Sekolah. Sebenarnya aku malas pergi ke sekolah. Tapi, berhubung aku sudah disemangati oleh Niall, jadi aku tidak boleh bermalas-malasan.
Kapan lagi disemangatin doi? Hehe.
Aku berjalan menuju kelas dengan senyum yang masih melekat di wajahku.
"Haaai!" Sapaku riang.
"Hai, Kim," Jawab mereka kompak.
"Udah ga badmood lagi, nih?" Tanya Hailey."Engga, dong. Kan udah disemangatin doi." Jawabku sambil menaik-turunkan alis.
"Doi siapa? Cieee akhirnya Kim punya doi." Ledek Lizzy.
"Niall, lah. Siapa lagi?" Jawabku. Mereka menatapku dengan tatapan datar.
"Kirain doi beneran." Kata Ashley.
"Emang Niall ga beneran?" Dikira Niall hantu apa ya.
"Udah, ah. Mending kita ngerjain PR aja. Pada belum ngerjain, kan? Nanti keburu bel, loh." Ajak Emma.
Tau aja, Em.
---
Sekarang kita sedang duduk di kursi koridor. Membicarakan hal-hal yang tidak penting, lalu tertawa kencang, seperti ada yang lucu, padahal tidak ada yang lucu sama sekali.
"Wah, kayanya group norak lagi ngumpul, ya." Kalian pasti sudah tahu ini siapa. Ya. Siapa lagi kalau bukan Dijjah?
"Mau apa?" Kataku sambil menatap tajam matanya.
"Wow. Santai aja. Kita cuma mau ikut ngobrol aja, kok. Kita penasaran apa yang lucu, sampe kalian ketawa kenceng banget." Dijjah membalas tatapanku dengan tatapan meremehkan.
"Mau tau banget? Katanya kita norak, kok mau sih gabung sama kita?" Kata Lizzy.
"Udah sana pergi. Nanti ketularan norak, mau?" Lanjut Ashley.
Dan mereka langsung pergi begitu saja. Malu kali, ya?
"HAHAHAHAHAHAHAHA" Tawa kita pecah begitu melihat kejadian itu.
---
Pulang sekolah, aku dan sahabat-sahabatku masih duduk dikoridor, karena Hailey meminta kita untuk membantu mengerjakan tugas presentasinya.
"Aku pulang duluan, ya." Pamitku.
"Kok buru-buru, sih? Tugasnya belum beres." Kata Hailey sambil menahan tanganku untuk tidak pergi.
"Aku mau ngedate sama Niall. Dia udah jemput aku daritadi, kasian kalo disuruh nunggu." HAHAHA. Alasanku benar-benar asal, ya.
"HAHAHA. Kasian banget, ya. Bisanya cuma menghayal doang. Mana mungkin Niall mau ngejemput kamu ke sekolah?" Kata Dijjah yang entah dari kapan sudah berdiri disitu.
"Terus kalau Niall beneran ngejemput, kamu mau apa?" Aku menantang dia.
Dasar si kuning, ngeremehin banget.
"Mana mungkin. Gausah berharap ketinggian, nanti kalo jatoh, sakit loh." Ucapan Dijjah disambut dengan tawa teman-teman groupnya.
"Awas aja kalo aku beneran di jemput Niall. Jangan nyesel, ya? Jangan iri karena semua yang aku harapin bisa jadi kenyataan." Kataku.
"Terserah." Dijjah dan teman-temannya pergi.
"Emang aku salah ya kalo terlalu berharap?" Tanyaku pada sahabat-sahabatku.
"Engga, Kim. Aku yakin suatu saat nanti harapan kamu bisa jadi kenyataan. Kita dukung kamu, kok." Kata-kata Ashley membuatku terharry. Eh, terharu.
"Iya, Kim. Jangan sedih, ya? Udah sana pulang, kasian Niallnya nungguin." Canda Emma.
Sahabat emang segalanya, ya.
"Iya. Aku duluan, ya! Bye!" Aku berjalan menuju gerbang, lalu memasuki mobil.
Bukan. Bukan Niall yang jemput, kok. Itu mobil Mamaku.
---
Aku membuka pintu rumah.
Kok gelap banget, ya?
Aku berjalan masuk. Ternyata mati lampu, dan HPku lowbatt.
Bagus, Kim. Sekarang aku akan mati kebosanan.
"Ma, mati lampu." Kataku pada Mama yang baru saja memasuki rumah.
"Yaudah." Jawab Mamaku cuek.
"Kok yaudah, sih? Kita jalan ke mall aja, yuk?" Ajakku.
"Yaudah, deh. Sekalian mau ke supermarket. Yuk, sekarang aja."
"Aku ganti baju dulu." Aku berlari ke kamar, lalu berganti pakaian secepat mungkin.
---
"Ma. Kalau cuma gini doang, aku juga bosen. Ke tempat lain aja, yuk?" Rengekku.
Bagaimana aku tidak bosan? dari tadi aku hanya berkeliling supermarket, membuntuti mamaku yang sedang belanja.
"Aku jalan-jalan sendiri aja, ya?" Lanjutku.
"Yaudah. Jangan jauh-jauh. Mama selesai jam 6an." Kata Mama.
Aku melirik jam tanganku. Jam 6 masih 2 jam lagi. Padahal kita sudah di supermarket dari setengah jam yang lalu.
Ini mau belanja apa ngantri sembako, sih? Yaelah.
"Iya. Nanti Mama tunggu di mobil aja." Kataku. Lalu aku pergi keliling mall sebesar ini sendirian.
Kemana, ya?
Keliling-keliling aja deh, siapa tau ketemu jodoh. Hehe.Lalu aku memasuki nike store. Aku melihat-lihat ke bagian sepatu. Aku melihat sepatu yang mirip seperti punya Niall, warnanya abu-abu, aku suka modelnya.
Ini lucu.
Tapi begitu melihat price tagnya, aku langsung memasang ekspresi datar, sedatar mungkin.
Kayaknya aku harus jual ginjal dulu.
Gak juga sih, terlalu lebay.Lalu aku berpindah ke bagian golf. Aku jadi teringat Niall.
Sedang asyik melihat-lihat, tiba-tiba aku menabrak seseorang.
"Sorry, aku ga sengaja." Ucapku tanpa melihat orang yang ku tabrak.
"No problem."
DEG.Tunggu, kok kayaknya aku kenal sama suara ini?
Aku mendongak untuk melihat wajah si pemilik suara itu.
"Ni-
. . .---
CERITANYA GANTUNG.
HAHAHAHA DRAMA BGT Y BYEVOTE NYA YA K1, Kalo males dibaca gpp asal divote hehehehehe
710 words,
Penguiniall x
KAMU SEDANG MEMBACA
Asal • njh
Fanfic"Aku dijemput Niall Horan." Berawal dari asal sebut, hingga jadi kenyataan. [©2016 Penguiniall]