Part 11

7.1K 471 2
                                    

Tidak terasa aku sudah setengah tahun berkuliah disini, banyak hal yang aku pelajari di kampus ini, bahkan arti dari hidup pun aku pelajari.

"Barang-barang nya udah dimasukkan ke dalam tas semua Al?". Tanya Bunda

"Iya Bun, lagian Alya cuma bawa dikit ko Bun, bawa gamis dan jilbab soalnya kalau bawa rok bikin tas tambah berat". Jawabku

"Bunda sebenarnya senang kamu bisa ikut acara tafakur alam sama anak LDK, tapi bunda jadi kesepian deh gak ada kamu". Ucap bundaku.

"Tenang aja bunda, putri bunda yang satu lagi kan gak ikut LDK ko". Ucap Ana yang sudah ada di pintu kamar ku.

"Itu dia bunda jadi lebih khawatir lagi An, karena kamu gak ikut nanti Alya bikin ulah lagi disana hehe". Ucap bunda meledekku

"Iihhh bunda.. Ya gak lah, Alya kan udah gak kaya dulu lagi huuu". Ucapku pura-pura ngambek

"Yee gak pantes udah gede masih ngambek aja, sini sini sini". Ucap Ana yang tiba-tiba menggelitik pinggangku, akhirnya aku bunda dan Ana bercanda bersama.

LDK mengadakan acara tafakur alam, awalnya aku tidak ingin ikut acara tersebut karena Ana tidak ikut, tapi Ana terus memaksaku untuk ikut, katanya bagus dapat meningkatkan ukhuwah Islamiyah.

Ana tidak ikut karena dia sedang mengikuti bimbingan untuk skripsinya, yupz Ana sudah memasuki semester 6 katanya si dia mau kuliah tiga setengah tahun aja oleh sebab itu dia udah membuat skripsi.

Oh iya aku lupa bilang kalo Ana memang lebih tua dari aku, dia seumuran dengan Rafael, Aku sudah menganggap Ana sebagai kaka aku sendiri walaupun Ana tidak mau dipanggil kaka, katanya si dia merasa tua kalau di panggil seperti itu.

Semenjak Ana datang ke rumah ku dan berkenalan dengan keluargaku, seketika keluargaku langsung sayang kepadanya, mungkin karena Ana memang anak yang santun dan sangat beda dengan aku yang dulu hehehe, oleh sebab itu bunda sudah menganggap Ana sebagai anaknya sendiri, bahkan eyang putri menangis saat akan pulang ke Solo, dia bukan menangisi karena berpisah dengan aku, tapi eyang putri menangis karena bakal jauh dari Ana, kasian ya aku hehehehe.

Tapi aku tetap bahagia karena bisa melihat Ana bahagia mendapatkan kasih sayang keluarga yang sudah lama ia rindukan, kadang aku berfikir akan kah aku sanggup berada di posisi Ana.

__________

"Ingat ya sayang jangan bikin ulah di sana, jangan tinggalkan sholat dan tilawah juga, trus jangan berkata atau berbuat sembarangan di daerah orang, dan jangann...".

"Stop Bunda, iya Alya tau jangan membuat keributan apa-apa disana". Ucapku memotong ucapan bunda.

"Bunda itu udah ngomong itu berkali kali tau bun, orang mah bilang hati-hati kek ke anak nya ini malah pesennya jangn bikin ulah, weleh weleh". Ucapku lagi sembari menggeleng gelengkan kepala.

"Iya bunda tenang aja, Ana yakin ko Alya dapat mengendalikan dirinya sendiri, masa udah berpakaian syar'i masih bikin ulah aja si hehe". Ucap Ana yang ikut mengantarkan aku ke kampus tempat berkumpul sebelum pergi ke Sukabumi, dimana tempat tafakur alam diadakan.

"Jaga diri ya sayang dan ingat semua nasihat bunda". Ucap bunda sembari memelukku.

"Bunda kaya aku mau jihad aja deh pake nangis begini". Ucapku menghibur bunda dan bunda pun tertawa.

"Alya Azizah Wibowo". Ucap Ka Diandra kaka senior ku, dia termasuk panitia dalam acara kali ini.

"Tuh Al Diandra sudah memanggilmu untuk naik ke dalam bis". Ucap Ana mengingatkan.

"Yaudah Bunda, Ana ... Alya jalan dulu ya, kalian harus kangen Alya". Ucapku sembari memeluk bunda dan Ana bergantian.

"Assalamualaikum". Pamitku

Bismillah, Be MyselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang