part 4

3.7K 120 0
                                    

          “Ndrie, gue ikut mobil loe sampai pertigaan depan yah ? gue mau ke supermarket.” pinta Arya dengan seulas senyum.

                 “Kak ??” Brina terkejut dengan perubahan sikap Arya yang tiba-tiba baik.

          “Biar bagaimana pun dia pacar kamu, jadi cepat atau lambat Kakak harus bisa menerimanya bukan ?” sahutnya ringan.

            “Makasih yah kak.” ucapnya lalu memeluk.

        Setelah mobil Freed merah meluncur menjauh dari halaman, Brina mendengar handphonenya berteriak di ruang tamu. Belum sempat Ia menjawab namun sambungan tersebut sudah terputus. Matanya tidak sengaja melihat dompet merah yang tergeletak di atas sofa coklat miliknya. Matanya melebar dan seulas senyum tersungging ketika Ia melihat foto dirinya terpajang di dalam dompet Andrie. Foto itu hanya memperlihatkan sisi kanan wajahnya yang kala itu tengah duduk sembari membaca buku di perpustakaan.

            Brina bergegas berlari untuk mengembalikan dompet tersebut dengan harapan Andrie ikut Arya masuk ke dalam supermarket. ketika pertigaan telah terlihat olehnya, seketika itu pula mata cantiknya melebar saat mendapati Kakaknya dengan liar memukuli Andrie tanpa rasa kasihan.

            “Kak !!” pekiknya keras membuat keduanya menoleh.

            Brina berlari mendekati namun Arya kembali memukuli Andrie semakin brutal “Cukup kak !! CUKUP !!” teriaknya sembari menarik tubuh Arya menjauh dari tubuh Andrie yang sudah tak berdaya dan penuh luka.

            “Minggir Brina ! dia harus mendapat pelajaran karna telah membuat kesalah pahaman di antara kita !” sahutnya sembari mendorong tubuh adiknya.

            Brina jatuh terduduk di aspal “Apa ??” ucapnya terkejut sembari menangis lalu Ia segera berdiri dan membalikkan tubuh kakaknya “Cukup !!” bentaknya di tengah isak.

            “BRINA !!” teriak Arya tak mau kalah lalu Brina segera menampar pipi sang Kakak dengan sangat keras “Kenapa kamu……”

             Selanya sembari berteriak “Bukan Andrie, kak !! tapi kak Jelita !!”

            “Apa ??” ucapnya terkejut sembari menjauhi tubuh Andrie.

            “JELITA BUKAN ANDRIE !!” teriaknya menegaskan lalu mendekati tubuh kekasihnya yang telah babak belur dan pingsan “Andrie bangun ? bangun sayang ? jangan buat aku takut.” ujarnya dalam tangis sembari memeluk tubuhnya “AKU BENCI KAKAK !!” teriaknya histeris sedangkan Arya duduk terpaku dengan bersandar pada tiang listrik.

            Mobil Audi R 8 berhenti tepat di pertigaan jalan. Di jalanan yang sangat sepi tersebut Bass melihat sahabatnya duduk menyandar terpaku dengan wajah shock pada tiang listrik. Mata Bass segera menyipit ketika melihat tak jauh dari Arya, sosok Brina tengah menangis histeris sembari memeluk seseorang yang telah berlumuran darah.

            “Ada apa ini, Ar ? kenapa selarut ini kalian ada di jalan ?” tanyanya bingung namun Arya sama sekali tak bergeming “Astagfirullah ! Ar, apa ini perbuatan loe ?” ujarnya setelah melihat ternyata sosok Andrie yang berada dalam pelukan Brina “Kita harus segera bawa dia kerumah sakit. Ayo Brin !” usulnya lalu memapah Andrie di bantu Brina ke dalam mobilnya “Loe nggak ikut, Ar ?” namun dia tetap tak bersuara.

            “Ayo kak Bass !!” teriak Brina mulai panik.

            “Ya udah loe cepet balik dan bawa mobil Andrie sekalian. Nanti gue temui loe di rumah.” perintahnya lalu masuk ke dalam mobil dan mengendarainya.

Senyuman Terakhir BrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang