Come back

246 3 0
                                    

Fio

Semua kacau! Hancur! Kejutan kecil,nara bahkan steffi. Semua udah terlambat. Gue terlalu bodoh untuk ini semua. Kenapa gue meluk meluk steffi segala? Ahh! Bodoh. Gue merutuki diri gue sendiri. Hari ini terlalu malas untuk gue berangkat ke kampus. Gue takut bertemu steffi. Nyali gue ciut. Pengecut banget gue! Harusnya gue minta maaf. Tapi walaupun gue minta maaf ke steffi juga steffi gak akan pernah maafin gue. Gue kehilangan sahabat terbaik gue. Cinta sejati gue. Gue harus siap menjalankan hari tanpa steffi. Steffi... Gue menyambar hp gue dan refleks mengetikkan nomor steffi. Diangkat. "Halo" suara steffi terdengar serak. Sepertinya ia habis menangis. "Stef.. Maaf" hanya itu yang keluar dari mulut gue. Lidah gue kelu. Semua kata yang telah gue susun seperti terganjal di tenggorokan gue. Apalagi ketika gue mendengar suara steffi yang rapuh.

"Maaf? Kenapa?" . "Aku udah..." Gue gaberani melanjutkan kata kata gue. "Udah terlambat. Nara udah tau semuanya fio.. Aku.. Bener bener nyesel udah pernah cinta sama kamu! Aku benci kamu fio! Pergi kamu dari hidup aku! Biarin aku mencintai nara untuk yang kedua kalinya. Lupain semuanya fio. Lupain semua yang telah terjadi antara kita. Anggep aja angin yang berlalu. Dan jangan pernah muncul dihadapan aku lagi. Aku benci kamu fio. Bencii!!!!" Steffi berkata dengan berapi api. Gue tau steffi sedang nangis. Ingin rasanya gue memeluk dia. Gue bego! Dulu gue berjanji gak akan buat steffi hancur. Tapi apa sekarang? Steffi sampai ngomong kayak gitu. Berarti steffi benar benar membenci gue. "Aku.. Minta maaf steff.. Cuma itu yang bisa aku ngomongin. Selamat tinggal steffi. Semoga kamu bahagia. I love you" kata gue. Gue gasanggup membendung air mata gue. Gue nangis. Pertama kali gue nangis karena kehilangan. Gue gapernah nangis. Paling juga waktu bayi. Gue orangnya tegar dan gak gampang dijatuhin. Tapi sekarang? Siapa sih yang gak nangis waktu tau orang yang disayangnya membenci kita?

Steffi.

Aku berjalan lunglai menyusuri koridor. Aku menyesal telah memaki fio yang justru membuat hariku tambah buruk. Fio.. Aku kangen makan es mambo bareng kamu.. Kangen main layangan bareng.. Fio.... "Steffi!" Tiba tiba ada yang menepuk pundakku. "Fio!!!" Sontak aku langsung memeluk orang itu. Ternyata nara. Aku semakin merasa bersalah. Nara hanya tersenyum datar. "Nara.." Aku menunduk. Tak kuat menatap matanya. Mata indah yang dulu aku suka. Mata yang selalu memancarkan semangat bagiku. "Kamu kenapa kesini?" Aku berusaha mencairkan suasana. "Aku kangen kamu steff.." Nara memelukku erat. Aku bisa mendengar detak jantung nara. "Aku juga nar., aku minta maaf ya soal kemaren.." Aku tidak mau melepaskan pelukannya. "Iya sayang.. Aku paham kok.. Fio sama kamu gaada apa apa, ya kan?" Kata nara sambil menekan kata 'ya kan?' Seperti menyindir.. "Enggak nar! Sumpah deh aku cuma sayang sama dia karena dia udah selalu rela berkorban demi aku. Tapi kalo hatiku hanya untukmu sayaaang" aku tersenyum tulus. Walau sejujurnya kata kata itu sedikit berbohong. "Iya sayang aku udah percaya kok sama kamu" nara mengusap usap rambutku lalu mengandengku kearah parkiran. Kenapa nara tidak marah? Apa nara hanya melihat waktu aku dipeluk oleh fio? Yasudahlah, aku tidak perlu memikirkan itu yang penting aku harus belajar mencintai nara sekali lagi...

Aku mebolak balikkan menu. Tumben sekali nara mengajakku kerestoran jepang. Padahal dia tidak suka makanan jepang. Mungkin ia ingin menyenangkan hatiku. Aku memang suka sekali masakan ala jepang. Tapi yaa.. Karena nara dan fio tidak suka jadi aku tidak pernah meminta untuk pergi kesana. "Kamu mau makan apa?" Kata nara sambil membolak balikkan buku menu. Yap. Pasti nara tidak tau tentang makanan jepang makanya dia menungguku mengambil keputusan. "Sushi ajadeh" kataku sambil tersenyum. Nara memesan makanan kami. Aku terdiam menatap nara. Dalam. Nara terlihat seperti sedang berada dalam ketakutan. Matanya terlihat gusar. Aku tau.. Ini semua salahku. Aku telah membuat dia terluka. Seharusnya aku jujur kepadanya. Bahwa hatiku tak lagi utuh untuknya. "Steff.." Nara menggenggam tanganku. Aku hanya bisa menatap kakiku yang mulai merasa tidak nyaman. "Aku mau jujur.." Nara menatapku dalam. "Apa?" Aku hanya bisa tersenyum. Sebenarnya aku sedikit khawatir. "Kayaknya hubungan kita gak akan lama lagi deh.." Nara tertunduk. Jantungku seakan berhenti berdetak. Telingaku seakan tak berfungsi dengan baik. "Apa nar?" Aku berusaha memahani arti dari katakata nara tadi. Air mataku mendorong dirinya untuk jatuh. "Aku sayang kamu steff tapi aku tau hati kamu bukan lagi buat aku" nara menggenggam tanganku erat. Tangannya basah. "Nara.... Aku...." Hatiku terasa sesak. air mataku tak dapat kutahan. Aku menangis. Nara mengusapnya. "gak usah nangis steff aku tau kok hati kamu bukan buat aku lagi jadi ya buat apa kita pacaran" kata kata nara semakin memparah keadaan. "Nara.. Aku sayang kamu nar... Kenapaasih.." Aku berusaha meyakinkan nara. "Fio sayang kamu steff.. Kejar dia.. Dialah yang terbaik buat kamu" nara bangkit dari duduknya dan meninggalkanku sendiri. Bayang bayang tubuh nara hilang seakan terbawa angin yang berlalu. sepi. Aku hanya bisa mengulang kata kata nara yang terakhir hingga membuat kepalaku penat. Aku bangun dan menaruh beberapa uang dan pergi berlari.

Fio

"Nar lo gila" gue berusaha menahan emosi gue. "Maafin gue fio. Gue gamau steffi tau tentang ini.." Nara tertunduk. "Apa susahnya sih jujur? Pake bawa bawa nama gue segala lagi" kata gue gemas. Ingin rasanya menonjok wajahnya hingga bonyok. "Maaf fio gue gatau alasan apa yang tepat" nara masih terpaku ditempat duduknya. "Gini ajadeh lo sekarang telpon dia dan jujur" gue berusaha memberi solusi. "Fio... Gue gamau steffi semakin tersakiti sama gue..." Nara terdiam sesaat. "Nar sebelum terlambat" gue memberikan hp gue. "Enggak fio.. Udah ya. Gue tau lo suka sama steffi. Jadi mending lo kejar dia. Lo gausah khawatirin gue ya. Besok gue balik lagi ke amrik titip salam ya sama steffi" nara berbalik dan keluar dari kamar gue. "damn" gue hanya bisa merutuki semua ini.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang