"Lebih baik kau pulang saja!"
"Jangan pernah muncul dihadapan kami lagi!"
"Dasar Idiot!"
"Bodoh!"
"Mati saja!"
Changkyun menutup pelan lokernya. Ia menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas apa yang tengah terjadi di ujung koridor. Para siswa berkumpul disana. Tapi itu bukan teman-temannya.
Rasa penasaran Changkyun pun tak bisa ditahan. Ia berjalan menuju kerumunan itu. Kerumunan anak yang ia lihat tadi ternyata sedang membully seorang anak yang lain.
"Yak! Apa yang kalian lakukan disini? Untuk apa kalian membully-nya?" Ujar Changkyun berusaha melerai anak-anak itu.
"Diamlah Lim Changkyun! Kau tidak sekelas dengan kami! Kau tak tahu saja sebodoh apa anak ini hingga menyebabkan kami sekelas harus menjalani hukuman!" Balas salah satu dari mereka,
"Sudahlah! Pergi dari sini! Jika sekali lagi aku tahu kalian membully-nya akan ku laporkan kalian pada guru!" Changkyun berusaha melindungi anak yang sejujurnya tak dikenalnya itu.
"Cih! Mentang-mentang kau anak kesayangan guru dan kau jenius, kau jadi berani mengancam kami? Kau bahkan baru tenar hanya karena rap!" Salah satu siswa laki-laki menantang Changkyun,
"Aku tidak mengancam. Aku akan benar-benar melakukannya, jika kau dan mereka masih berani mengganggunya," jari telunjuk Changkyun tertuju pada anak yang sedari tadi meringkuk di depan tiang koridor itu.
Anak yang tadi menantangnya itu menatap Changkyun tajam. Ia lalu berbalik pergi, diikuti teman-temannya yang lain yang sesekali masih berbalik untuk menatap 'korban' bullying mereka dengan tatapan penuh intimidasi dan ancaman.
•••••
"Kau tak apa?" Tanya Changkyun pada anak itu. Ia menyerahkan sebotol air mineral padanya.
Anak itu terdiam. Sejak tadi ia hanya diam dan menunduk. Changkyun sampai dibuat kesal olehnya.
"Yak! Jangan diam saja!" Bentak Changkyun.
"Kenapa kau menolongku?" Akhirnya anak itu berbicara.
"Kau ini aneh, tentu saja karena aku tidak ingin kau terus dibully oleh mereka!" Jawab Changkyun masih dengan nada kesal,
"Kau jenius. Kau yang terpintar di sekolah ini. Orangtuamu juga orang terpandang. Kau sekarang sudah populer. Mereka takkan berani membalasmu. Mereka pasti akan balas dendam padaku." Ia kembali menyahut, masih sambil menunduk.
Changkyun menghela napasnya, "Aku mungkin sekarang terkenal, mungkin orang-orang tak memanggilku 'si Genius Payah' lagi. Tapi aku pernah kesepian! Aku tahu tak punya teman itu tidak enak. Aku mengalaminya sejak kecil, dan aku terbiasa dengan itu. Melihat orang lain mengalami hal yang sama denganku... itu membuatku seolah sedang melihat diriku sendiri. Aku tidak ingin orang lain merasakannya. Dan meskipun aku tidak mengenalmu, tapi aku tak suka melihatmu diperlakukan seperti tadi." Jelasnya panjang, "Dan, kau punya badan yang lebih besar dari mereka, jika lain kali mereka membullymu ku sarankan, lawan mereka."
Anak itu mengangkat pandangannya, "Jelas saja aku lebih besar. Aku tinggal kelas selama 2 tahun. Harusnya kau memanggilku sunbaenim. Sekarang kau tahu kan, seberapa bodohnya aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All In (걸어)
Fanfic"Balas dendam akan melahirkan balas dendam yang lebih besar dan lebih besar lagi. Balas dendam itu seperti rantai tanpa ujung. Yang harus kau lakukan adalah memutuskan rantai itu. Mengakhirinya." Kematian kedua orang tuanya membuat Lim Changkyun me...