Sambil menunggu pesanan datang, aku melihat-lihat sekeliling. Tiba-tiba mataku terfokus pada seseorang yang bentuk tubuhnya sangat familiar. Orang itu memakai hoodie, aku tidak bisa melihat rambutnya. Aku menyipitkan mataku agar bisa melihat orang itu dengan jelas. Tapi sayangnya, orang itu langsung bangkit dari duduknya dan pergi.
Siapa ya? Kaya kenal.
"Liat apa, Kim?" Suara Nicho memecah pikiranku.
"Eh? Engga. Tadi aku liat seseorang, kaya kenal, tapi mukanya ga keliatan." Jelasku. Nicho hanya mengangguk mengerti sambil membentuk mulutnya seperti huruf 'O'.
"Pesanannya. Dua nasi goreng seafood, dua ice lemon tea." Kata Pelayan sambil menaruh makanan dan minumannya dimeja.
"Makasih." Ucapku sebelum pelayan itu pergi. Aku memakan nasi gorengku dengan lahap.
"Nic. Gue mau nanya." Kataku setelah selesai makan.
"Nanya apa?" Nicho membenarkan posisi duduknya.
"Salah ga sih kalo gue selalu berharap bisa ketemu mereka?" Tanyaku.
"Mereka siapa?" Nicho bertanya balik.
"One direction." Jawabku singkat.
"Yaaa, engga lah. Percaya sama gue, Kim. Harapan lo pasti bakal terkabul." Mata coklat Nicho menatap mataku, ia berusaha meyakinkanku.
"Kenapa lo bisa bilang gitu?" Tanyaku lagi.
"Dunia itu sempit, Kim. Siapa tau lo bisa ketemu secara ga sengaja sama mereka, atau bahkan lo bisa jadi temen salah satu dari mereka." Ucap Nicho.
"Iya, sih. By the way, ceritain dong waktu lo ketemu 1D!" Pintaku.
"Gue lagi males cerita, kapan-kapan aja, ya."
"Ayolah,"
"Mereka ganteng ga kalo liat asli? Niall tinggi ga? Rambutnya Niall kayak gimana? Gue penasaran banget, sumpah." Aku bertanya bagaikan wartawan."Ganteng deh, lumayan. Tapi masih gantengan gue. Niall tingginya sama kaya gue. Rambutnya biasa aja sih." Nicho menjawab semua pertanyaanku.
"Dih. Ga ada yang bisa nandingin kegantengan mereka,"
"Coba lo berdiri." Perintahku. Nicho menuruti perintahku. Aku berdiri disebelah Nicho. Aku membandingkan tinggiku dengan Nicho. Ternyata tinggiku hanya sebahu Nicho."Plis gue pendek banget." Aku mengerucutkan bibirku.
"Untuk ukuran cewe, lo itu tinggi, Kim." Nicho merangkulku, lalu duduk kembali.
"Pokoknya kalo gue ketemu mereka, terutama Niall, gue harus peluk, minta foto, tanda tangan, dan megang rambut mereka." Ujarku.
"Iya, iya. Gue doain lo bisa ketemu mereka." Nicho mengacak-ngacak rambutku.
"Lo hobi banget sih ngacak-ngacak rambut gue." Protesku.
"Udah, yuk, balik ke atas." Ajak Nicho.
---
"Nicho gue bosen banget sumpah. Sekarang jam berapa?" Tanyaku yang sedari tadi hanya tidur-tiduran di sofa.
"Baru jam setengah 3." Kata Nicho setelah melihat jam tangannya.
"Gue pinjem laptop lo, ya. Gue mau liat music video 1D aja." Aku mengambil laptop Nicho, lalu membuka browser. Aku mengetik 'youtube.com' setelah itu aku mencari One Direction.
Video pertama yang aku lihat adalah video Live While Were Young. Aku ikut bernyanyi sambil melompat-lompat diatas sofa. Nicho sedari tadi hanya melihatku sambil sesekali tertawa. Aku sudah mengajaknya untuk ikut melompat, tapi dia menolak dengan alasan "aku bukan bocah lagi", dasar menyebalkan.
Dilanjut dengan video Night Changes. Sekarang aku sudah tidak melompat lagi, aku duduk di sofa sambil menatap layar dengan serius. Sesekali tersenyum ketika membayangkan bagaimana jika itu menjadi kenyataan.
Imajinasiku terpecah ketika mendengar suara telepon. Ternyata itu berasal dari HP Nicho. Aku melihat HP Nicho yang tergeletak diatas meja. Aku menoleh ke arah sofa yang tadi di duduki Nicho, tapi Nicho tidak ada, mungkin dia ke toilet.
Siapa ya yang nelfon?
Aku mengambil HPnya dan melihat caller id-nya, disitu tertulis 'Rellain'.
Namanya aneh, antimainstream.
Eh, ini angkat ga ya?Baru saja aku ingin menekan tombol hijau itu, tapi Nicho keburu datang.
"Nic, ada yang nelfon." Kataku sambil menyerahkan HPnya.
"Siapa?" Tanya Nicho.
"Disitu tulisannya 'Rellain'." Kataku. Nicho mengambil HPnya lalu berjalan menjauh untuk mengangkat teleponnya.
Kok harus menjauh gitu, ya?
Yaudahlah, ga penting.Aku melanjutkan aktifitasku yang tertunda akibat telepon untuk Nicho. Sekarang aku sedang menonton video Steal My Girl. Aku tertawa kecil ketika melihat Niall dengan gayanya yang konyol itu.
Nicho kembali sambil menggenggam HP di tangan kanannya. Dia duduk di sebelahku.
"Siapa?" Tanyaku.
"Temen." Jawabnya singkat. Ok, kalau dia sudah menjawab singkat, berarti aku tidak boleh bertanya lagi.
Aku melihat jam di laptop Nicho, ternyata sudah jam 3.
"Nichooo gue pulang, ya. Takut dicariin Mama." Pamitku.
"Mau gue anter ga?" Tawar Nicho.
"Gausah. Gue naik gojek aja," Aku berjalan menuju pintu lalu membuka pintunya.
"Bye, Nic!" Ucapku lalu menutup pintu. Aku turun ke lantai bawah dengan terburu-buru. Aku menyalakan HPku lalu memesan gojek. Setelah gojeknya sampai, aku pun menaiki gojek itu.
---
Sesampainya dirumah, aku langsung masuk ke kamarku. Aku duduk di pinggir kasur sambil berpikir sesuatu.
Kaya ada yang ketinggalan, apa ya?
Aku melihat diriku sendiri dari atas sampai bawah, lalu berpikir lagi.
Oh iya! Tas sekolah aku masih di hotel Nicho!
Yah terpaksa deh harus balik lagi.Aku berlarian ke luar. Baru sampai di depan pintu, Mama langsung menghadangku.
"Mau kemana lagi, Kim?" Tanya Mama.
"Tas sekolah aku ketinggalan di hotelnya Nicho, Ma. Mama mending minggir dulu deh, aku buru-buru." Aku menggeser tubuh Mama. Aku langsung buru-buru memesan gojek lagi, lalu ke hotel Nicho.
---
Aku sudah sampai didepan pintu kamar hotel Nicho. Aku memencet bel sambil menghentak-hentakan kakiku dilantai.
Lama banget sih.
Tadinya aku ingin berteriak memanggil nama Nicho, tapi ini hotel, kawan.
Aku memencet bel nya lagi. Sampai terdengar suara seseorang dari dalam, lalu orang itu membuka pintunya.
. . .
---
MAAFIN GANTUNG MULU ):
Niall nya mana ya🙈 taunya Niallnya jadi tukang gojek HAHAHA GA DENG15 VOTES KALO MAU NEXT CHAPTER HEHE💓
869 Words,
Penguiniall x
KAMU SEDANG MEMBACA
Asal • njh
Fanfiction"Aku dijemput Niall Horan." Berawal dari asal sebut, hingga jadi kenyataan. [©2016 Penguiniall]