Author's POV
"Hey," sapa Pixie lalu ikut duduk pada ayunan yang juga diduduki Birdella. Sekarang gadis itu sudah resmi menjadi ipar dari Birdella. Ia menikah dengan Louis beberapa bulan yang lalu. Karena Pixie menikah dengan Louis, jadi ia dan Birdella semakin akrab layaknya saudara. "Kau masih memikirkan Harry."
"Oh c'mon, apapun yang aku lakukan bahkan diam seperti sekarang kalian selalu menuduhku sedang memikirkan Harry. Aku bahkan sudah melupakannya," runtuk Birdella. Ia menggerakkan ayunannya dengan pelan sembari menatap kedepan tak mau melihat Pixie yang ada di sampingnya.
"Semenjak kau melarang Harry menemuimu, kau benar-benar tidak bertemu dengannya?" tanya Pixie. Birdella hanya mengangguk mengiyakan.
Birdella memblokir Harry pada semua akses yang bisa membuat keduanya terhubung, bahkan sebisa mungkin Birdella menghindari orang-orang yang ia ketahui mempunyai hubungan dengan Harry. Ia sudah berusaha melupakan Harry dan sekarang fokus Birdella hanya untuk pria yang dikenalkan ayahnya untuknya. Hubungan Birdella dan Jamey semakin dekat dan Birdella berencana akan menurut jika Jamey mengajaknya ke hubungan yang lebih serius.
"Harry menghubungiku kemarin," kata Pixie berharap Birdella menanggapinya. "Bukan hanya kemarin tapi ia sering menghubungiku. Ya, hubungan kami masih baik sampai saat ini."
"Terus. Kau selingkuh dengannya?" tanya Birdella dengan nada tidak peduli.
Pixie langsung menggeleng cepat. "T-tentu saja tidak."
"Baguslah. Ngomong-omong apa saja yang biasa kau bicarakan dengan playboy gadungan itu. Maksudku mantanmu." Pixie tersenyum karena tanggapan Birdella.
"Keadaanku, Louis dan dia juga sering menanyakan keadaanmu."
"Katakan padanya kalau aku sudah bahagia, bahkan semakin bahagia tanpa ada dia yang membebani aku," ujar Birdella.
Birdella juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau dia agak merindukan Harry. Biar bagaimanapun rasanya aneh setelah tinggal bersama Harry selama berbulan-bulan lalu ia langsung memutuskan untuk tidak melihat Harry lagi. Tapi ini satu-satunya cara yang Birdella yakini akan berhasil membuat perasaannya kembali seperti dulu saat ia pertama kali bertemu dengan Harry.
"Birdella, kau yakin tidak ingin menemui Harry lagi? Maksudku hanya sekedar mengobrol," kata Pixie dengan sangat hati-hati.
"Aku sudah mengatakan berkali-kali kalau aku akan menemuinya di pernikahannya nantinya, kecuali kami bertemu secara tidak sengaja," tutur Birdella. Ia juga berharap jangan sampai pertemuan tidak disengaja itu tidak akan terjadi.
"Okay."
"Ngomong-omong. Aku tidak peduli ini, tapi- aku hanya ingin tahu apakah sifat playboy pria itu sudah hilang. Apakah sekarang dia masih punya pacar?" Birdella mengangkat kedua alisnya menunggu jawaban Pixie.
"Bahkan yang kutahu dia berencana akan menikah."
"Apa?" Birdella langsung mengubah ekspresi terkejutnya menjadi biasa biasa saja, "Maksudku, wow. Selamat untuknya. Itu cukup hebat. Dia berani mengambil langkah seberani itu. Apakah calon istrinya adalah Wanda?"
"Aku tidak tahu karena aku takut terlalu mengorek urusan pribadi Harry. Tapi bisa saja tebakanmu benar," tutur Pixie. Ia juga yakin kalau tebakan Birdella benar, karena menurutnya Wanda adalah paket lengkap untuk Harry. Perempuan itu nyaris sempurna. "Bukankah Cassie maksudku ibu dari Harry ingin Harry menikah dengan gadis pujaannya."
Birdella tertawa getir, "Itu hanyalah semacam ancaman. Mungkin maksud Cassie, ia menginginkan Harry menikah dengan wanita yang diinginkan Cassie tapi yang membawa gadis itu adalah Harry, bukan Cassie yang membawakannya untuk Harry. Lagipula kurasa Wanda masuk dalam kategori menantu idaman Cassie. Wanda memiliki segalanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Birdella
Fanfiction[✔ ️| harry styles fanfiction] Aku baru menarik pintu ruangan yang ditempati oleh tuanku, aku melihat dia sedang duduk pada kursi singgasana miliknya sembari menaikkan kedua kakinya diatas meja. Tiga kancing atas bajunya terbuka dan kepalanya...