Bab 4

1.5K 95 5
                                    


"Keisha....."Teriak Maya heboh.

"Ya May??"Tanyaku cuek.

"Udah dapet nomer telponnya Kak Fandy belum,,,tinggal 12 hari lagi nih Kei"Tanya Maya panik.

"Nggak usah panik,, serahin semua sama Gue May,,, pasti Gue bisa kok,,, percaya deh!"

"Oke... Tapi tau nggak Kei,,, Gue bosen banget tau nggak... Itu tuh,,, si Jessy yang fondationnya ampek 10 kilo nantangin Gue terus Kei,,,, Dia bilang kalau Kita nggak bakalan bisa dapat wawancara eksklusif dari Kak Fandy dkk"

"Tenang aja.. Lu nggak usah dengerin celotehan mereka deh May,, tenang... Gue pasti bisa kok... Bantu sama doa ya"

"Haha.. Pastilah.. Gue nggak putus-putus ngedoain Elu Kei,, apalagi si Della tuh.. Mana dia yaa?? Kok tumben belum dateng?"

"Rapat Rohis mungkin"Jawabku asal.

"Yaudah, Gue ke kelas dulu ya.."Pamitku.

"Ok,,, Gue juga.. Bye Kei"

*******

Jam 13.00 WIB.

Setelah acara telpon-telponan dengan Kak Fandy sore kemarin, akhirnya Aku memutuskan untuk minta bertemu di taman ini. Dan untungnya Kak Fandy mau..
Duh.... Kenapa Gue jadi nervous mendadak gini sih??? Perasaan biasa aja deh,,, Gue kan sebelumnya udah pernah ketemu sama Dia??

"Hufft... Keisha tenang dong.... Inget,, jangan sampai Kak Fandy tau kegugupanmu... Okey"Kataku dalam hati.

"Sudah lama?"Kata suara serak yang tiba-tiba menghampiriku.

Duh... Gue kira hantu... Beneran deh,,, Kak Fandy mah serem abis wajahnya.. Tanpa senyum lagi.

"Keisha mau ngomong banyak Kak,,boleh????

"Oh... Ngomong apaan?? Penting nggak??"Tanya nya dengan nada datar.

"Yaa penting banget Kak,,, emm.. Bisa dimulai???"

"Saya nggak mau ada di tempat sepi begini,,, kalau Kamu mau,, ayo ikut Saya"Katanya sambil menatapku tajam.

Akhirnya Aku mau dan berjalan di belakang tubuhnya yang.. Ehemm.. Sangat gagah.
Ia lalu menyuruhku masuk ke dalam mobil dan kemudian mungkin,,, itu supir pribadinya mengemudikan mobil dengan tenang.

Lima belas menit di dalam mobil membuatku mati gaya mode on. Kak Fandy sama sekali nggak mau mulai untuk ngomong. Dia malah asyik menatap lurus ke jalan sambil sesekali melirikku dari kaca mobil.

"Kamu lapar?"Tanya nya.

"Emm... Iya Kak..."Uppss... Idih.. Ilfiel banget Gue...Kenapa Gue harus ngaku sih kalau Gue laper banget???

"Udah kuduga.. Ya udah kang,, berhenti di Cafe ini aja ya.."Ucapnya sambil menunjuk Cafe mungil di sebelah kanan jalan.

Setelah mobil berhenti, dengan isyarat mata Kak Fandy menyuruhku untuk turun.

"Kang Iwan,, mungkin Saya mau berbicara serius sama Adik ini,, jadi Saya mau satu meja dengannya... Kang Iwan boleh duduk di sekitar meja kami,,, silahkan pesan apa saja Kang,,, Saya permisi dulu ya"Ucapnya panjang.

Eitz.... Apa yang Dia bilang tadi?? Adik??? Iih.... Sok tua banget sih,, gayanya ituloh, bikin enneg pas dia manggil Gue Adik tadi.

"Duduk"Perintahnya.

Aku lalu duduk dan membuka daftar makanan disitu. Asyik Aku memilih-milih makanan dan minuman sampai Aku lupa kalau Kak Fandy lagi duduk manis di depanku.

Bersahabat Dengan rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang