Birdella's POV
Aku sudah hampir setengah jam mencari ponselku yang hilang secara misterius di atas tempat tidurku. Aku sudah mencarinya kemana mana namun tidak ada. Apa jangan-jangan jatuh di Toilet, ya? Tapi, aku tidak membawanya tadi ketika buang air. Aku hanya meletakkannya di tempat tidur tapi setelah kembali tidak ada.
Harry? Apa jangan jangan Si Gila itu yang mengambil ponselku. Dia sudah pulang bersama Dad nya tadi, dan langsung masuk kamar, mungkin karena kelelahan. Aku tidak enak jika menganggunya, mana mungkin dia mengambil ponselku. "Birdella, kau sedang cari apa?" aku langsung berdiri setelah merangkak pada sekitar ruang tamu untuk mencari ponselku.
"Odette?"
"Ya, ada apa? Aku bertanya, apa yang kau cari."
Aku menghembuskan nafas kasar. Mana mungkin, gadis setengah jadi ini mengetahui letak ponselku, kalau dia baru saja pulang setelah hangout seharian. "Ponselku. Kau lihat tidak?"
"Ponselmu? Aku tadi melihat Harry terkikik di dapur dan aku tidak tahu apa yang sedang anak mommy itu tertawakan. Kurasa itu ponselmu. Ponselmu warnanya hitam 'kan?" sial, apa yang Harry tertawai. Aku langsung berlari menuju dapur. Awas saja playboy gadungan itu.
Kurasa tidak perlu sampai dapur. Aku mendapati Harry di lorong menuju dapur dan dia sedang duduk di lantai sambil tertawa tidak jelas. "Harry! Ponselku!" bukannya takut ataupun mengembalikan ponselku, Harry justru melambaikan tangannya seperti seorang artis yang sedang menyapa penggemarnya. "Harry!"
"Iya, sayang..."
"Apa yang kau lihat. Kembalikan ponselku!"
"Woah, dulunya kau seorang model?" Harusnya aku membawa ponselku tadi. Aku yakin, wajahku sudah seperti kepiting rebus.
Aku berusaha meraih ponselku yang ada di tangan di tangan Harry tapi tidak bisa karena dia melompat. "Aku ambil satu, fotomu, ya." Sialan.
"Tidak akan. Kembalikan ponselku." Harry tersenyum tipis dan miring. Harry memasukkan ponselku dalam resletingnya, aku harap bukan di dalam boxer atau di dalamnya lagi. "Harry!"
"Aku akan mengembalikan ponselmu. Tapi jawab pertanyaanku. Kau berasal dari mana." dari dunia lain! kalau saja wajah Harry tidak serius aku bisa saja, mengada-ada.
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. Untuk apa Harry menanyakan itu, aku harus jawab apa. Harry menaikkan sebelah alisnya kemudian mendekatkan bibirnya pada telingaku. "kau bukan orang biasa 'kan."
Aku menggelakkan tawaku. "Astaga iya. Kau jangan bilang-bilang ya. Aku dari dunia kapur."
"Aku serius. Maksudku, kau sama denganku 'kan. Kenapa kau kerja padaku."
Aku mengibaskan tanganku ke udara seraya tertawa kecil untuk menutupi rasa gugupku. "Ha, apa sih Harry. Aku kerja untuk mendapatkan uang."
"Kau sudah mendapatkan itu semua. Kau jangan bohong Birdella. Sekarang jawab pertanyaanku." Harry mencengkram pergelangan tanganku. "Kau lari dari rumah mu 'kan.".
"T-tidak."
Harry melepaskan cengkramannya kemudian mendorong aku ke tembok. Apa maunya orang ini. "jawab atau aku akan. Aku akan. Hah! aku akan menciummu."
Aku melipat lengan depan dadaku. "Aku sudah jujur."
"Ayolah Bi, aku juga lupa selama ini, aku belum tahu kau ini dari mana, dimana keluargamu, berapa saudaramu, apa hobby mu, berapa jumlah gigimu, dan lain lain."
"Menyingkirlah, aku akan menjelaskan itu semua, setelah aku berstatus bukan asistenmu lagi, atau yang Cleo sebut pembantumu."
"Aku membaca pesanmu dengan Lewis itu. Apa dia supirmu?" aku menahan tawaku. Poor Louis, sudah jadi single sampai badannya ditumbuhi lumut dan sekarang Harry mangatakan kalau dia adalah supirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Birdella
Fanfiction[✔ ️| harry styles fanfiction] Aku baru menarik pintu ruangan yang ditempati oleh tuanku, aku melihat dia sedang duduk pada kursi singgasana miliknya sembari menaikkan kedua kakinya diatas meja. Tiga kancing atas bajunya terbuka dan kepalanya...