2.0

1.1K 123 6
                                    

"Ra, kira-kira Alfa suka apa ya?" tanya November tiba-tiba. Sierra hanya mengangkat bahu, tidak tahu. Antara memang tidak tahu dan sedang tidak berminat.

Gadis itu sibuk mengutak-atik laptopnya. Mengerjakan tugas. Membuat slide presentasi untuk minggu depan.

Diam-diam, Sierra melirik kalender di meja belajarnya.

28 Mei. Ulangtahun Alfa!! ( ra, jangan lupa kadonya yaa -al )

Sierra bahkan belum memikirkan kado apa yang akan diberikannya untuk lelaki itu. Sedangkan sahabatnya yang satu ini malah sibuk memikirkan kado.

Entah mengapa, lama kelamaan perasaan Sierra pada November agak berubah. Sierra jadi ingin menyalahkan November karena memiliki perasaan terhadap lelaki yang disayanginya--dan juga menyayanginya, tentu saja.

Tapi, bukankah terkadang kita tidak dapat menentukan dengan siapa kita jatuh cinta? Bukankah terkadang perasaan muncul begitu saja, semakin membara, sehingga sulit dipadamkan?

Ya, Sierra membenci kedua fakta tersebut. Akan tetapi, ia tidak bisa menyalahkan orang atas sakit hatinya sendiri. Ia sakit hati pada sahabatnya sendiri, tentu saja. Namun, sekali lagi, kita tidak bisa memilih ingin jatuh cinta pada siapa, kan? Hal yang sama juga terjadi pada November. Ia tidak menyadari dirinya menyukai orang yang 'salah'.

Sierra tidak dapat menyalahkannya.

"Ra, lagi bete, ya?" tanya November sambil beranjak dari tempat tidur Sierra. Mereka sedang berada di rumah Sierra. Terkadang, November mengunjungi Sierra untuk sekadar bermain kemudian pulang. Seringkali mereka mengerjakan tugas dan belajar bersama.

Mereka memang sedekat itu. Sudah lama. Oleh karena itu, bukankah sangat disayangkan jika ini semua harus berakhir hanya kerena kehadiran seorang 'lelaki'?

Tentu saja tidak ada satupun dari mereka yang membiarkannya.

"Enggak kok, Nov," sahut Sierra sambil memaksakan senyum. Tidak mungkin dirinya mengatakan yang sebenarnya.

"Oh ya? Terus?" tanya November lagi dengan nada penasaran.

Sierra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Berusaha memikirkan jawaban untuk mengelak dari pertanyaan tersebut. "Lagi capek aja ngerjain tugas."

Sahabatnya itu mengangguk tanda mengerti kemudian tersenyum, "Aku masak spaghetti ya? Habis itu kita makan bareng. Setelah kamu selesai ngerjain tugas hehe,"

"Ehh.." Sierra ingin menolaknya, berkata bahwa dirinya tidak lapar. Ia benci terlalu merepotkan sahabatnya tersebut.

Namun, November sudah keluar dari kamarnya. Sierra menghela napas. Mana mungkin dirinya menyakiti November? Menyakiti sahabatnya yang sebaik ini, rasanya tidak mungkin. Terlalu irrasional.

Mendadak Sierra membenci perasaannya pada November. Ia tidak boleh seperti ini. Ia tidak ingin persahabatannya dengan November harus kandas hanya karena seorang lelaki.

Drrrtt.. Drrrtt..
Sierra meraih ponselnya yang terletak di rak buku. Perlahan menyalakannya dan tersenyum melihat pesan masuk di ponselnya.

<Alfa : ra, besok ada waktu?>

Secepat kilat, Sierra mengetikkan jawaban untuk Alfa.

<Sierra : kayaknya aku gak ada acara apa-apa, Al. Mau ngapain?>

Tak lama kemudian sebuah pesan masuk kembali. Dari orang yang sama.

<Alfa : mau nonton film hehe. temenin aku ya?>

ASN #1 : [&]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang