7

2.3K 284 27
                                    

"Jadi, sekarang kita mau ngapain?" Tanyaku.

"Movie marathon?" Jawab Nicho.

"Nah! Yaudah, bantuin gue nyiapin cemilan, ya."

"Iya, bawel." Ejek Nicho.

Aku membuka lemari yang berisi persediaan cemilan, lalu mengambil beberapa. Aku juga mengambil dua kaleng coca cola di kulkas.

"Udah, nih. Nontonnya di kamar gue aja ya."

Kita pun pergi ke kamarku sambil membawa semua cemilannya.

"Lo suka One Direction?" Tanya Nicho begitu memasuki kamarku. Dia bertanya seperti itu karena kamarku penuh dengan barang-barang berbau 1D.

"Engga. Gue sukanya wali." Jawabku sarkas.

"Sassy." Kata Nicho sambil tertawa.

"Iya gue suka. Bukan suka, sih. Cinta malah. Kenapa?"

"Gapapa. Member favorit lo siapa?" Tanyanya lagi.

"Niall. Kenapa, sih? Lo suka juga?" Aku balik bertanya.

"Engga. Gue cuma nanya aja." Nicho terlihat seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Lo ga nyembunyiin sesuatu, kan?" Aku bertanya sambil menyipitkan mata dan mengarahkan jari telunjukku ke depan wajahnya.

"Enggg- engga, sih." Jawab Nicho sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaudah, deh,"
"Mau nonton apa?" Tanyaku sambil mengeluarkan semua koleksi DVDku.

"Insidious aja. Kita nonton tiga-tiganya." Katanya sambil menunjuk DVD Insidious.

"Kayak yang berani aja." Ejekku.

Sebenernya aku yang takut.

"Berani. Lo aja kali yang takut." Ejek Nicho balik.

Setelah memasukkan DVD insidious ke dalam DVD player, aku mengambil bantal untuk dipeluk jika aku ketakutan.

"Ngapain bawa bantal?" Tanya Nicho.

"Buat dipeluk kalo takut."

"Ngapain pake bantal? Mending peluk aku aja." Aku menatapnya malas. Aku mengambil bantal dan melemparnya ke wajah Nicho.

"Sorry, but you're not Niall Horan." Kataku sambil tertawa.

"Songong anjir. Awas aja kalo takut, ga akan gue temenin." Ancamnya.

"Berisik. Filmnya udah mulai."

Ditengah-tengah film, Nicho tiba-tiba bertanya.

"Lo udah pernah ketemu sama mereka?"

"Siapa? Hantunya? Dih, jangan sampe." Kataku ketakutan.

"Bukan itu, ogeb. Maksudnya, lo udah pernah ketemu 1D?" Tanyanya lagi.

"Sedihnya, belom. Lo pernah?" Aku bertanya balik.

"Hmm. Pernah." Nicho menjawab sambil menggaruk tengkuknya.

"SERIUS LO?! KAPAN?" Aku histeris.

"Gausah teriak juga, Kim. Gue ga sengaja ketemu mereka di London."

"Dimananya? London itu LUAS, fyi." Kataku sambil menekan kata luas.

"Kalo gue kasih tau, lo juga ga bakal tau."

"Iya, sih. Yaudah, deh."

Kita pun lanjut menonton filmnya. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 9 malam.

"Kim, filmnya udah selesai. Gue pulang, ya? Besok gue main lagi kesini." Pamit Nicho.

"Iya. Gue ga nganter, ya. Mager." Kataku sambil nyengir.

"Iya, gapapa. Bye!" Nicho keluar dari kamarku.

Ngantuk. Tidur sekarang aja, deh.

Aku mematikan lampu kamarku, lalu tidur.

---

"Saw your body language and i know how you're feeling
You look like the kind of girl that tired of speaking
Standing with somebody but he doesn't know what you like. . ."

Suara lagu Temporary Fix memasuki telingaku. Aku mengambil HPku lalu mematikan alarm. Ya, aku memakai lagu Temporary Fix sebagai alarmku, karena;
1. Lagu favoritku dari album Made In The A.M.,
2. Solo Niall ada di awal lagu,
3. Lagunya bisa membuatku langsung bangun dari tidurku.

Aku melihat kearah jam yang ada di sudut dinding kamarku.

Masih jam 5. Tumben aku bangun pagi.

Aku merasa malas untuk bangun, jadi aku mengecek HPku dulu. Aku melihat ada notif dari LINE, aku langsung membukanya.

Nicholas🐒 : Kim
Nicholas🐒 : Bangun kebo

Nicho ngapain ngeLINE pagi-pagi gini?

Kimberly : Bacot L
Kimberly : Gue udah bangun daritadi
Kimberly : Tumben lo bangun pagi
Nicholas🐒 : Yaiyalah, gue ga kebo, ga kayak lo
Nicholas🐒 : Mandi buruan, nanti telat
Kimberly : Okay, daddy.
Nicholas🐒 : Dih. Lo ga cocok kalo jadi anak gue
Kimberly : Cocoknya jadi apa?
Nicholas🐒 : Jadi pacar
Nicholas🐒 : Gausah baper y
Kimberly : Najis gombalan receh
Kimberly : Siapa juga yang baper
Kimberly : Udah ah gue mau mandi. Bye

Nicho sejak kapan jadi alay gitu ya? Pergaulan di London alay-alay gitu kali, ya.

Aku bangkit dari tempat tidurku, lalu mengambil handuk dan mandi.

Setelah mandi, aku berjalan ke ruang makan untuk sarapan. Aku menyapa Mama dan Papa yang sudah lebih dulu duduk di meja makan. Aku melihat ke arah meja makan, ternyata hanya ada sereal dan susu coklat. Aku mengambil mangkuk lalu menuangkan sereal dan susunya.

Tingtong! Tingtong!

Siapa yang dateng pagi-pagi gini?

"Aku aja yang buka." Kataku sambil berlari ke arah pintu. Aku membuka kunci pintu, lalu menarik pintunya.

. . .

---

Gantung lagi HEHEHE maafin ya.
VOTE JANGAN LUPA YA K1 K1 :-)
Ini bahasanya masih belum benerrr, susah ya jadi author :-(

682 words,
Penguiniall x

Asal • njhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang