Gladys terdiam kaku saat mendengar jawaban cowok itu.
Loh kok bukan Z ya? Runtuknya dalam hati.
"Serius lo bukan Z?" tanya Gladys memastikan.
Cowok itu mengangguk ragu.
"Kalo gitu sori ya, gue pikir lo Z. Hehe." Gladys langsung pergi meninggalkan cowok itu. Namun panggilan cowok yang bernama Ariz itu membuatnya kembali.
"Ya?"
"Keadaan Key gimana?" setelah mengucapkan itu, Ariz menutup mulutnya. "Eh maksud gue--"
"Kenal dari mana lo? Lo pasti Z kan? Key gapernah cerita kalo dia punya temen namanya Ariz." ucapan Gladys yang bertubi membuat Ariz meruntuki dirinya.
"Eh. Bener toh lo temennya Key? Gue temen instagramnya. Dia lupa kali cerita sama lo." jawaban Ariz membuat Gladys yakin kalo ia adalah Z.
"Gak usah samar samaran nama deh. Ngaku aja kalo lo itu Z. Ribet amat. Lagipula Key gapunya ig tuh. Udah di block sama haters." omongan Gladys membuat Ariz diam tak berkutik.
"Oke gue bakal jujur sama lo. But.. Ini rahasia. Gaboleh ada yang tau. Apalagi Key. Janji?" perkataan Ariz dibalas anggukan oleh Gladys.
×××
"Key?" bang Kev menghampiri Key yang sudah bangun.
Key hanya diam memandang jendela kamar inapnya tanpa menjawab panggilan bang Kev.
Ia benar benar kembali ke masa kelamnya.
"Key plis, jangan buat gue khawatir sama lo. Gue gak mau lo kayak dulu." kata kata bang Kev tak digubris. Namun air mata Key tiba tiba menetes.
"Key kangen Hariz bang.." lirihnya.
Bang Kev memeluk adiknya itu. "Gue yakin dia juga kangen lo. Tapi lo jangan kayak gini. Hariz gaakan tenang."
"Key mau Z disini." isakan Key mulai mengisi seluruh ruangan.
Bang Kev terdiam. Ia sudah paham mengapa Key seperti ini. Pasti karena Z itu.
Rasa marah mulai menguasai bang Kev. Ia ingin sekali menonjok orang yang telah menyakiti adiknya termasuk Z.
Namun jika ia melakukan itu, adiknya akan membenci dirinya dan bang Kev tidak ingin itu terjadi.
Key masih terisak di bahu bang Kev. Mempererat pelukannya.
"Key.. Jangan nangis lagi. Gue akan berusaha supaya Z bisa--" perkataan bang Kev terpotong saat pintu kamar inap Key terbuka.
Key melepaskan pelukannya dan melihat siapa yang datang.
Ternyata suster yang mengantarkan makanan juga obat untuk Key dan mengecek keadaan Key.
"Maaf menganggu sebentar. Bagaimana keadaannya? Masih pusing?" tanya suster itu.
Key menggeleng perlahan.
"Baiklah. Makanannya dihabiskan ya. Obatnya juga diminum sesudah makan. Kalau begitu saya permisi." suster itu tersenyum sebelum keluar kamar inap Key.
Setelah pintu ditutup. Key meminta bang Kev untuk menyuapinya. Bang Kev pun mengiyakannya.
Sifat manja adiknya yang sangat ia rindukan. Hanya ditemukan waktu Key kecil dan jika Key sakit. Momen langka yang amat digemasi oleh bang Kev. Karena Key yang cerewet mulai muncul.
Dalam hati Key berharap jika Z bisa datang menjenguknya. Meminta maaf dan berkata bahwa ia akan baik baik saja. Ia juga berharap bahwa perkataan Z kemarin adalah bualan belaka.
Pertemuan terakhir. Kata kata itu terus terngiang dan berputar dikepala Key. Mempatri kata kata itu. Seakan akan hanya kata itulah yang harus ia pikirkan. Sehingga ia melupakan kesehatannya.
Setelah selesai makan dan minum obat, bang Kev pergi ke toilet sebentar.
Key sendirian.
Ia berharap ada Hariz yang membawakannya martabak. Bercanda dengannya, mengatakan bahwa Key harus lekas sembuh agar mereka bisa ketoko coklat milik Hariz lagi.
Disisi lain ia juga berharap Z disini. Menghiburnya dan membuat moodnya menjadi lebih baik.
Bahkan Key berharap dua orang kembar itu bisa disini mengobrol bersama. Pasti asyik sekali.
Pikirannya buyar setelah melihat bang Kev keluar toilet dan menghampirinya.
"Ngelamunin apa?" tanyanya saat bang Kev sudah duduk di kursi tepat disamping ranjang Key.
"Enggak." Key memaksa senyumnya pada bang Kev.
"Key.. Bang Kev mohon banget sama kamu. Jangan drop lagi ya? Masa masa kelam kamu cuma waktu itu aja. Sekarang jangan ada masa kelam 2." bang Kev mengatakannya dengan nada memohon.
Key terkekeh. "Iya bang.. Key cuma cape dan banyak pikiran aja makanya drop. Do'ain aja biar gaada sesi duanya."
"Aamiin deh.. Jangan sampe berseason ya. Cukup sekali seumur hidup." ucapan bang Kev membuat Key terhibur. Walau sedikit, setidaknya ia mulai kembali mendapatkan keceriaannya.
"Oh ya, bang Kev ketemu cewe cantik loh. Namanya Vinna. Adek kelas. Kita kenal karna setiap temen temen manggil Vin. Kita berdua nengok. Lucu ya?" cerita bang Kev.
Key tersenyum "tembak bang. Keburu disalip. Gaenak loh ditikung apalagi sama sohin sendiri."
"Maksud lo?"
"Key bukan ngatain bang Kev jelek. Cuman, kalo kata Key gantengan ka Bryant dari pada lo."
Bang Kev menyentil kening Key. "Oh lo berpihak pada Bryant sekarang? Adek durhaka. Jadi adeknya Bryant aja sono."
"Maunya sih gitu bang.. Tapi kan udah ditakdirin jadi adeknya bang Kev bukan ka Bryant." ucapan Key membuat bang Kev menggelitiki adiknya. Key tertawa dan meminta ampun. Namun bang Kev tak menggubris.
Kesenangan bang Kev menjalar saat bisa mendengar tawa adiknya lagi. Melihatnya bahagia sudah cukup membuatnya bahagia.
Namun kegembiraan kakak beradik itu terhenti saat pintu kamar terbuka dan menampakan seseorang yang membuat Key diam bagai patung.
"Key.." suara itu membuat Key bergetar dan menitikkan air matanya.
×××
Akhirnya tamat juga:v *canda
Update untuk hari ini!! Semoga kalian suka❤Betewe kalian bingung gak tuh sama ceritanya? Semoga sih enggak. Wkwk..
Oh ya, mungkin nanti pas bulan puasa bakalan update tiap sahur. Jadi tungguin aja ya:v *ngarep bet pengen ditungguin*
Terima kasih yang sudah nge Vote^^
Jangan lupa di klik bintang kecilnya ya.. Karena bintang itu termasuk penyemangat aku dalam nulis cerita ini selain doi *eh*
Hope you like it!!
Love ya!!
![](https://img.wattpad.com/cover/65544134-288-k765312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When? (#2)
Teen FictionKey sempat tidak percaya dengan apa yang ia lihat di toko buku. Ia bisa melihat jelas kalo laki laki yang berebut buku dengannya itu Hariz. Namun anehnya Hariz tak mengenalinya. Padahal wajahnya jelas mirip. "Apa Hariz gak mati, tapi amnesia?" - Ke...