1.0

1.3K 144 5
                                    

Drrrtt.. Drrrtt..
Suara pesan masuk membuat gadis itu segera meraih ponsel yang terletak di saku roknya.

Nama yang muncul di layar ponsel tersebut membuat gadis itu tersenyum manis.

<alfa : ra, pulang sekolah kosong kan?mau minta temenin cari buku>

Setelah membacanya berulang ulang--untuk memastikan dirinya tak salah baca--jemari gadis tersebut langsung menari mengetikkan balasan.

<sierra : oke. Jadi kita nge-date di toko buku nih? HAHAH>

<sierra : anyway ntar aku tunggu depan kelas yaa>

Tak lama kemudian, muncul balasan lagi.

<alfa : ih aku kan gak ngajak kamu nge-date. Tapi terserah sih😂>

<alfa : oke ntar aku samperin>

Sierra semakin tersenyum-senyum sendiri membaca pesan singkat dari Alfa.

Masih dengan wajah tersenyum, Sierra mengetikkan jawabannya.

<sierra : iyaa hehe jangan lupa ya>

"SIERRAA!!" panggil seseorang dari belakang punggungnya.

Gadis itu segera memasukkan kembali ponselnya ke saku kemudian menoleh. Ia mendapati sahabatnya, November, sedang berdiri di hadapannya.

"Hai, Nov. Ke kantin yuk?" ajak Sierra sambil beranjak dari tempat duduknya.

November mengangguk dengan semangat. "Ada yang mau aku ceritain, Ra."

"Tentang apa?" tanya Sierra dengan nada penasaran

Gadis di hadapannya hanya tersenyum penuh misteri, "Nanti, deh."

:::

"Tau cowok itu gak, Ra?" tanya November sambil tersenyum lebar dengan jari telunjuknya yang menunjuk seseorang.

Sierra berusaha mengikuti arah jari tersebut, namun berakhir kesulitan menemukan siapa yang dimaksud.

"Yang mana, Nov?" tanya Sierra sambil celingak-celinguk.

"Sssttt.. jangan sampe ketahuan. Aku malu," kata November sambil terkikik. Sierra hanya mengangguk-angguk. Baru menyadari kini mereka berada di kantin, dengan murid-murid yang berdesakan seperti semut. Agak sulit mencari orang yang dimaksud November.

"Oke, deh. Jadi, yang mana? Coba jelasin ciri-cirinya," kata Sierra sambil menopang dagunya. Bersedia menyimak kata yang akan dikeluarkan oleh sahabatnya tersebut.

"Hmm.. Dia rambutnya agak berantakan gitu, gak pernah pake gel rambut. Terus dia pake kacamata framenya hitam. Terus.." November terdiam sejenak.

"Terus apa, Nov?" tanya Sierra tak sabaran.

"Nah," seru November dengan cengiran lebar di wajahnya. "Itu orangnya,"

Sierra mengikuti jari telunjuk sahabatnya tersebut. Ia mendapati lelaki yang dimaksud oleh November sejak awal pembicaraan tadi. Memang sesuai dengan penjelasan gadis itu.

Tiba-tiba batin Sierra merasa ada yang tidak beres. Pandangannya tertumbuk ke arah lelaki tersebut.

"Kamu tau namanya, Ra?" tanya November sambil menyendok baksonya. "Biasanya kamu tau nama-nama anak angkatan kita, kan?"

Sierra terdiam. Seketika lidahnya terasa kelu. "Ya, aku tau."

"Siapa, Ra?" tanya November dengan nada semangat. "Dia ganteng kan, Ra?"

"Namanya Alfa,"

Begitu saja.
Lembar prolog mulai dituliskan.

::::

Hai! Maaf kalo ada typo yaa. Jangan lupa vote/comment nya❤️

ASN #1 : [&]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang