kesini aja gue lagi gak kemana mana. Mbb abis makanz."
Beberapa menit setelah Key mengirim pesan itu, Handphonenya berdering tanda panggilan masuk.
Tanpa dilihat siapa yang menelpon, Key langsung mendekatkan handphonenya ke telinga.
"Dis lo kesini aja gue lagi gak kemana mana. Bang Kev mau ke kantornya." ucap Key.
Namun disebrang tak ada balasan apapun. Hanya suara deheman yang membuat Key menjauhkan handphonenya dan melihat siapa yang menelpon.
"Allahuakbar.. Maaf Riz, gak liat kalo lo yang nelpon? Wassap?"
"Sejak kapan gue ganti nama jadi Adis? Terjekut gue." jawab Ariz disebrang.
"Halah lebay. Lo ngapain miss call gue ampe 21 kali?" cerca Key tanpa berbasa basi.
"Ah lo gabaca pesan yang gue kirim ya? Yasudahlah. Bye Sya.." Ariz memutuskan sambungan sepihak.
Key menggerutu. "Emang kebiasaan nih orang." akhirnya Key membuka pesan dari Ariz yang isinya kebanykan chatan tidak penting karena mungkin pesannya tidak dibalas balas.
KAMU SEDANG MEMBACA
When? (#2)
Teen FictionKey sempat tidak percaya dengan apa yang ia lihat di toko buku. Ia bisa melihat jelas kalo laki laki yang berebut buku dengannya itu Hariz. Namun anehnya Hariz tak mengenalinya. Padahal wajahnya jelas mirip. "Apa Hariz gak mati, tapi amnesia?" - Ke...